Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."
Suasana berkabung masih sangat kental terasa di castil mewah itu. Setelah 3 hari kepergian sang nyonya besar yang meninggal akibat sakit parah. Selama 3 hari itu pula seorang gadis kecil mengurung diri dikamarnya, menangisi kematian sang ibu tercinta
"Mom Vy kangen, hiks...hiks..hiks. Rumah ini semakin terasa hampa tanpa mommy." Lirih gadis kecil itu. "Ini tidak adil mom! Kenapa tante Oly tega berbuat seperti itu ke Mommy, hiks...hiks..hiks" lanjutnya dengan terisak.
Gadis itu terus saja meratapi kepergian sang ibu, ia menangis dalam diam dibalik selimutnya. Wajah cantik nan jelita itu tampak sayu dan lesu, rambutnya yang panjang terlihat berantakan tetapi itu tidak mengurangi kecantikan yang ada pada dirinya.
Ia adalah Varsha Ixora Koch, gadis cantik dan cerdas berusia 12 tahun yang berasal dari Clan Koch. Kehidupan sempurna yang dimilikinya membuat semua orang ingin berada diposisinya, tapi mereka semua tidak tahu seperti apa kehidupan yang ia miliki sebenarnya. Hidup dalam castil yang megah nan mewah dan memiliki banyak maid didalamnya tetap saja membuat Varsha merasa kesunyian. Teman yang ia miliki satu-satunya adalah ibunya tercinta, tetapi dia harus kehilangan sosok itu untuk selamanya.
"Vy akan katakan yang sebenarnya pada Daddy. Vy harus mencari keadilan untuk mommy. Yeah! Daddy pasti percaya sama Vy, vy yakin itu." ucap gadis itu pada dirinya sendiri.
Ia turun dari kasur besarnya, keluar kamar menuju ruang kerja sang Daddy. 'Daddy pasti diruang kerja' ucapnya dalam hati. Sesampainya ia diruang kerja sang daddy, ia tidak sengaja mendengar percakapan dari orang yang sudah ia ketahui siapa pemilik suara itu.
"Reagan aku ingin pengesahan pernikahan kita secara hukum dilakukan secepatnya! Aku ingin itu dilakukan besok!" seru seorang wanita yang berada didalam ruangan itu.
"As you wish sweatheart." Ucap pria itu lalu mengecup bibir wanitanya.
"Aku tidak sabar menjadi nyonya besar dirumah ini sayang" katanya sambil bergelayut manja dibahu si pria.
"Sure! Its yours sweetie" mereka pun melanjutkan ciuman mereka, hinga tiba-tiba...
"NO! Daddy what are you talking about?" Pekik gadis muda itu, "Mommy baru saja meninggal dad, dan bahkan bunga dimakamnya pun belum kering. Kenapa kau sudah ingin mencari penggantinya?" lanjut Varsha dengan suara bergetar menahan tangis.
Reagan yang melihat putrinya itu sedikit terkejut dan kemudian berkata "Vy bukankah lebih baik kau memiliki ibu baru sayang? Tante Oly akan membantu untuk menyiapkan semua kebutuhanmu. Dia juga bisa mengambil alih semua tugas mommy, dan castil ini butuh seorang nyonya untuk mengatur semua maid yang ada disini" jelas Reagan dengan lembut, mencoba meyakinkan putrinya.
"TIDAK! TIDAK! TIDAK! Apa Daddy tau apa yang dilakukan tante Oly ke mommy?" seru Varsha
Dengan wajah bingung Reagan bertanya "apa yang kau bicarakan Varsha?"
Varsha sekilas melirik Oleandra yang berdiri tepat dibelakang Reagan, wanita itu menatapnya dengan tatapan membunuh. Tetapi Varsha sama sekali tidak merasa takut, ia sudah bertekat akan mengatakan yang sebenarnya kepada ayahnya.
"Mommy bukan meninggal karna sakit Dad, Mommy meninggal karna dibunuh"
"Varsha apa maksudmu? Dibunuh? Apa maksudnya itu?"
"Tante Ol-"
"Reagan, Vy masih terguncang dengan kepergian Ainsley. Mungkin itu sebabnya dia menjadi tidak fokus dan berhalusinasi" ucap Oleandra kepada Reagan
"No! Aku tidak berhalusinasi, oke? Aku melihat semuanya. Aku melihat apa yang kau berikan diteh Mommy hari itu!". Pekik Varsha menahan marah, ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
"KAU PEMBUNUH! PEMBUNUH! PEMBUNUH! DADDY DIA MEMBUNUH MOMMY DAD, DI-"
"VARSHA! DIAM" sarkas Reagan
"Enggak! Vy gak bakalan diam sebelum wanita busuk ini dipenjara!"
