webnovel

PERNIKAHAN TANPA RENCANA

Sejarah
Sedang berlangsung · 134.9K Dilihat
  • 125 Bab
    Konten
  • 5.0
    27 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Hai teman-teman readers, sebelumnya makasih untuk yang sudi membaca, vote n review, dan untuk yang masih sekadar mampir. salam hangat... Novel ini adalah cerita real life yang aku remake ke dalam sebuah karya novel. Kebetulan aku apload ke platform webnovel. Dan alhamdulillah terkontrak. Untuk alurnya sendiri semuanya nyata. Namun sedikit ku bumbui dengan intrik drama supaya memenuhi estetika novel. Selain itu juga ku bubuhi sedikit kisah fiktif guna memperpanjang bab karena kebutuhan aploading perharinya. Selamat membaca... SINOPSIS: setelah mengelana jauh keluar kota. Santi berniat menjemput Ibunya di Sumatera. Namun rencana yang Ia karang untuk menjemput ibunya malah membawanya kepada peristiwa-peristiwa tak terduga dalam hidupnya. Akankah Ia berhasil melewatinya?

tagar
3 tagar
Chapter 11. Perjalanan

Akhirnya Aku memutuskan untuk menjemput Ibuku di tanah ini. Badanku terasa nyeri setelah perjalanan yang begitu panjang juga melelahkan. Terakhir kali, aku bahkan harus menaiki speed boat kayu. Ternyata naik speed boat kayu lebih parah dari naik motor di jalan yang rusak. Atau lebih tepatnya sama seperti naik traktornya milik Pak Bahu di kampung.

Bukan cuma pantat yang terentak karena kecepatan perahu tapi seluruh tubuh terasa hampir terbang. Aku sampai memegang erat bangku supaya tubuhku tidak terpental ke sungai. Untung saja aku tidak mabuk sungai.

Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Berbekal secarik alamat dari Mas ketigaku, Mardi. Sampailah aku di sini sekarang. Tepi sungai Musi. Ya, sungai yang terkenal semenjak pembangunan jembatan Ampera itu. Kini semakin ikonik dan mulai dikenal oleh masyarakat Jawa.

Apalagi semenjak Presiden Suharto memerintahkan transmigrasi besar besaran. Sebagian masyarakat Jawa semakin mengenal Pulau Sumatera.

Masalahnya adalah, Aku awam sekali dengan tempat ini. Sekalipun aku terbiasa merantau ke tempat yang jauh dan asing. Akan tetapi tempat ini benar- benar berbeda. Sungguh Asing dan tidak bersahabat kurasa. Selain itu mereka berbahasa aneh atau mungkin aku memang yang baru pertama kali mendengar bahasa mereka.

Bukan bahasa Indonesia seperti yang biasa kudengar saat berbincang dengan istri Mas Mardi. Tentu saja beda, istri Mas Mardi orang Bekasi sedangkan mereka orang melayu.

Bahasa mereka disebut bahasa melayu. Bahasa yang sebenarnya orang Jawa kenal namun asing ditelinga karena tidak terbiasa menggunakannya. Setiap orang Jawa berbicara dengan bahasa Jawa dan Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia saja tidak semua kalangan tahu. Biasanya mereka yang mengenal bangku sekolah yang akan fasih menggunakannya.

Bahasa Jawa saja sudah beraneka ragam. Dari satu kampung ke kampung lain sudah beda ciri khas atau dialek. Apalagi kalau antar kota sudah bisa beda arti. Betapa kaya bahasa Indonesia ini.

Aku masih belum tahu harus ke arah mana. Aku hanya berjalan dan diiringi pedagang dadakan di kanan dan kiri. Karena setahuku seharusnya ada tukang ojek di sini. Tapi aku malah menemukan orang-orang sedang sibuk bertransaksi dengan dagangannya. Semacam pasar namun tidak ada satu pun bangunan di sini. Mereka seperti membuka lapak dadakan di sini. Hanya menggelar alas bahkan ada yang hanya dengan daun pisang seadanya lalu menaruh dagangan di atasnya.

