webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
114 Chs

Chapter 72

Raku

"Bwaahh!!! Aku lupa ...", teriak ku setelah menyalakan komputer ku.

Aku yang hendak bermain game ini terpaksa harus berpuasa bermain game hari ini. Karena headphone ku kuberikan pada Haru tadi sore.

"Hmm ... sudah lah ...", gumam ku lalu kembali mematikan layar komputer ku.

Tok tok tok ...

Seseorang mengetuk pintu depan rumah ku.

Apa mungkin itu Haru?

Aku segera berlari ke pintu depan dan membuka kan pintu. Betapa terkejut nya aku ketika yang berada di depan rumah ku adalah Kaito. Ditambah dia menggendong ransel yang biasa ia bawa sewaktu seolah.

"Yo ...", sapa nya dengan wajah datar.

"Woi ... ngapain malem malem kesini?", tanya ku bingung.

"Mau pinjem catetan ... kan aku gak masuk seminggu", jawab nya dengan wajah malas.

"Kok gak minjem Mina?, malah jauh jauh ke sini", aku sedikit bingung dengan nya, apa karena kepala nya terbentur pikiran nya jadi kacau.

"Sekalian mau jalan jalan aja ... cepetan lah ...", pinta nya dengan ekspresi cuek nya.

"Cih ... oke lah tunggu bentar", aku segera kembali ke kamar dan mengambil beberapa buku catatan ku.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Setelah beberapa saat berdiri di depan rumah Raku akhir nya ia kembali dengan membawa beberapa buku catatan nya.

"Nih ... jangan ilang", ucap nya memberikan buku catatan nya pada ku.

"Oke lah ...", aku menerima dan memasukan buku catatan nya ke dalam ransel ku.

"Eh ... ngomong ngomong kamu tau Ai kemana? ... dia juga seminggu gak masuk loh", ucapan Raku yang mengambil perhatian ku.

"He?! masa?! bener?!", tanya ku memastikan.

"Iye ... ternyata kamu juga gak tau ... mending kamu ke rumah nya deh ... takut ada apa apa, ya udah aku mau tidur", kata Raku lalu menutup pintu rumah nya.

Aku segera memakai ransel ku kembali dan segera berjalan menuju stasiun untuk naik kereta kembali ke stasiun seberang sekolah. Pikiran ku makin kacau, surat itu, ditambah perkataan Raku. Setelah beberapa lama naik kereta, aku sampai di stasiun di seberang sekolah.

Aku mempercepat langkah ku untuk menuju ke rumah Ai. Keramaian malam yang mengelilingi ku. Dingin nya udara dan kegelapan ini entah mengapa membuat ku semakin ingin mempercepat langkah ku.

Saat sampai di persimpangan jalan yang biasa ku lewati saat pulang sekolah. Aku berbelok ke kanan untuk menuju ke rumah Ai. Aku hanya bisa mendengar suara langkah kaki ku. Jalanan ini mulai sepi dan sunyi seiring aku melangkah maju.

Hanya beberapa langkah sebelum aku sampai di rumah nya. Gadis berambut pirang keemasan dengan mata yang biru berkilauan seperti batu permata. Berdiri didepan pintu memandang ke atas langit malam ini yang penuh dengan bintang.

Ai, tak salah lagi itu dia. Setelah sekian lama mata ini tak memandang nya, rasanya kedua bola mata ku ini tak mau mengalihkan pandangan nya. Tanpa pikir panjang aku segera melangkah ke arah nya.

"Ai? ... ngapain malem malem di luar?", tanya ku menghentikan langkah ku tepat di depan nya.

Mata nya yang tadi melihat bintang berganti memandang ku sekarang. Mata biru berkilauan nya itu sangat indah. Rambut panjang nya yang terurai dan tertiup angin malam membuat jantung ku berdegup kencang.

Tak seperti yang ku harapkan, Ai hanya melihat ku tanpa menjawab pertanyaan ku. Beberapa detik berlalu tanpa sepatah kata pun. Hanya suara angin malam yang dapat terdengar.

"Ano ... Ai?, ada apa?", tanya ku bingung melihat sikap nya yang tak biasa.

Tiba tiba Ai berlari masuk je rumah nya dan meninggalkan pintu depan rumah nya terbuka. Aku yang bingung ini pun hanya menunggu nya tanpa bergerak sedikit pun. Tak lama kemudian Ai kembali keluar membawa pensil dan buku catatan kecil nya.

Dia menuliskan sesuatu di buku catatan kecil nya. Tak lama kemudian Ai menujukan tulisan nya padaku.

"Aku ingin ikut lomba menulis musim gugur ini!", tulisan yang ia tulis di buku catatan kecil itu.

"He? ... oh iya ... pendaftaran terakhir nya hari apa ya?", aku mengambil smartphone dari saku celana ku dan mengecek tanggal terakhir pendaftaran lomba menulis di musim gugur ini.

"He?! pendaftaran terakhir hari ini!!", ucap ku terkejut dan rasa khawatir mulai menghampiri ku.

Setelah mendengar perkataan ku Ai kembali menggesekan pensil nya di halaman buku catatan kecil nya. Aku hanya menunggu sampai dia menunjukan tulisan nya pada ku.