Mill, Anak muda yang penuh ambisi. Ia hidup disebuah lingkungan dimana menganggap dirinya aneh dan tak mampu berbuat apapun. dengan tekad, dia berkeliling dunia untuk belajar banyak hal tentang dunia.
Alkisah, perjalanan seorang anak muda yang terlahir sederhana tinggal di kepulauan Merak bernama Enial Mill. Ia anak yang begitu rajin dan juga ramah untuk membantu sesama. Kesehariannya yaitu magang menjadi kurir di kota Neval, kota pelabuhan kecil yang terletak di pesisir pantai Kepulauan Merak. Kota itu juga sebagai akses satu-satunya keluar masuk ke pulau tersebut. Ia bercita-cita ingin menjadi pengusaha logistik kapal dengan belajar banyak tentang kapal. Berjalan kesana-kemari untuk mengantar barang, ikut forum belajar tentang perkapalan di komunitas pelaut, meminjam banyak buku tentang kapal diperpustakaan.
Suatu ketika sedang mengantar paket ke tujuan. Ia mendengarkan bisik-bisik orang di gang kecil. Ia pun langsung berhenti dan menguping pembicaraan tersebut.
"apa yang terjadi???" Ucap Prajurit tingkat Kapten tertutup dengan jubah kulit.
"pak, situasi gawat. kita akan diserang oleh Kerajaan Bavatia dari sisi tenggara. mereka menuju pelabuhan kita pak" Sahut salah satu prajurit tingkat satu.
"Siapkan Armada 1 untuk segera meluncur ke medan pertempuran" Ucap Kapten.
"Siap pak" Sahut Prajurit.
Mereka langsung bergegas pergi ke dermaga untuk mempersiapkan kapal, sementara Mill kembali melanjutkan perjalanannya. tetapi langkahnya terhenti mendengar suara seseorang.
"Mill? Sang kurir yang Cekatan. Hari yang bagus. Sedang apa kau disini?" Tanya Kapten itu.
"Aku sedang mengantarkan paket ke tujuan" Jawab Mill.
"Haha, pandai berbohong juga kau yah. Kalo kau tertarik ikut denganku, Datanglah ke dermaga 1" Ucap Kapten lalu pergi meninggalkan Mill.
Mill melanjutkan perjalanannya sambil berpikir tentang hal tadi. Sepanjang perjalanannya mengantar paket, ia selalu terlambat dari sebelumnya. Pekerjaannya melelahkan dan semua berkumpul untuk menutup kegiatan rutinitasnya. Semuanya seperti biasa, berbincang satu sama lainnya dan berpesta. Dan salah satu mereka ada yang mendekati Mill.
"Mill...!!" Ucap Sejawatnya.
"Rushy!" Sahut Mill
"Mill, kau sangat berbeda hari ini... ada apa sih kawan?? ayolah ceritakan masalahmu" Tanya Rushy.
"Tidak ada temanku, semuanya baik-baik saja" Jawab Mill.
"Ohhh tidak tidak...pasti kau ditolak lagi oleh gadis-gadis kota dengan jawaban yang sama kan??" Tanya Rushy.
"Ahh...sudahlah teman itu hanya hal biasa bagiku" Jawab Mill.
"Seperti biasanya kau yah. Haha. Ayo kita kumpul disana" Ajak Rushy.
Mereka menutup kegiatan rutinitasnya dengan pesta makan. Semuanya bersenang-senang sampai hanya tersisa Mill dan pemilik usaha kurirnya. Mereka berdua pun menutup toko dan pulang bersama.
"Mill" Panggil Ketua.
"Iya, apa ada pak??" Sahut Mill.
"Sepertinya kau memiliki masalah lain. kau tidak seperti biasanya. apa yang terjadi?" Tanya Ketua.
"Diperjalanan mengantar paket. aku menguping pembicaraan tentara akan ada perang." Jawab Mill.
"Apa?? perang?? yang benar saja. itu masalah yang cukup besar" Ucap Ketua.
"Ini hanya kita berdua saja dan pastikan tidak ada yang tau" Sahut Mill.
"Tapi, itu bukan menjadi masalah utama bagiku" Lanjut Mill.
"Apa yang memberatkanmu?" Tanya Ketua.
"Seorang kapten mengajakku untuk datang ke pelabuhan. aku tidak tau pasti alasannya tapi, aku yakin dia ingin merekrutku menjadi prajurit" Jawab Mill.
