Di musim hujan, angin berhembus dijalanan titik air memercikan kedinginan di kaki. Berkabut penuh halangan di setiap langkah kaki, sepatu basa menyerap air di jalanan, baju seragam ku pun ikut basah.
Kantong plastik ku jinjing, berisi bubur ayam untuknya aku tak tau apakah bubur ayam ini dingin nantinya.
"Kenapa dengan baju mu, mengapa basah?" tanya ia, kemudian aku duduk lalu merogoh kantung plastik berisi bubur ayam itu, menuangkan ke mangkuk yang ada di pojok kiriku, "makanlah." Sembari aku menyodorkan sendok makan kepada nya.
Rasanya waktu semakin cepat berlalu
aku tak tau sejak kapan waktu ini cepat berlalu, aku berharap ini berhenti sejenak, aku tak ingin ia pergi dari ku
hanya, aku ingin terus bersamanya
namun ini takdir yang tak akan pernah dapat aku ubah.
"Kamu bersedih?" Kenapa aku tak bisa, raut wajahku tak bisa berbohong dihadapannya, kenapa aku cengeng sekali saat bersama nya, bisakah aku tak begini.
Cinta tak selalu mendatangkan kebahagiaan bagi sepasang insan yang sedang jatuh cinta, kadang ia menghancurkan harapan bagi yang tengah jatuh cinta.
Aku pernah kalah dalam lomba lari, dan bersedih karena tak bisa menjadi juara. Namun ini lebih menyedihkan bagiku.
Aku hanya berharap ini tak akan terjadi pada ku.
"Bisakah kamu menemani ku melihat senja dibukit itu?"
Aku menuruti apa yang ia minta itu, dan kami pergi ke atas bukit melihat senja jingga di atas bukit hijau.
"Aku bahagia saat ini, walau sepertinya waktu ku hanya sebatas hari ini saja.
Aku bahagia bisa mencintaimu, aku bahagia karena kamu masih tetap bersama ku di saat aku terpuruk melawan penyakit kanker ini. Jika kamu ingin menangis, aku tak akan melarangnya.
Namun sesudah itu aku minta kamu... Ha... Jangan terlalu larut dalam kesedihan... Hu... Aku."
Waktu itu.
Didepan mata ku sendiri ia menghembuskan nafas terakhirnya, aku tak bisa mengontrol diriku, aku menangis sejadi-jadinya.
Memeluk tubuhnya sekuat tenagaku.
"ASIA!!!!!"
Kita sama-sama berjalan dengan kamu menyender di bahuku
Hal-hal yang tidak penting selalu kita tertawakan sambil menatap langit yang biru
Jika aku mendengar lagi suara mu, suara yang cukup lucu itu.
aku selalu tertawa dan kemudian menangis lagi
Saat kamu tak ada disini, aku menjadi kesepian
Tapi ketika aku mengatakan kalau aku kesepian, mungkin kamu akan menertawaiku
Aku pun terus memikirkan mu, memikirkan tentang cita-cita kita
Yaitu cita-cita tentang hidup dalam sebuah kebersamaan
Seperti langit setelah hujan, udara yang segar, aku tersenyum mengingat mu
Aku mengingat senyum mu yang ada di pikiranku, kemudian aku menangis
Tentu saja, aku cukup cengeng.
Sama seperti waktu itu.
Kamu selalu bersikap ke kanak-kanakkan, kamu begitu manja dengan ku, selalu mencium ku disaat aku lengah
Kapan pun aku merasa kesepian dan mulai bersedih
Bayangan mu selalu menghiburku, menemani ku menjelang tidur
Aku penasaran apa kamu bisa melihat ku
Dan apa yang kamu lihat dari sana
Jika kamu melihat ku
Aku akan melambaikan tangan ku, lalu berteriak sekencang-kencangnya.
Dari banyaknya butiran air hujan, masih tak sedingin dirimu
Bahkan jika aku tau kamu akan pergi meninggalkan ku, aku akan tetap menangis
Suatu hari, kita akan bertemu di surga.
Memiliki hubungan yang indah dan memulai semua nya
Aku ingin disaat itu kita berdua tertawa bahagia bersama
Pada hari itu, aku berharap kita akan bahagia bukan bahagia sementara namun bahagia yang kekal.
Aku berharap aku akan bertemu denganmu lagi
End