webnovel

Aiden: Shadow Warrior

Di dunia yang diperintah oleh kekuatan magis yang kuat, seorang pemuda bernama Aiden tumbuh dalam kegelapan dan kesepian setelah kehilangan keluarganya dalam serangan pasukan iblis yang ganas. Namun, ketika dia menemukan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memanggil dan mengendalikan bayangan misterius yang memiliki kekuatan luar biasa, takdirnya berubah.

Aguzta_setia · Fantasi
Peringkat tidak cukup
18 Chs

Episode 3

**Pertemuan Tak Terduga**

Saat matahari mulai merayap di langit, Aiden dan Eben memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah kota terdekat untuk mencari perlindungan sementara dan memperoleh persediaan baru. Dalam perjalanan mereka, Aiden terpesona oleh keindahan alam sekitarnya yang masih utuh meskipun kehancuran yang dia alami.

Setelah beberapa jam perjalanan yang melelahkan, mereka tiba di kota kecil yang ramai. Bangunan-bangunan batu yang megah dan jalan-jalan yang ramai dengan pedagang dan pengunjung memberikan kontras yang menarik dengan hutan yang sunyi dan gelap tempat Aiden dan Eben baru saja tinggalkan.

Mereka menginap di sebuah penginapan sederhana di pinggiran kota dan kemudian memulai perjalanan mereka untuk memenuhi kebutuhan. Di pasar lokal, Aiden terpesona oleh keramaian warna-warni dan beragam barang dagangan. Di sana, dia bertemu dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang, masing-masing memiliki cerita unik mereka sendiri.

Tiba-tiba, di tengah keramaian pasar, mata Aiden tertarik pada seorang wanita muda yang berdiri di depan toko bunga. Dia memiliki kecantikan yang tak tertandingi, dengan mata yang cerah dan senyum yang hangat. Aiden merasa tertarik secara langsung padanya, meskipun dia tidak bisa menjelaskan mengapa.

Dengan hati berdebar, Aiden mendekati wanita itu. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Aiden dan menawarkan untuk membantunya membawa barang-barangnya. Wanita itu tersenyum ramah dan menerima tawarannya dengan senang hati. Mereka berdua kemudian menghabiskan beberapa jam berkeliling pasar, berbicara tentang segala hal mulai dari kehidupan sehari-hari hingga mimpi dan aspirasi mereka.

Ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat, Aiden dan wanita itu, yang bernama Elara, duduk di tepi sungai yang mengalir di pinggiran kota. Mereka berbagi cerita tentang masa lalu mereka, tentang kehilangan dan penderitaan yang mereka alami, tetapi juga tentang harapan dan keinginan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Dalam kehangatan momen itu, Aiden merasa dirinya semakin terikat dengan Elara. Ada sesuatu yang istimewa tentang wanita itu, sesuatu yang membuat hatinya berdebar lebih cepat dan membuatnya merasa hidup lagi setelah semua penderitaan yang dia alami.

Namun, saat malam semakin larut, keheningan yang mencekam menyelinap ke dalam keramaian pasar. Sebuah kehadiran gelap muncul di balik bayang-bayang, menimbulkan rasa takut dan kegelisahan di antara para pengunjung. Aiden merasa ketegangan yang memuncak di udara, dan dia tahu bahwa mereka tidak lagi aman.

Dengan hati-hati, dia memimpin Elara keluar dari keramaian pasar, mencoba untuk menjaga dia dari bahaya yang mengintai di kegelapan. Namun, sebelum mereka bisa mencapai keselamatan, mereka dihadapkan oleh sekelompok preman yang bertekad untuk mencari masalah.

Dalam sekejap, situasi berubah menjadi kaos. Teriakan dan suara benturan senjata memenuhi udara saat Aiden dan Elara berusaha melarikan diri dari kejaran preman-preman yang bertekad untuk menghentikan mereka. Dengan cepat, mereka berlari ke jalan-jalan gelap dan sempit yang melingkupi kota, berusaha mencari tempat persembunyian sementara.

Namun, bahaya semakin mendekat. Preman-preman itu semakin dekat, dan Aiden tahu bahwa mereka tidak bisa terus berlari selamanya. Dengan cepat, dia memimpin Elara ke sebuah gang kecil yang tersembunyi di belakang bangunan-bangunan kumuh di pinggiran kota. Di sana, mereka bersembunyi di dalam sebuah bangunan kosong, menahan napas mereka saat suara langkah kaki preman-preman itu semakin dekat.

Dalam kegelapan yang menyelimuti mereka, Aiden menatap Elara dengan tatapan penuh kekhawatiran. Dia tahu bahwa mereka harus mencari cara untuk meloloskan diri dari bahaya yang mengancam mereka, tetapi dia tidak yakin bagaimana caranya. Dengan hati-hati, dia memegang tangan Elara dan berbisik padanya, mencoba untuk memberinya semangat dan keyakinan.

"Kita akan melewati ini bersama, Elara," bisiknya dengan suara lembut. "Kita harus tetap tenang dan mencari cara untuk keluar dari situasi ini."

Elara menatap Aiden dengan mata yang penuh ketakutan, tetapi dia mengangguk dengan mantap. "Aku percaya padamu, Aiden," katanya dengan suara lembut. "Kita akan melewati ini bersama-sama."

Dengan hati-hati, mereka mendengarkan langkah-langkah preman yang semakin mendekat. Aiden merasa adrenalin membanjiri tubuhnya, tetapi dia berusaha mempertahankan ketenangannya. Dia merencanakan langkah-langkah selanjutnya, mencari peluang untuk keluar dari situasi yang berbahaya ini.