webnovel

AFTER WEDDING AGREEMENT

Aksa Narendra adalah pewaris tunggal dari keluarga kaya raya Narendra Grup. Hidupnya sangat sempurna. Muda, kaya, dan juga tampan. Namun Aksa memiliki trauma di masa lalu yang membuatnya enggan menikah sampai detik ini. Suatu hari ia di desak oleh sang ayah untuk segera menikah. Bahkan sang ayah mengancam mencopotnya dari jabatan CEO jika tidak menikah di tahun ini. Segala cara akhirnya Aksa lakukan untuk memenuhi keinginan ayahnya tersebut. Pada suatu malam, ia terjebak di dalam satu kamar bersama seorang aktris yang berasal dari agensi hiburan saingannya. Pikiran jahat menghampirinya. Bingar Isvara adalah seorang aktris dan penyanyi muda multitalenta dari perusahaan terkemuka di negeri ini. Kariernya sedang menanjak dan ia menjadi aset berharga bagi perusahaan. CEO di agensinya selalu membuat peraturan ketat untuk dirinya agar tidak terkena skandal yang bisa menghancurkan kariernya kapan saja. Namun bukan Bingar namanya jika ia tidak melanggar hal itu. Suatu malam, Bingar menemukan dirinya tidur bersama seorang pria yang sangat ia kenal. Pria yang ia taksir jaman SMA dulu. Skandal tersebut membuat karier Bingar terancam. Ia ketakutan, hingga akhirnya membuat perjanjian dengan pria kaya tersebut. Singkat cerita mereka sepakat menjalani pernikahan kontrak yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Bagaimanakah kehidupan pernikahan bohongan Bingar dengan pria tersebut? Apakah benih-benih cinta akan tumbuh di antara mereka? Dan bagaimana cara Bingar menutupi semua itu dari media dan dari pacarnya? Apakah dengan Bingar, Aksa bisa menyembuhkan traumanya di masa lalu?

aksara_zeen · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
6 Chs

BERITA HEBOH

"Kamu tidak ingat apa yang telah terjadi tadi malam?" tanya Aksa balik. Bingar menggeleng cepat. Aksa tidak berniat menjelaskan. Ia hanya tersenyum tipis melihat wajah polos dan kebingungan Bingar. Aksa mencari ponselnya lalu berjalan ke luar. Dengan cepat Bingar menyusul Aksa. Sungguh, ia sangat butuh penjelasan sekarang.

"Tolong katakan padaku apa yang telah terjadi?" ucap Bingar setelah berhasil menyusul Aksa. Mereka sudah di depan hotel. Menunggu mobil Aksa yang sedang di ambil oleh petugas wallet. Aksa menatap sekilas wajah Bingar yang polos tanpa make up.

"Berusahalah untuk mengingatnya. Kamu ini payah sekali. Malam yang panjang dan panas yang telah kita lalui, kamu lupakan begitu saja?" jawab Aksa setengah berbisik. Bingar tidak bisa merespon apa-apa. Kakinya terasa lemas dan ia tidak mempercayai hal ini.

"Tidak. Kamu pasti bohong. Pakaian-....pakaianku masih utuh. Tidak mungkin kita melakukan hal itu" potong Bingar cepat. Aksa terkekeh pelan.

"Kamu bisa datang kepadaku jika kamu butuh bukti" katanya berbisik di telinga kanan Bingar. Bingar sedikit bergidik ngeri saat merasakan hembusan nafas panas milik Aksa. Lalu detik berikutnya ia merasakan bibir lembab Aksa mengecup pipinya sekilas. Bingar membulatkan matanya tidak percaya. Ia hendak protes namun Aksa sudah masuk ke dalam mobilnya dan hendak pergi. Bingar masih terpaku di tempatnya. Tidak beranjak sedikit pun. Ia berdiri membelakangi mobil Aksa.

"Masuklah" perintah Aksa singkat. Bingar memutar tubuhnya. Ia menatap Aksa kesal. Kemudian ia meninggalkan Aksa tanpa mengucapkan satu kata pun.

Aksa di buat bingung saat melihat Bingar kembali masuk ke dalam lobbi. Ia melihat gadis itu semakin jauh dari mobilnya. Entah mendapat dorongan dari mana, Aksa kembali keluar lalu menghampiri Bingar.

"Kamu mau kemana?" tanya Aksa.

"Kamu pulanglah sendiri. Bahaya jika kita terlihat bersama. Saya bisa menghubungi managerku" jawab Bingar. Aksa menghembuskan nafas panjangnya. Ia melihat sekeliling. Hotel sudah lumayan ramai oleh pengunjung. Aksa melihat Bingar yang sedang berbicara dengan seseorang melalui telefon salah seorang staff. Lalu ia mendekat dan membisikkan sesuatu pada Bingar.

"Datang dan temui aku, jika kamu butuh penjelasan" kata Aksa tersenyum miring. Bingar menoleh cepat. Ia membalas dengan sedikit berbisik pada Aksa.

"Saya tidak percaya dengan apa yang kamu ceritakan tadi. Tidak mungkin kita melakukannya. Aku tidak ingat dan tidak merasakan apa-....". Bingar tidak melanjutkan ucapannya.

Aksa yang mendengar hal itu hanya bisa terkekeh pelan.

"Tidak merasakan apa-apa?" ulang Aksa dengan senyum menggodanya.