Kuperhatikan wajah-wajah yang sedang bertransaksi itu satu persatu. Kupaksakan diri untuk berusaha mencerna perkataan mereka. Jika masih satu negara seharusnya ada bahasa setidaknya kata yang aku mengerti sekalipun satu. Aku berjalan pelan. Mendengarkan nada-nada sumbang dari cara bicara mereka yang terdengar aneh. Tidak peduli orang tergesa gesa menyenggol tubuhku hingga aku terhuyung. Aku hanya merasakan seperti kuhentikan waktu untuk saat ini.

Seorang ibu dan anaknya. Seorang Bapak yang sedang memotong ikan-ikan yang terlihat masih sangat segar. Seorang anak yang antusias bermain gundu. Semua ini adalah kehidupan yang kulihat saat ini.

"Aghhhh..." Aku menggelengkan kepala dan kuacak rambutku dengan frustrasi.

Aku benar-benar tidak memahami bahasa mereka. Terlalu cepat dan terlalu asing. Lalu bagaimana caraku meminta tolong jika begini. Batinku meracau dan terus mencari-cari adakah orang yang bisa kumengerti bahasa bicaranya. Sehingga bisa ku mintai pertolongan.

Sampai diujung pasar aku mendengar suara laki-laki paruh baya. Sontak aku menoleh ke arahnya. Bergetar hatiku semringah menyadari bahwa aku memahami apa yang dua orang itu bicarakan.

Terlihat dua laki-laki sedang berbicara. Yang paruh baya di atas motor satu lagi yang ku taksir seumur adik bungsuku Wisnu. Terdengar seperti seorang ayah yang sedang membujuk anaknya. Kulihat tas ransel dipunggung anak itu.

"Kalau kau tak segera naik kapal itu. Kau tak akan sampai seberang sampai bulan depan. Kau tahu, speed boat tak akan mengantarmu ke sana." Kata lelaki itu kepada seorang pemuda yang terlihat malas mendengarnya serta menenteng sebuah tas.

Bapak tadi menoleh ke arah ku. Mungkin karena dia merasa diperhatikan. Aku hanya tersenyum guna menghormatinya.

"Anakku dapat panggilan kerja, tapi dia terlalu takut menapaki Jakarta. Apalah Jakarta, sama kerasnya kan dengan hutan belantara di sini." Kata bapak itu basa basi padaku.

Aku mendekati mereka berdua.

"Hei nak... yang penting hidup merantau itu kamu pandai jaga diri, jaga tata krama, dan tidak mudah terpengaruh. Artinya jangan mudah percaya sama orang. Saya juga bolak balik Jakarta. Kakak saya dapat orang sana."

Aku menjelaskan kepada anak dari bapak ini bahkan sebelum aku mengenal mereka.

Sang Bapak tampak setuju dengan ucapanku. Raut wajah anak itu terlihat membaik dari pertama kulihat. Lalu dia pun salim dengan bapaknya.

Saya sempat mengelus pelan rambutnya. Melihatnya membuat ku teringat adik bungsu ku di Jawa. Lalu dia tersenyum dan pergi ke arah kapal. Dari kejauhan Ia melambaikan tangan sebelum akhirnya masuk ke dalam kapal dan lenyap.

Aku pun berbalik untuk melanjutkan perjalananku. Yang sebenarnya aku tidak tahu harus ke arah mana. Aku hanya berpikir jika aku lelah aku akan istirahat. Di sini bahkan tidak kutemukan plang penunjuk arah sama sekali.

"Ehh... mba mau ke mana.? Saya kan belum bilang terima kasih sama mba." Bapak tadi menahan langkah kakiku.

Aku pun tersenyum padanya.

"Saya masih harus melanjutkan perjalanan pak. Tidak perlu terima kasih Pak,wong saya tidak melakukan apa pun."

"Lo mb ini.. tadi lho anak saya kayak enggak mau berangkat. Gara-gara omongan mba Dia jadi semringah lagi."

Si Bapak merasa berterima kasih atas ucapanku yang padahal tidak berarti apa pun. Malah itu sebenarnya adalah cara untuk menghibur diriku sendiri dari tempat asing ini.

