webnovel

12.12 | END |

WARNING. CERITA INI BISA MEMBUAT ANDA BAPER. CERITA INI JUGA BISA MENYULUT EMOSI ANDA. Namanya Algar Malendra, lelaki humoris yang selalu membuat orang lain tertawa. Masa putih abu-abu adalah masa yang paling ditunggu lelaki itu. Karena biasanya, masa putih abu-abu adalah masa muda yang paling tidak bisa dilupakan. Algar pernah berangan-angan bahwa masa putih abu-abunya akan Indah dan dipenuhi kenangan membahagiakan. Namun, nyatanya tidak. Seorang gadis asing mampu membuyarkan seluruh angan-angan Algar akan masa putih abu-abunya yang Indah. Andara Kyra Meisie, seorang gadis asing yang secara tiba-tiba menarik Algar untuk memasuki kehidupannya. Dengan sosoknya yang misterius, gadis itu mampu menarik perhatian Algar. Semakin Algar mengacuhkan gadis itu, semakin besar pula rasa penasaran lelaki itu. Cerita ini adalah cerita tentang perjalanan panjang seorang Algar malendra untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap sesosok gadis asing nan misterius bernama Andara Kyra Meisie. Namun sayangnya, rasa penasarannya justru menjelma menjadi rasa ingin melindungi. Bagi Algar, Andara begitu spesial. Mampukah Algar melindungi seorang Andara? Apakah bagi Andara, Algar itu spesial? [ PERINGATAN ] MOHON MAAF BILA ADA TYPO, KARENA PENULIS JUGA MANUSIA. JANGAN LUPA BACA, CERITA INI UP SETIAP HARI RABU. ◆ TERIMA KASIH ◆

fsymlia · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
64 Chs

Story 20 : Jadian?

"Dia ada di sini ... Elvan," ucapnya kemudian kehilangan kesadarannya. Algar menggendong tubuh Andara ala bridal style kemudian meletakkan perempuan itu di sofa. Algar mengepalkan tangannya, dasar lelaki brengsek sialan.

Bunda Andara mengernyitkan dahinya ketika melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Bunda Andara melihat Algar dan putrinya yang sedang tak sadarkan diri di sofa ruang tamu.

Bunda Andara langsung berlari panik.

"Ya ampun sayang, kamu kenapa?" Bunda Andara menatap Algar dengan wajah yang panik.

"Nak Algar, apa yang terjadi dengan Andara?" Algar terdiam, bingung harus menjawab apa. Algar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kayaknya ... Elvan dateng ke sini ketika Andara sendirian, tante." Bunda Andara terdiam kaku, pantas saja putrinya tak sadarkan diri, ternyata Andara bertemu kembali dengan Elvan.

"Dasar lelaki brengsek!" geramnya. Algar menatap bunda Andara dengan tatapan yang iba. Algar tidak ingin terus terjadi, Algar khawatir dengan Andara dan bundanya. Bisa jadi bunda Andara justru kena imbas dari semua perlakuan Elvan.

"Nak Algar, makasih banget ya kamu sudah menolong Andara, kalau gak ada kamu tante gak tahu gimana jadinya. Elvan itu emang bahaya, kamu juga perlu waspada," tuturnya. Algar menangguk kecil, bahkan Algar sudah tahu itu, Algar tahu bahwa Elvan memang harus diwaspadai.

Beberapa menit berlalu, Andara masih belum juga membuka matanya. Algar dan bunda Andara memilih mengobrol di luar rumahnya sambil menikmati senja.

"Andara memang tidak ingin bertemu lagi dengan Elvan. Andara sangat trauma dengan kejadian itu, ditambah Elvan yang memfitnahnya saat itu. Tante sudah tidak habis pikir lagi dengan lelaki semacam dia. Gak tahu di otaknya itu mikir apa." Algar tersenyum kecil dan mengusap punggung bunda Andara.

"Pasti berat ya, tan ...," balas Algar. Bunda Andara menatap Algar dan memegang bahu lelaki itu.

"Tapi sepertinya sekarang tante tidak perlu khawatir lagi, karena sudah ada yang akan terus menjaga Andara, yaitu kamu, Algar. Tante sangat percaya pada kamu, tante percaya bahwa kamu adalah orang yang sangat baik."

♡♡♡

Algar menghampiri tempat duduk Revan, lelaki itu terlihat sangat lemas. Algar menatapnya dengan muka datar. Rio juga mengusap punggung Revan yang terlihat hampir mau mati.

Algar melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo kenapa sih, Van?" Revan tidak menjawab apa pun. Benar-benar terlihat seperti akan mati.

"Biasa, waifunya mati di episode baru kemarin." Algar tertawa terbahak-bahak.

"Makanya, kalau punya waifu itu MC, goblok! Jangan cuma pemain sampingan, mati kan jadinya ahahahahaha," ledek Algar. Algar tidak bisa menahan lagi tawanya. Revan hanya menatap Algar dengan tatapan kesalnya.

"Dah lah, males gue," gerutunya. Rio menepuk bahu Revan sementara Algar masih terus tertawa.

"Santai aja, Van. Gue denger ada anime bagus di musim depan, ceweknya juga oke, bisa tuh dijadiin waifu," ucap Rio membuat Revan menatapnya dengan antusias.

"Serius lo, tong?" Rio mengangguk tegas.

