webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
194 Chs

Part 142 - Akhir Mimpi Aksa?

Hari itu tiba. Hari dimana penantian jadi hal yang harus dilakukan. Apakah hari itu juga dinantikan kedua orang itu?

"Sejak aku bertemu dengannya, hanya kebencian yang kurasa, dalam sekian bulan, takdir memerjalankanku menikah dengannya. Ya Rabb, apakah ini yang terbaik?"

"Nak... kamu sudah siap?"

"Iya, Bu."

"Niken dimana?"

"Tadi dia di belakang, Bu. Mungkin bentar lagi kesini."

Baru saja dikatakan, perempuan berwajah ceria itu hadir dengan senyum sumringahnya.

"Naya! Aku akan di sampingmu."

"Bu..." sapa Niken sambil mencium tangan Ibunya Naya.

"Nak... doakan Naya, yah?" pinta Kinanthi.

"Iya, Bu. Aku akan selalu doain Naya yang terbaik."

Dari jarak beberapa meter, suasana meriah memenuhi pandangan mata Naya. Berbagai tamu datang menyambut hari pernikahan itu. Hari pernikahan dua orang yang sama sekali tak tertebak akan menikah.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com