webnovel

Suamiku Mencariku(Bar)

"Kalian menemukannnya?"

"Tidak becus. Gak berguna untuk menemukan seorang wanita saja tidak bisa. Apa kalian hanya bersantai-santai? Cari dia dan temukan sekarang juga! Atau tidak kalian akan kehilangan pekerjaan kalian." Kai memutuskan telepon secara sepihak.

"Stay cool bro. Stay cool."

" Apa kau gila! Wanita itu istriku!" sungut Kai tak bisa tenang. Temannya ini mana mungkin memahaminya.

"Ow... " Pria itu mencelos mendengar perkataan Kai.

"Sejak kapan kau nikah? Kurang ajar sekali kamu. Teman sendiri tak diberi tahu."

Kai hanya mendesah dan duduk melipat kedua tangan di dada. Pernikahannya dan Ella kala itu cukup besar dan mewah. Hanya saja secara diam-diam Kai melarang pernikahannya diupload ke publik tanpa sepengetahuan keluarganya.

Pusing. Kepalanya sakit. Sudah seharian ia mencari Ella bahkan mengarahkan seluruh anak buahnya untuk menemukan istrinya itu namun hingga sekarang tak kunjung ketemu. Jika Ella sampai kenapa-kenapa Kai lebih baik mengakhiri hidupnya daripada berhadapan dengan mama papanya.

Kai mengerti Ella sakit hati padanya. Namun dia terlalu kekanak-kanakkan dengan bertindak seperti ini.

Melihat kekhawatiran Kai pria yang bernama Aldo pun berdiri dan menepuk ringan bahu Kai.

"Biar cepat ketemu aku akan meminta rekan-rekanku juga untuk mencari istrimu."

Kai mengangguk. "Thanks, bro!"

Aldo mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan ruangan Kai.

Pukul 08.00 kekhawatiran Kai seharian akhirnya membuahkan hasil. Anak buah Aldo telah menemukan keberadaan istrinya. Anak buahnya juga telah mengkonfir bahwa Ella benar berada disana.

Rahangnya mengeras melihat lokasi yang diberikan berada di sebuah bar. Berani sekali istrinya itu pergi ke bar. Kai tidak masalah dengan hal itu. Hanya saja bagaimana jika kedua orang tuanya tahu.

Kai segera berdiri dsn mengenakan jas hitamnya dan segera keluar dari ruanganya menuju lift.

"Ella... kau mulai berani main nakal di belangku ya. Mari kita lihat hukuman apa yang akan kau dapatkan," gumam Kai sambil menekankan tombol lift. Lifg segera membawanya menuju lantai dasar dimana sudah ada beberapa karyawan yang menyambutnya dan membungkuk penuh sopan kepadanya.

Kai segera menuju basemen dan menuju mobilnya. Dia segera menyalakan mobil Lamborghininya menuju lokasi bar yang sudah diberikan.

Sesampainya di bar beberapa orang yang menyadari kemunculan seorang Kaian Ferdinand heboh dan menatapnya penuh segan.

Manajer bar bahkan repot-repot keluar untuk menyambut Kai.

"Selamat malam Tuan Kai! Suatu kehormatan bar kami kedatangan tamu seperti anda!" ucap manajer bar mempersilahkan Kai untuk duduk. Namun Kai ke bar bukan untuk bersenang-senang. melainkan untuk menemukan Ella yang entah dimana keberadaan wanita itu sekarang.

"Cepat siapkan minuman terbaik. Kita akan membuat Tuan Kai puas dengan pelayanan di tempat kita," ucap manajer mengarahkan beberapa wanita cantik.

Beberapa wanita cantik bertubuh seksi dengan gaun mini ingin menempel dan memeluk Kai, namun segera dihentikan oleh Kai. Kai mengibas salah-satu jarinya agar wanita-wanita itu menjauh darinya karena risih.

"Tuan Kai saya penggemar berat anda. Boleh minta tanda tangannya?" Alice–asisten pribadi Kai segera mencegah wanita yang ingin menyentuh Kai. Sebagai asisten yang telah bekerja 3 tahun utnum Kai, Alice tahu persi atasannya ini sangat benci melakukan sentuhan fisik dengan wanita asing. Apalagi wanita bar. Namun sekarang istrinya malah bermain di bar. Alice tahu atasannya ini sekarang pasti sedang menahan emosi.