"VARSHA!"
"NO DAD! DIA PEMBU-"
PLAK....
***********
Seorang remaja pria tampan turun dari sebuah limousin mewah itu, ia terlihat terburu-buru memasuki castil yang ada didepannya. Pria itu terlihat sibuk mencari seseorang, seseorang yang menjadi alasannya kembali ke Rusia secepat mungkin.
"Vy! Kau dimana?" Serunya sedikit berteriak, 'mungkinkah ia dikamarnya? Yah, pasti dia disana'. Batinnya
"Tuan muda, kapan anda tiba?" Ucap seorang maid sambil membungkuk hormat.
"Ah Eugene! Aku baru saja tiba. Apa kau melihat Vy? Aku ingin meminta maaf karna tidak bisa hadir saat pemakaman tante Ainsley berlangsung." Seru si pria
Sang maid yang mendengar ucapan tuan mudanya itu sedikit tersenyum, ia tahu bahwa sang tuan muda sangat menyayangi nona mudanya walaupun mereka berbeda ibu. Karakter tuan muda yang ceria dan humoris sangat cocok dengan karakter nona mudanya yang sedikit pendiam dan terkesan dingin, padahal nyonya besarnya dulu memiliki sifat yang lembut dan teduh sangat berbanding terbalik dengan sifat putrinya.
"Saya melihat nona muda berada diruang kerja tuan besar. tuan muda." ucap sang maid dengan hormat.
"Oh benarkah? Kukira dia berada dikamarnya. Baiklah. terimakasih Eugene. Aku harus segera melakukan ritual penebusan dosa jika tidak ingin berakhir didiami Vy selama seminggu." ucap tuan mudanya setengah bercanda
Sang maid tersenyum dan berkata "Baiklah tuan muda, semoga berhasil."
"I hope so, dia sangat menyeramkan saat marah." Kata si pria dengan ekspresi takut yang sedikit dibuat-buat " Oke, aku pergi dulu. Kau lanjutkanlah pekerjaanmu Eugene." Lanjutnya
"Baik tuan muda"
Pria itupun pergi menuju ruang kerja sang daddy, setibanya ia diruang kerja sang daddy ia mendengar suara tamparan yang cukup keras dari sana. Ia pun berlari untuk melihat apa yang sedang terjadi.
PLAK...
"AW!" Pekik Varsha dengan memegang pipinya, tamparan keras itu terasa sangat sakit tapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan apa yang hatinya rasakan saat ini.
"Jaga ucapan kepada orang yang lebih tau darimu Varsha! Dia akan segera jadi ibu sahmu, tunjukkan sedikit rasa hormatmu. Jika Kau mengatakan hal omong kosong ini lagi, aku akan mengurungmu diruang bawah tanah!" Ucap Reagan dengan penuh amarah
"Sayang sudah cukup! Vy masih kecil, dia tidak tahu apa yang dia ucapkan sekarang. Dia hanya sedang bingung sayang. Jangan terlalu keras memarahinya padanya." Ucap Oleandra, "Vy masuklah kekamarmu sayang, tante akan datang membawakan coklat panas dan biskuit nanti. Itu kesukaan Vy kan?" ucapnya sambil mengelus rambut Vy sayang dengan tersenyum sinis.
"DONT TOUCH ME!" bentak Vy "kau tidak perlu berpura-pura seperti itu tante Oly, karena aku sudah tau semuanya."
"VARSHA! JANGAN KETERLALUAN KAU!" bentak Reagan, amarah sudah memenuhi dirinya sekarang.
"Aku tahu daddy tidak mencintai mommy dan juga tidak menyayangiku. Tapi tidak bisakah daddy berpura-pura sedang berkabung? Setidaknya untuk menghormati mommy?" lirih Varsha dengan suara bergetar "kau bahkan tidak pernah memperdulikanku, kau tidak pernah datang ke kamar ku saat aku sakit, kau tidak pernah menanyakan bagaimana keadaanku, TAPI KENAPA KAU MENAMPARKU HANYA UNTUK PEMBUNUH SEPERTINYA DAD? KENAPA HAH? KAU TIDAK PUNYAK HAK DAD!! KA-"
PLAK...
Reagan kembali mengangkat tangannya untuk menampar Varsha, tapi suara seseorang menghentikannya.
"DAD STOP." ucap si pria.