"Tidak apa-apa Pak.. jangan sungkan . Sebenarnya saya juga punya adik laki-laki di Jawa. Jadi melihat dia seperti melihat adik saya sendiri. Apalagi sebenarnya saya dari tadi berusaha mencari orang yang kumengerti omongannya. Jadi mendengar bapak ngomong langsung nimbrung." Aku terkekeh sendiri.

Si Bapak malah semakin tertarik dengan percakapan kita. Percakapan kita pun menjadi semakin panjang.

Aku menyodorkan secarik kertas berisikan alamat yang ditulis oleh Mas Mardi sepekan yang lalu. Pak Hadi begitu tadi beliau memperkenalkan diri tampak paham betul dengan alamat yang tertulis. Ia mengembalikan kertas itu lagi kepadaku.

"Saya bisa antar mba. Gratis. Tenang saja. Karena memang alamat rumah mba itu searah dengan jalan pulang saya."

Aku mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan Pak Hadi. Dalam hati aku merasa lega namun ada sedikit curiga. Lalu Pak Hadi melanjutkan bicaranya.

"Tapi mba, mba kan baru pertama kali kesini, sekarang ini sudah hampir petang. Apa mba bisa janji untuk tetap bisu selama perjalanan.?"

Aku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan Pak Hadi terdengar konyol namun tatapannya begitu serius.

_Dunia ini adalah cermin raksasa, mencerminkan siapa diri Anda. Jika Anda penuh kasih sayang, jika Anda ramah, jika Anda suka menolong, dunia akan penuh kasih sayang, ramah dan suka menolong Anda. Dunia adalah siapa diri Anda. _Thomas Dreier

Anda Mungkin Juga Menyukai

mencintaimu sampai akhir

WARNING!!21+ kirana,seorang gadis yang sangat cantik juga cerdas,putri sulung dari sebuah keluarga yang sederhana, kecelakaan kecil yang tiba- tiba mengubah hidupnya, tiba- tiba ziyad melamarnya untuk dijadikan istrinya,dalam waktu satu minggu kirana telah sah menjadi istri ziyad,meski menikah tanpa didasari rasa cinta,tetapi kehidupan mereka sangat bahagia,ziyad memboyongnya ke mesir hingga mereka memiliki sepasang anak kembar yang jenius, kehidupan rumah tangga mereka benar- benar sangat bahagia, setelah sikembar berusia empat tahun,mereka kembali ketanah air,mereka memulai dari awal kehidupan mereka dengan merintis sebuah pesantren tahfidz,,usaha kirana dan ziyad sukses,hanya dalam beberapa tahun saja pesantren mereka mengalami peningkatan pesat,hidup mereka semakin sempurna,tetapi ternyata takdir berkata lain,,ziyad tiba- tiba meninggal dan membuat kirana dan sikembar merasa sedih dan sangat kehilangan, saat itu sangat sulit bagi kirana untuk merelakan kepergian suami tercintanya,maka untuk membantunya mengurus pesantrennya habib mustofa,ayah angkat kirana dan ziyad meminta hanan yang merupakan keponakannya untuk membantu kirana,hanan sangat tampan,sarjana qur'an seperti ziyad, dan pengusaha muda yang kaya raya, saat bertemu dengan kirana,hanan jatuh cinta pada pandangan pertama,tetapi kirana telah menutup hatinya,hanan sendiri tidak pernah menyatakan cintanya,tetapi pada akhirnya hanan berhasil menikahi kirana,bagaimana kehidupan hanan dan kirana selanjutnya? ikuti terus ceritanya y

