Davy Charrier ketakutan untuk pertama kalinya. Tubuhnya gemetar, tidak mampu menggerakkan anggota geraknya. Serasa ada sesuatu yang tidak bisa dia dilakukan.
Kereenyaga tersenyum tipis. Berjalan sekaligus ada niatan untuk mengakhiri pertarungan tidak berarti. Selangkah demi selangkah Kereenyaga berjalan, Davy mendengar hentakan kaki secara kasar. Terdengar suara kencang yang ada di sekitarnya. Menyisakan dirinya saja. Kedua matanya kosong. Berusaha menepis fakta, bahwa mereka memiliki kemampuan yang sama kuatnya dengan dia di masa lalu. Tetapi, yang membuatnya ketakutan adalah orang itu tanpa ampun menghabisi para prajurit.
"Kau mungkin lebih kuat di antara para ksatria lainnya. Tapi biar kukatakan sekali lagi. Percuma saja kau mengalahkanku, Davy Charrier. Akui faktamu, bahwa kemampuanmu masih di bawah rata-rata. Bahkan, kau saja tidak mengalahkanku dengan mudah. Masih sesumbar ingin sejajar dengan Komandan Idi Amin?"
"Apa yang kau—"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com