"Bagus, semuanya sudah memenuhi ketentuan sebagai prajurit" Ucap Ketua.
"Aku tidak bisa menerimanya. Aku ingin tetap menjadi seperti ini" Sahut Mill.
"Kenapa tidak dicoba dulu? Kau akan tetap menjadi kurir disini juga tidak tertarik untuk melanjutkannya" Ucap Ketua.
"Tapi, apa yang terjadi jika aku keluar dari tempatmu" Tanya Mill.
"Kau tidak ada bedanya dengan yang lain sama-sama kurir. Tetapi, kau sangat cekatan dalam mengantar barang. Itulah jadikan alasanmu untuk menjadi yang kau inginkan" Jawab Ketua.
"Baiklah, aku akan pergi ke pelabuhan" Ucap Mill.
Perjalanan sampai dimana mereka pulang ke rumah masing-masing. Malam yang terang disinari rembulan tampak indah. Tak lama dari itu terdengar suara ledakan dari sisi timur kota. Semua berhamburan keluar rumah dan menuju lubang perlindungan di barat kastil kerajaan. Mill berlarian menuju toko untuk mengamankan sesuatu yang berharga.
Mill pergi ke pertigaan jalan dan bertemu dengan tentara sekutu. Ia langsung melarikan diri dari tempat tersebut. sekutu yang sadar langsung mengejar Mill yang sedang berlarian. Mill terus berlarian menuju toko tersebut dan berhasil tetapi, satu peluru tembakan melesat mengenai kaki kirinya. Ia terjatuh dan langsung menutup pintu toko tersebut. Tentara yang ada di dalam ruangan tersadar dan langsung membawanya ke pasukan medis.
"Medis..!!" Teriak seorang prajurit sambil mengotong Mill.
"Segera kesana" Sahut prajurit lain.
Mereka sangat sibuk dan kewalahan melihat pertempuran tersebut. Banyak tentara kerajaan tumbang karena pertempuran tersebut. Mill sedikit kesal melihat tentara kerajaan yang tidak cekatan.
"Bawa dia ke tenda pengungsi" Ucap kapten.
"Siap pak" Sahut Prajurit tersebut.
Mill dibawa ke tenda para pengungsi dimana mereka yang tidak masuk kedalam lubang perlindungan kerajaan. Mereka para warga militan dan tentara yang tumbang dalam pertempuran. Salah seorang mendekati Mill.
"Mill? Sedang apa kau disini? Apakah kau tidak melihat timah panas kemana-mana?" Tanya Prajurit dengan emosi.
"Ahh...Rox..aduhh.." Jawab Mill dengan sedikit kesakitan.
"Apa yang sedang terjadi Rox??" Lanjut Mill.
"20 menit yang lalu, Armada Bavatia masuk zona perairan dangkal kota Neval yang artinya siaga 1. Semua tentara istirahat dan hanya prajurit malam yang siap sedia." Jawab Rox.
"20 Menit?? Bukankah itu waktu yang cukup singkat untuk sampai ke pelabuhan Shallowsea" Ucap Mill.
"Bagaimana dengan Armada 1?" Tanya Mill.
"Armada 1 kalah pertempuran dan mundur ke teritori perairan dangkal. Semua tentara langsung bersigap untuk maju ke medan pertempuran yang sedang berlangsung" Jawab Rox.
"Apa penyebabnya??" Tanya Mill.
"Kapal logistik perang dalam perjalanan dan esok akan sampai di kota Neval. Persediaan persenjataan sudah hampir habis" Jawab Rox.
"Temui aku dengan kapten Armada 1" Ucap Mill.
"Untuk apa? Lagian kau sedang terluka" Sahut Rox.
"Bawa saja, nanti kau akan tau sendiri" Jawab Mill.
Rox langsung mengotong Mill menuju kapten Armada 1 yang sedang terluka karena pertempuran sebelumnya. Sesampainya di depan tenda, ia di hadang dua penjaga.
"Berhenti. Apa kepentinganmu untuk bertemu dengannya?" Tanya Penjaga.
"Ada ingin saya katakan kepada kapten" Jawab Mill.
"Maaf, kami tidak bisa memberikan izin kepada orang yang tidak berkepentingan" Sahut Penjaga.
"Siapa itu?" Tanya Kapten didalam tenda.
"Ia seorang kurir barang yang ingin bertemu dengan anda" Jawab Penjaga.