Kai berdiri dan berjalan menghindari kerumunan diikuti Alice dan menajer di belakangnya.

"Tuan Kai apakah anda kesini bukan untuk minum-minum?" tanya manajer yang masih berusaha. Kai bagaikan sebongkam emas yang dilapisi berlian. Miliarder sepertinya harus dijadikan pelanggan tetap jika mau bar miliknya semakin maju.

Sudut bibir Kai melengkung membentuk kerutan di wajahnya.

"Saya kesini bukan untuk minum-minum. Saya mencari istri saya!" ucap Kai yang membuat semua orang tekejut.

"Astaga. Kami tidak tahu istri Tuan Muda Kai datang kesini. Jika kami tahu kami akan–"

Kai tidak mendengar perkataan manajer lagi. Ia mengacuhkan pria setengah baya itu dan menatap ke arah seorang wanita yang terlihat senang minum-minum dan bersenang-senang dengan beberapa orang yang sepertinya sangat dekat dengannya.

Kai melewati keramaian dan mengeluarkan ponselnya lalu menekan salah satu kontak bernama partner. Pria itu segera mendekatkan ponsel ke telinga setelah panggilan terhubung.

"Kau dimana?" ucap Kai dengan dingin tanpa melepaskan matanya dari Ella.

Ella yang sedang berada di ruangan bar bersama teman-temannya menengadah ketika mendengar musik yang sama dari ponsel Kai.

"Mas, apakah di kantormu sedang berpesta?

"Tidak! Sebaliknya aku ingin bertanya pada mu. Apakah kau sudah puas bersenang-senang?" ucap Kai membuat Ella mengadah ke segala penjuru bar. Salah satu teman-temannya yang menyadarinya langsung bertanya padanya.

"Siapa, El? Mukamu pucat sekali."

"Iya. Setelah menerima telepon kamu kelihatan gugup sekali... seperti di telepon suami. Hehe!"

"Kamu kayak udah bersuami aja. Pasti mama Bapakmu kan!"

Ella tersenyum getir mendengarnya. Dia memang sudah menikah. Dan yang meneleponnya sekarang ini adalah suaminya.

"Aku.. aku sepertinya harus segera balik," ucap Ella seraya berdiri namun Maria–temannya menahannya untuk kembali duduk. Sonia, Marvel dan Calya juga sama menahanya.

"Kamu belum minum loh, El!" sungut Sonia menarik lengan Ella.

Ella menggeleng dan menolak tawaran teman-temannya itu. Ella paling lemah dengan minuman beralkohol. Ia ke bar juga karena terpaksa diajak oleh teman-temannya ini.

"Segelas untukmu. Jangan menolak tawaranku!" ucap Maria menuangkan alkohol ke dalam gelas dan memaksa Ella untuk minum.

"Aku gak bisa!" Tolak Ella.

"Ayo! Ayo! Ayo! Minum!" Sorak mereka sambil menepuk-nepuk tangan.

Ella yang tak tahan akhirnya memukul tangan Maria dan mendorong wanita itu hingga gelas di tangan Maria terjatuh ke lantai.

Ella menatap Maria dan teman-temannya yang menatapnya lalu menyeka alkohol di pipinya. Karena merasa tidak enak, Ella dengan terpaksa sendirian menuangkan wine ke dalam gelas.

Ella menutup hidung lalu mendekatkan gelas ke mulutnya. Namun belum juga dimunum, seseorang datang dan menepak tangannya hingga gelas di tangannya melayang dan terjatuh ke lantai.

Ella tekejut dan berbalik menatap orang tersebut. Alangkah tekejutnya Ella mendapati Kai yang telah berdiri di sampingnya dan menatapnya dengan tatapan dingin yang amat menyeramkan di mata Ella dan juga teman-temannya.

"Mas Kai kau disini?" ucap Ella dengan sisa keterkejutannya.

Kai tak menjawab pertanyaan Ella. Wajah dinginnya menunduk dan mengangkat Ella. Kai menggendongnya dan membawanya keluar dari sana.

Teman-teman Ella begitu terkejut entah dia siapa namun setelah datang malah menggendong Ella.

Kai membawa Ella masuk ke mobil dan mendudukan wanita itu disana. Dia segera menjalankan mobil pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan Ella sangat gugup. Kedua tangannya sampai berkeringat dibuatnya melihat wajah Kai yang terlihat sangat marah.