webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
530 Chs

Bukan Urusan Kita, Sekarang Ayo Jalan-Jalan

Setelah sarapan, sekarang bercengkrama di halaman belakang, dan mereka di kejutkan dengan kehadiran kepala desa serta beberapa perangkat lain di sana ada juga Zaenal yang hidung dan tangannya di perban.

Sebastian tidak mengizinkan pria itu masuk kedalam villa, jadi pertemuan di adakan di halaman. Jefri dan perangkat lain tidak masalah namun Zaenal merasa terhina.

"Kedatanganku kemari dengan niat baik, kenapa kau tidak izinkan kami masuk kerumahmu? Apa sopan menyambut tamu begini?" Perangkat desa yang mendengar itu mendengus kasar, pria tua ini tidak sadar diri. Dia saja jika ada orang yang datang kerumanya tidak boleh masuk walau hanya dalam dipan.

"Kalau begitu kami bicara di dalam dan kau tunggu di luar, kau bukan tamuku." Anna yang mendengar itu sebenarnya ingin tertawa tapi iba. Sebastian bukan orang yang cocok di jadikan lawan debat, tapi pak tua ini tidak mengambil pelajaran dari kesalahannya semalam.

"Kau terlalu sombong."

"Bukan terlalu, aku sangat amat sombong."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com