"Baiklah, bawa ia masuk" Ucap Kapten.
"Siap Pak" Sahut Penjaga.
Penjaga itu langsung membawa mereka berdua masuk kedalam tenda kapten tersebut. Mill terkejut melihat keadaan kapten yang sedang sakit itu. Ia langsung mendekat sedikit ke kapten itu.
"Bagaimana?" Sahut Kapten.
"Apa alasannya kau menyuruhku untuk menemuimu?" Tanya Mill.
"Tidak ada alasan. Oh iya, kau akan ikut bersama prajurit lainnya di divisi 7. aku harap kau bisa membantu kerajaan ini dengan kemampuan kurirmu" Jawab Kapten.
"Apa?? Yang benar saja? bahkan aku tidak bisa memakai senjata" Jawab Mill.
''Lakukan yang aku perintahkan atau akan ku buang kau ke tengah lautan yang dalam" Ucap Kapten.
"Baiklah, Kapten" Jawab Mill.
Mill dan Rox bergegas menuju divisi 7 yang ada di dekat lubang perlindungan. Semuanya kembali ke tempatnya masing-masing. didalam perjalanannya ia melewati jalan yang sudah ditandai dengan symbol masing masing divisi. divisi 7 terkenal dengan Pasukan Logistik dibandingkan Pasukan Tempur. Rox kelelahan dan menurunkan Mill ke tanah dan berkata "kita istirahat sejenak". Mill langsung pulih dalam hitungan detik seperti tidak terjadi apa-apa dengannya merangkung Rox.
"Ayo kawan...kita segera sampai di divisi 7" Ucap Mill.
"Baiklah, tapi kenapa kau bisa sehat?" Tanya Rox.
"Lukaku tidak begitu parah, jadi aku memutuskan untuk pura-pura terjatuh untuk memastikan kalo aku mati tertembak pelurunya" Jawab Mill.
"Aku tidak tau kalo kau secerdas ini Mill" Puji Rox.
Mereka berdua sampai di tempat dimana divisi 7 berada. semuanya sibuk menyusun dan mempersiapkan makanan dan persenjataan. Salah satu orang teriak dari kejauhan "Kesini". Mill dan Rox segera bergegas kesana untuk menemui orang tersebut.
"Kenapa kalian kesini?" Tanya Ketua Divisi 7.
"Kami diperintah untuk membantu Divisi 7" Jawab mereka.
"Baiklah, Rox kau ikut mempersiapkan makanan dan Mill ikut denganku" Ucap Ketua.
"Siap Pak" Sahut mereka.
Rox segera bergegas menuju bagian logistik makanan dan Mill ikut dengan ketua divisi. Mill dan ketua menuju bukit dimana bisa melihat jalan-jalan kota. Ketua langsung mengajak Mill ke meja bulat dan mengeluarkan sebuah peta rute.
"Aku ingin kau membantuku menentukan rute yang akan kita pilih. seorang kurir seharusnya tau jalan pintas" Ucap Ketua.
"Baiklah, akan ku coba" Jawab Mill.
"Oke, jadi. aku akan mengambil jalan raya sebagai rute utama dan mengarahkan ke jalan-jalan kecil. semua penjaga akan berjaga di rute utama bersama logistik. bagaimana pendapatmu?" Tanya Ketua.
"Hmm...Saya menyarankan untuk menggunakan jalan-jalan sedang dan membagi pasukan menjadi beberapa korps. itu lebih memudahkan untuk sampai ketujuan" Jawab Mill.
"Baiklah, bagaimana dengan keamanan logistiknya? aku akan mengerahkan semua pasukan di setiap titik yang kita lalui. Menurutmu?" Tanya Ketua.
"Untuk keamanan Logistik, Aku menyarankan untuk menyebarkan dua prajurit di sekitar jalur yang akan kita lewati dan juga bisa sebagai informan kita jika terjadi sesuatu. lalu, penjaga akan menjaga barang logistik dan juga dengan beberapa bantuan warga untuk membawa barang muatan tetapi..." Jawab Mill.
"Tetapi apa?" Tanya Ketua.
"Tetapi kita harus bergerak secepat mungkin untuk menghindari pertempuran. aku tidak yakin dengan kemampuan untuk membawa barang berat dalam waktu yang lama" Jawab Mill.
Mereka berpikir keras untuk menemukan solusi untuk mempercepat barang logistik sampai ketujuan. Mill yang melihat kearah ladang sawah langsung mendapatkan ide dan langsung menemui ketua.
