webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
194 Chs

Part 47 - Apakah Kita Bisa?

Cinta selalu datang dari banyak hal. Pertemuan tak tertebak, ataupun kepergian dari berbagai luka yang membuat sesak. Jalan cinta bisa dari beragam cara. Dan pondasi membangunnya salah satunya dengan kita 'percaya.'

Seberapa kepercayaan itu kita tumbuhkan pada kekasih? Adakah itu hanya kata yang melebur begitu saja? Apakah ia hanya kosa kata tak bermakna?

Pun seberapa mengetahui kita makna percaya, belum tentu mudah mengaplikasikannya.

Hari itu, kecurigaan dan kawatirnya Aksa terus memenuhi pikiran Aksa kembali.

"Kenapa jadi kepikiran terus sih!"

"Lagian ngapain juga? Gak mungkin Ayya akan menjalin hubungan dengan laki-laki itu kan?"

"Oh ya aku bisa tanya Nia dulu."

Tanpa menunggu lama, Aksa menanyakan tentang kecemasannya itu. Ia kembali ingin bertanya ke Nia. Meminta pendapatnya.

"Ni...."

"Ya? Tumben nelpon. Ada apa? Bukannya Ayya sudah punya whatsapp sendiri? Kenapa gak langsung nelpon dia aja?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com