"Pah, saya tahu mama sakit. Tapi tidak seharusnya papa menghianati mama seperti ini. Apakah papa tidak bisa setia dengan mama? Katanya papa tidak akan menikah apa pun yang terjadi, kok papa malah bawa anak sih ke rumah ini? Apakah besok-besok papa akan membawa istri baru papa juga? Kenapa tidak sekalian saja membawa mereka secara bersamaan. Agar papa melihat mama semakin depresi. Saya kecewa dengan papa." Ucap putra mengakhiri perkataannya dengan nafas yang tersengal-sengal karena cara bicaranya begitu lancar. Seakan dia sangat menghafal teks yang di bicarakannya tadi.
"Dengarkan papa bicara dulu!" kata Pak Ardenia mencoba menenangkan anaknya yang salah paham.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com