"Aku tau cara untuk mempercepat perjalanan" Ucap Mill.
"Bagaiman caranya?" Tanya Ketua.
"Kita Gunakan kekuatan alam" Jawab Mill.
"Maksudmu apa? kekuatan sihir kah?" Tanya Ketua.
"Kita gunakan Sapi yang ada di sawah sekitar untuk membawa barang logistiknya" Jawab Mill.
"Ide yang bagus tetapi bagaimana caranya?" Tanya Ketua.
"kita buat kereta kuda tetapi ditarik dengan sapi. dengan itu kita bisa membawa barang logistik sekaligus tanpa harus bolak-balik. bagaimana?" Jawab Mill.
"Bagus sekali, segera kita buat kereta muatannya. Dan Mill kau bantu persiapkan anggota yang baru untuk membawa logistik" Ucap Ketua.
"Siap Pak" Sahut Mill.
Mill langsung bergegas menuju bagian persenjataan. Semuanya tampak sibuk mempersiapkan logistik. dari kejauhan, salah satu dari sekelompok orang memanggil Mill.
"Mill bisa kau kesini sebentar?" Sorak seorang di kelompok itu.
Mill mencoba mendekat mereka dan berdiskusi dengan mereka.
"Mill, bisakah kau membantuku untuk ini?" Ucap prajurit.
"Tentu saja" Sahut Mill.
"Kami punya logistik yang sangat banyak tapi tidak tau harus bagaimana?" Ucap prajurit.
"Baiklah, akan ku bantu. bagian mana yang didahulukan?" Tanya Mill.
"Perbekalan Logistik, Zirah, Persenjataan, dan terakhir Tenda" Jawab prajurit.
"Oke, kita dapat berapa peti kayu?" Tanya Mill.
"Kita mendapatkan masing masing 1 kereta muatan" Jawab prajurit.
"Baiklah, Lapisi Persenjataan dengan sebagian Tenda lalu, timpah dengan Zirah bisa tidak bergerak setelah itu tutupi kereta dengan sebagian Tenda. Untuk perbekalan bawa masing-masing" Perintah Mill.
"Siap Pak" Jawab prajurit.
Mereka yang ada dibagian lain mencibir Mill yang mengatur logistik mereka. dan mereka berkata "dia hanya seorang kurir? bagaimana dia bisa mengatur mereka? yang benar saja". Mill tetap tidak mengubris mereka dan terus melakukan pekerjaannya. Semuanya bekerja dengan santai sampai Ketua datang untuk memeriksa. Mereka kelabakan sedangkan Mill hampir selesai mengemas dan menyusun formasi untuk berangkat.
"Oke, kita ada berapa anggota?" Tanya Mill.
"Kita masing-masing 8 orang perbagian logistik" Jawab prajurit.
"Baiklah, urutannya adalah 3 orang di depan kereta lalu 3 orang dibelakang kereta dan dua orang membawa keretanya. aku didepan sebagai penuntun jalan" Ucap Mill.
"Siap Pak" Jawab prajurit.
Kereta Muatan sudah sampai dan langsung mengemas muatannya. tak lama itu datang Para pasukan dan ketua datang untuk melihat perkembangan kesiapan logistik. Ketua itu berjalan bersama dengan para tentara tinggi. Mill yang sedang mempersiapkan logistik terhenti sementara. Mill berkata "yang tidak terlihat tetap bekerja yang didepan tutupi mereka". Mereka melihat kesiapan logistik dan melihat Mill ada disana. Ketua langsung menemui Mill dan berkata "Mill..!!"
"Bagaimana?" Tanya Ketua.
"Tinggal sedikit lagi selesai dan berangkat" Jawab Mill.
"Kami akan berangkat esok pagi sebelum matahari terbit" Bisik mill.
"Baiklah, Pastikan untuk mengecek sebelum berangkat" Ucap Ketua.
"Dan semuanya pastikan untuk cepat menyelesaikan sebelum mereka menyerang kembali" Sorak Ketua.
"Siap Pak" Jawab mereka.
Tatapan sinis mereka kepada Mill bertambah setelah Ketua mendekati Mill. Pandangan mereka tidak lain untuk menjatuhkan harga diri Mill. Anggotanya tetap berpegang teguh kepada ketuanya yang baru untuk menjalankan amanat Ketua.