webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
530 Chs

Bukannya Dia Paling Tidak Bisa Jauh Dari Wanita Ini?

"Hai Ann, duduk." Darren menyapa adik iparnya ramah saat Anna masuk kedalam ruangannya, ia mengernyit aneh melihat Lucas yang turut serta bersama Anna.

"Luc, tunggulah di luar." Perintah Anna. Lucas mengangguk dan kembali keluar.

"Kenapa monster itu yang menjagamu?" Darren tertawa geli. Anna dia tidak menjawab.

"Sekarang katakan ada keperluan apa kamu kemari?" Darren mengambil dua botol air mineral dan sebuah gelas lalu ia letakkan di atas meja serta turut duduk bersama Anna di sofa.

Sebagai direktur utama rumah sakit sudah pasti ruangan Darren memiliki ukuran yang lebih luas dari ruangan staff yang lain, tapi tidak sebesar ruangan suaminya. Ruangan Darren lebih hangat dengan berberapa tumbuhan hijau yang menyegarkan.

"Kamu tau Sebastian ke New York?" Darren hampir tersedak mendengar pertanyaan Anna.

"Maaf," cicit Anna segan.

Selesai menelan air yang ia minum lalu meyambar tisu dan menyeka mulutnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com