webnovel

Akhir dari Segalanya

Alam semesta tak behenti mengembang. Alam semesta menjauhi sesama-nya. bintang terlihat berbinar dilangit malam. cahaya terang dalam kesunyian malam.

author_gaje_ya_kan · perkotaan
Peringkat tidak cukup
10 Chs

Bab 9

Saat malam mulai datang, dan aku masih bekerja

aku tak fokus dalam berbagai hal

aku selalu saja memikirkan nya, langit penuh bintang dan tiba-tiba saja hujan membasahi kota ini

gelap nya malam menambah bayangan ku kepada nya.

Ku coba menepis ini namun ia selalu datang lewati bayang menusuk ke reluk jiwa ini, aku berharap ia baik-baik saja.

Hujan ini selalu membawa kepedihan menemani disetiap gerakan ku, aku selalu saja khawatir kepada bu guru, menanti kerjaan ini selesai.

Aku tak sabar menunggu bis datang, berlari ditengah hujan, lampu jalan terbias air hujan baju pun basah, dalam kedinginan ku coba menghampiri dirinya yang tengah terlelap.

Dalam kedinginan aku duduk sembari tetap menatap lekat wajah nya, ia begitu tenang saat tidur.

Baju basah ku tak menjadi masalah, biar pun tubuh ini mengigil kedinginan

aku akan tetap menjaga nya.

Aku berharap ia baik-baik saja, aku berharap waktu ini masih lama, kenangan ini belumlah terlalu bayak

"apakah ibu guru merasa kesakitan?

Aku berharap anda baik-baik saja

walau aku tau apa yang anda alami tak lah baik."

"Izinkanlah malam ini aku menemani mu dalam suasan hujan dan dinginnya cuaca. Izinkan aku untuk sepuas nya menatap wajah mu karena aku tau bahwa aku tak memiliki banyak waktu lagi untuk menatap wajahmu."

Ruangan ini sungguh pengap, angin kencang masuk kedalam, membawa hawa dingin.

"Raka bangun!"

"Hah!"

Aku rupanya ketiduran, dan baju ku pun sudah kering, ia bertanya kenapa aku tidur disini. Aku hanya takut apa bila ia tak lagi dapat...

Aku tak bisa berkata itu kepadanya, waktu itu semakin dekat.

Aku hanya ingin membuat kenangan lebih bersama nya.

Aku tak ingin kesedihan ini membebani dirinya, aku hanya ingin ia bahagia dengan sisa waktu ini.

Sungguh itu terasa sesakkan dada ku.

Aku berharap saat waktu perpisahan tiba, aku dan dia tak bersedih

aku hanya ingin saat itu, disaat ia menutup matanya ia tersenyum bahagia.

Walau setiap perpisahan pasti akan meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi orang yang ditinggalkan.

Aku ingin menari bahagia dengannya melihat senyum tulus darinya, aku bodoh aku egois aku hanya memikirkan diriku saja, tapi aku percaya tapi aku yakin ini akan membuat ia bahagia dalam setiap waktu.

Menari dalam rerumputan, berputar-putar searah jarum jama, bunga mulai berjatuhan tertiup angin, langit biru.

Masa-masa ini akan berakhir melihat nya saja aku bisa menepis kesedihan.

Kebodohan ku menjadi-menjadi seiring waktu, tangannya begitu dingin, terbaring dengan selang inpus, mata menatap sayu diriku, ia masih sempat tersenyum pada ku.

Warna oranye menembus celah gorden rumah sakit

aku kini terbiasa dengan suasana ini di setiap sorenya.

Malam datang bintang berbinar

ia menjelaskan kepada ku tentang rasi bintang yang ia tunjuk dengan jari lemahnya.

Bulan tampak tak terang kali ini, malam tanpa awan

kemungkinan tak akan ada hujan, sunyi dirumah sakit ini aku sudah terbiasa dengan hal ini.

Perlahan ia tertidur dalam belaian tangan ku di kepala nya yang sudah tak mempunyai rambut itu.

Aku berharap ia tatap kuat menjalani ini.

"aku akan selalu ada disamping mu, menemani mu dalam menjalani semua ini. Tidur lah dan semoga besok akan menjadi hari yang baik untuk kita."