"Serius. Ya udah, sekarang kantin dulu lah." Revan akhirnya berdiri dari tempat duduknya kemudian segera melangkah menuju kantin bersama Rio diikuti Algar di belakangnya.

Tasya menatap Algar, Rio dan Revan dari kejauhan. Tasya ingin menjalankan rencananya, oleh karena itu Tasya memastikan jika Algar sedang tidak bersama Andara.

Tasya menarik satu sudut bibirnya.

Tasya melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, sayangnya perempuan itu tak menemukan Andara di sana. Tasya mencari Andara di halaman belakang dan bingo! Perempuan itu menemukan Andara tengah duduk di kursi seraya membaca sebuah buku.

Tasya menghampiri Andara dan menyambar bukunya, perempuan itu membuang buku Andara ke tanah dan menginjaknya. Andara menatap Tasya dengan geram.

"Heh, perempuan gatel! Masih bisa ya lo deket-deket sama Algar?! Udah berapa kali gue bilang, jauhin Algar! Lo gak budek, kan?!" ucapnya kasar.

"Kenapa gak lo suruh dia jauhin gue aja?" Tasya tersentak kemudian terdiam.

"Kenapa diam? Pasti karena lo tau kan kalau Algar gak mungkin ngejauhin gue? Jadi, berapa kali pun lo nyuruh gue buat jauhin Algar, gue gak akan ngelakuin it---

Andara terkejut karena Tasya melayangkan tamparan di pipinya, ini yang kedua kalinya. Tasya menarik kerah seragam Andara, menatap lensa kelam itu dengan sangat dekat.

"Tahu apa lo soal Algar?! Lo udah ngerebut semuanya dari gue! Orang kayak lo pantas untuk mati!" Tasya mendorong tubuh Andara hingga tersungkur di tanah. Andara merasakan punggungnya yang membentur kursi, rasanya sangat sulit untuk kembali bangkit, sakit sekali.

Andara mendongak menatap Tasya yang sedang menatap Andara, tatapan itu seolah merendahkan seorang Andara. Andara masih menahan sakit di punggungnya.

"Kalau emang lo gak mau jauhin Algar, Elvan yang akan turun tangan untuk misahin kalian berdua," lanjutnya tersenyum miring. Andara terdiam, apakah Andara tidak salah dengar? Elvan? Bagaimana Tasya bisa mengenal lelaki itu? Andara merasakan tubuhnya gemetar, kenapa nama lelaki itu selalu didengarnya? Andara selalu ingin kabur ... ke tempat di mana Elvan tidak ada di sana.

"ANDARA?!" Algar berlari menghampiri Andara yang terduduk di tanah, Algar langsung membantu perempuan itu bangkit.

"Lo lagi, lo lagi. Lo tuh bener-bener keras kepala banget, ya?!" pekik Algar pada Tasya. Tasya berdecak kesal, lagi-lagi Algar selalu datang menolong Andara. Menyebalkan.

"Ngapain sih lo nolongin ini cewek mulu?! Lo bukan siapa-siapanya, gar! Lo gak berhak!" balas Tasya tak kalah emosi. Algar mengepalkan tangannya. Kalau saja Tasya ini lelaki, Algar sudah menghabisinya dari awal.

"Bukan siapa-siapanya? Gak berhak?" Algar menatap Tasya dengan tatapan elangnya.

"Kalau gitu mulai sekarang Andara jadi pacar gue! Puas lo?! Sekali lagi lo nyakitin dia, gue gak akan kasih belas kasihan ke lo!" Hati Tasya sedikit sakit mendengarnya, namun Tasya hanya diam.

Algar menggendong Andara ala bridal style menuju UKS. Sementara Tasya menghentakkan kakinya kesal.

"KENAPA LO TERUS-TERUSAN NOLONGIN ANDARA, SIH?!!" pekiknya kesal.

"GUE AKAN BUAT LO NYESEL SAMA UCAPAN LO BARUSAN!" lanjutnya.

♡♡♡

Andara memegangi punggungnya yang masih terasa nyeri. Perempuan itu menatap Algar yang terlihat sangat khawatir padanya.

"Masih sakit?" tanya Algar. Andara mengangguk kecil.

"Sedikit," jawabnya. Algar menundukkan wajahnya. Tasya sudah benar-benar keterlaluan, kalau saja dirinya tidak lewat saat itu, entahlah bagaimana nasib Andara sekarang.

Algar tidak mengerti penyebab Tasya melakukan hal seperti itu pada Andara, bahkan perempuan itu menyakiti Andara.

"Kenapa lo bilang gitu di depan Tasya?" Algar menundukkan wajahnya.

"Gue cuma gak mau liat lo disakitin terus kayak gitu. Kalau emang dia bilang gue gak berhak ngelindungin lo, yang harus gue lakuin cuma jadiin lo milik gue, dengan begitu gue berhak ngelindungin lo sebagai pacar lo. Jadi, lo harus jadi pacar gue mulai hari ini." Algar menatap mata Andara.

"Maaf ... gue gak terima penolakan," lanjutnya.

Karena banyak banget yang minta up, aku up deh hehe. Untuk chapter selanjutnya kita ketemu hari Rabu, ya? Penasaran, ya? Jangan lupa dukung aku terus, ya. Biar tambah semangat akunya hehe.

fsymliacreators' thoughts