webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
530 Chs

Menikmati Perdebatan Ibu Dan Anak

Sebastian menikmati sore hari yang menyenangkan, ia sedang melihat anak dan istrinya berdebat tentang bibit yang akan di tanam.

"Mom, inikan kebunku." Brayn mengingatkan.

"Iya, mommy tau, tapi kan papamu buatnya sangat luas, kita bisa tanam buah juga." Brayn menggeleng.

"Aku ingin tanam semua tempat ini dengan sayuran, jika kita gabung dengan buah, terlihat tidak bagus." Jelas balita itu yang sudah mengenakan pakaian berkebun begitupun dengan alat tempurnya.

Sudah cocok jadi anak petani.

"Roshie akan kesulitan mengolah banyak sayur yang kita tanam sayang." Anna menatap kepala pelayan itu untuk meminta dukungan.

Baru ingin Roshie berucap, balita itu langsung menyela, "kita bisa bagi ketempat nenek Loui, bibi Alya harus makan sayur sehat, agar calon adikku juga sehat."

"Adikkmu juga suka buah."

"Adikku akan lahir sebelum buah itu tumbuh tinggi, mungkin jika dia sekolah baru berbuah." Anna menatap suaminya, tapi pria itu mengedikkan bahu, tanda tidak ingin melerai.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com