Sepatu kulit pemuda itu berdecit seperti baru. Dengan semangat masih membara, ia berjalan sembari membawa toga dan topi hitamnya. Langkahnya cepat dan pasti hingga membuat rambut hitam menawannya menari bak sutra. Ia bahkan rela menipiskan kumis dan janggut tebal kebanggaannya untuk hari penting ini. Sesekali diusapnya jubah hitam yang menutupi pakaian berkerah lengan pendek yang sudah rapi itu, dan sebentar-sebentar diperhatikannya bros elang dan globe yang tersemat di dada kirinya. Andai saja pemuda itu memiliki mata belakang, agar dirinya bisa melihat logo Time Travel Academy yang ia banggakan itu. Tak lupa dipastikannya pedang Hellreaver kesayangannya menggantung di pinggang. Pedang yang memancarkan api yang terus berubah-ubah warna tiap kali dicabut dari sarung baja itu. Dan hitam pekat adalah favoritnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com