Sholikhatin_Nikmah · Sejarah
4.9
506 Chs

DOSA BESAR ALMIRA

*VOLUME 1 : ALMIRA, ALVIN, REVAN Almira Zahara Gadis yang dibanggakan keluarganya , suatu ketika dia harus salah jalan karena kekhilafan melakukan hubungan terlarang dengan Alvin Pratama Handoko. Namun rupanya takdir tidak mengijinkan mereka menikah pada awalnya. Hingga Almira harus dijodohkan oleh kakaknya dengan laki-laki bernama Revano Adiwijaya. Revan sangat mencintai Almira hingga pada malam pertama Revan mengetahui kalau Almira sudah tidak lagi suci. Revan yang merasa dibohongi menjadi sangat membenci Almira. Dia ibarat mendapat barang second. "Almira udah g virgin lagi ternyata Der, " Deril kaget sampai terbatuk batuk menatap Revan. "Serius lo Van?" "Iya gue serius, tahu gitu gue g jadi nikah aja sama tu cewek. Gila aja kali gue dapat barang second." Hidup Almira sangat menderita karena diabaikan oleh suaminya sendiri. Suatu hari takdir mempertemukan kembali Almira dan Alvin. "Buah manggis buah kedondong, cewek manis senyumin abang donk!" Pantun Alvin yang jenaka membuat Almira tak bisa menahan senyumnya. Alvin memang dari dulu selalu punya cara untuk membuat Almira tersenyum. Apakah yang terjadi dalam rumah Almira dan Revan? Apakah takdir akan mempersatukan Almira dan Alvin? Ataukah Almira tetap mempertahankan rumah tangganya bersama Revan? Ikuti kisahnya di DBA VOL.1 Di Novel ini kita akan belajar tentang Islam yang begitu indah. Tidak hanya percintaan tetapi tentang parenting, hubungan suami istri, hubungan antar keluarga, dan juga dengan orang-orang di sekitar kita. VOLUME 2 potret anak muda yang berprestasi dan memilih menikah muda dari pada pacaran. Gadis manis dengan rambut panjang sebahu itu meringkuk didalam selimut dengan kondisi yang memprihatinkan dan menangis sesenggukan. sang pemuda yang merupakan rivalnya di sekolah duduk di tepi ranjang membelakanginya. Pemuda yang bertelanjang dada namun masih mengenakan celana abu-abunya itu mendekatinya dan memperlihatkan foto yang ada diponselnya. gadis itu mendongak dan tak percaya dengan yang dia lihat diponsel itu. "gimana lo mau kan mengundurkan diri jadi ketua OSIS?kalo ga mau foto ini bakal nyebar ke seluruh siswa disekolah..lo siap kehilangan reputasi lo?" "Brengsek kamu Ka". VOLUME 3 (ARSYILA,ERNEST, MARVEL) Terkadang pendapat orangtua tidak selamanya benar. Disini kita belajar untuk mengkomunikasikan segala sesuatu dalam keluarga. Syila dijodohkan dengan Marvel namun hatinya hanya untuk Ernest. Yang usianya 10th lebih tua darinya. Kedua orangtuanya menentang hubungan Syila dan Ernest. Karena laki-laki itu terlihat urakan, dengan tato di lengan yang semakin menambah garang. Orangtua mana yang mau melepas anak gadisnya untuk laki-laki seperti itu? Tapi kalau ternyata yang dipikirkan orangtua itu salah bagaimana? VOLUME 4 DOSA BESAR ALMIRA VOL.4 Bisa dibaca langsung ke Vol.4 ya. Azzam seorang laki-laki yang pernah melakukan kesalahan pada seorang gadis, tidak memiliki keberanian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bahkan dia melarikan diri ke negeri orang dan meninggalkan gadis itu. . . Sellia, gadis yang dinodai oleh Azzam, memilih menyendiri di panti asuhan dalam keadaan hamil. Dia tidak berharap lagi dengan Azzam. Seseorang yang telah melukainya. . . Tiga tahun kemudian, semua berubah. Azzam yang sudah terbiasa hidup bebas di luar negeri pulang ke tanah air dengan membawa tunangannya. . . Hingga suatu hari, Azzam menjadi dosen tamu di universitas tempat Sellia menimba ilmu. Tapi Azzam tidak mengenali gadis itu lagi karena kini Sellia telah berhijrah dan bercadar. . . Akankah Sellia membuka jati dirinya pada Azzam? sedangkan dia akan dita'aruf oleh Rafka. Anak dari sahabat Ayahnya. . . Akankah Azzam memilih tunangannya atau gadis bercadar yang mencuri perhatiannya di kampus tempat dia bekerja? . . Nantikan kisah mereka di Dosa Besar Almira Volume 4. (Dosa Besar Azzam)

ANESHA_BEE · Sejarah
4.9
401 Chs
Indeks
Jilid 1