"Lihat lehermu. Ada banyak bekas permainan kita" bisiknya lirih membuat Bingar mendorong tubuhnya kuat.

"Pergilah" usir Bingar dengan wajah serius. Aksa tersenyum tipis lalu ia melepas jasnya dan memakaikannya ke pundak Bingar. Dan membenarkan letak rambut Bingar agar menutupi leher gadis itu.

"Tutupi bekas ciumanku. Aku pergi dulu" pamit Aksa lalu pergi dari hadapan Bingar. Bingar melihat Aksa yang sedang menerima telfon jauh di depannya. Ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga, menyalurkan rasa kesalnya. Bingar meremas kuat jas milik Aksa yang tersampir indah di pundaknya.

"Bingar bodoh. Bagaimana bisa kau tidur dengannya. Aaarrghh....dasar Aksa gilaaa!!!" pekik Bingar kesal.

Bingar masih diam dan tidak menanggapi saat Juna terus menerus meminta maaf padanya. Pikiran Bingar masih berkeliaran dan tertuju pada Aksa. Berusaha mengingat kejadian malam tadi. Saat dirinya sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Juna berteriak memanggil namanya.

"Kenapa lagi sih bang...gue lagi pusing nih?" ucap Bingar malas. Juna membulatkan matanya lebar-lebar saat melihat ponselnya. Lalu ia mengarahkan ponselnya kepada Bingar.

"Lihat ini. Apa yang terjadi?" tanya Juna tegas. Bingar langsung merebut ponsel Juna dan melihat fotonya bersama Aksa di depan hotel tersebar di internet dan media sosial. Matanya membulat sempurna saat membaca satu persatu berita dirinya bersama Aksa.

"Kenapa fotonya terlihat sangat dekat..? batin Bingar.

"Ada hubungan apa dirimu dengan CEO itu, huh?" tanya Juna semakin membuat Bingar pusing.

"Bang, stop. Biarkan aku berpikir dulu" sela Bingar cepat. Ia memijat kepalanya yang pusing dan terasa sedikit berat. Terdengar helaan nafas panjang dari Juna. Ia juga terlihat memejamkan matanya frustasi.

"Pagi ini, semua staff di industri hiburan sepertinya akan sangat sibuk. Dan wartawan akan sangat bersemangat" gumam Juna membuat Bingar mengernyitkan dahinya.

"Maksudnya?" tanya Bingar. Juna menarik nafas dalam sebelum menjawab.

"Sebelumnya Gavin juga kedapatan bersama seorang wanita di sebuah hotel". Mendengar jawaban Juna membuat Bingar menoleh cepat.

"Gavin Mahardika maksud bang Juna?" tanya Bingar memastikan. Juna mengangguk.

"Abang yakin?". Juna menatap Bingar.

"Kamu ini kenapa sih tanya-tanya terus? Iya, Gavin Mahardika. Kamu lihat aja sendiri nih beritanya" ucap bang Juna cuek. Dengan cepat Bingar mengetikkan sesuatu di ponselnya. Dan betapa terkejutnya ia melihat foto Gavin berpelukan dengan seorang wanita di depan hotel.

"Kamu berbohong lagi Vin..." gumam Bingar yang tidak di dengar Juna. Dengan cepat ia mengusap air matanya yang sudah jatuh di pipinya. Bingar mengalihkan pandangannya ke jalanan luar.

"Kamu mengkhianatiku lagi Vin. Kamu bohong lagi" batin Bingar.

Bingar baru saja tiba di perusahaannya. Ia langsung di sidang oleh Artur dan beberapa staff di perusahaan.

"Ada hubungan apa kamu sama CEO itu?" tanya Artur tegas.

"Tidak ada hubungan apapun" jawab Bingar singkat.

"Tidak ada hubungan tapi kenapa fotomu dan dia ada dimana-mana sekarang?". Artur menaikkan intonasi suaranya membuat semua staff terdiam.

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Bahkan beritamu sudah menyalip berita Gavin" kata Artur serius. Bingar masih betah membaca satu persatu komen yang masuk ke media sosial miliknya. Kebanyakan dari mereka menghujat dan memberikan respon yang negatif. Ada yang memakinya dan ada pula yang mengatainya dengan kata-kata kotor. Sungguh, hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Pacarnya berselingkuh lagi di belakangnya dan skandal dirinya bersama CEO itu yang terekspos ke media. Berulang kali terdengar hembusan nafas panjang dari Bingar. Ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Bingar dan Gavin adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan hampir dua tahun lamanya. Selama mereka berpacaran, tidak ada satu pun orang yang tahu, kecuali keluarga. Bingar dan Gavin setuju untuk menyembunyikan kisah cinta mereka dari media dan dari orang-orang di perusahaan. Sudah berulang kali Bingar di sakiti oleh Gavin. Gavin ketahuan selingkuh dan menduakannya sudah yang kelima kalinya ini selama mereka berpacaran. Dan sepertinya inilah yang terparah dari yang sudah-sudah.

Artur berdecak kesal saat satu persatu rumah produksi dan iklan membatalkan kontrak kerja mereka sepihak. Dan ia juga baru saja menerima telefon dari salah satu produser film bahwa mereka juga membatalkan kerjasamanya.

"Kamu kehilangan banyak pekerjaan karena ini. Lebih baik kamu tidak berkeliaran di luar dulu"

"Kita tunggu penjelasan dari mereka" kata Artur lalu pergi dari ruangan tersebut.

****