webnovel

Sahabat Pertama

anneth duduk di samping dimana barang-barang milik kai disimpan. Sambil sesekali dia menoleh ke arah kanan dan kirinya menunggu kedatangan kai yang berjanji akan cepat kembali kepadanya.

"Ini untukmu " kai muncul dari arah kirinya menyodorkan sebuah kantong plastik transparan berisi air berwarna merah dengan es batu yang bergerak indah melambai ke arah anneth yang kehausan sedari tadi.

"Minumlah " ucap kai, "tenggorokanmu pasti kering karena terus mengoceh dari tadi! "

Anneth terantuk membenarkan semua yang dikatakan kai, "terima kasih "

Dia menerima minuman tersebut dan segera menyeruputnya.

"Minuman ini enak! " pekiknya.

Kai menertawakan sikap polos anneth, "itu namanya es limun, disini banyak yang menjualnya "

"Kamu membelinya? " lagi-lagi pertanyaan muncul dari mulut anneth, "bukankah uang itu untuk nenekmu? uangnya akan berkurang karena membelikanku minuman ini,,, "

"Tidak apa-apa " jawab kai, "itu adalah tanda terima kasih karena hari ini kamu membawa keberuntungan untukku! "

"Benarkah " wajah anneth berbinar-binar, "besok aku akan menemanimu lagi menyemir sepatu, kamu itu adalah pacarku jadi kita harus bermain bersama! "

"Aku bukan pacarmu! " kai menegaskan, "kamu boleh ikut lagi jika sudah selesai belajar sekolah "

"Apa kamu tidak sekolah? "

"Tentu saja aku sekolah " jawab kai, "nenekku bilang aku harus terus sekolah agar menjadi orang pandai dan tidak dibohongi oleh orang-orang "

"Baguslah " anneth menanggapi dengan wajah senang dengan ucapan sahabat barunya itu.

"Kamu juga pasti haus, minumlah " lalu dia menyodorkan minuman yang hampir setengahnya telah masuk dan menghilangkan dahaganya.

"Mulai hari ini makanan dan minuman apapun yang aku miliki akan aku bagi dua denganmu " anneth kembali berucap.

Tawa kai muncul melihat anneth, dia terheran gadis kecil yang baru dikenalnya itu sangat mudah mengakrabkan diri.

Dia lalu menerima minuman tersebut dan meneguknya, sampai datang seorang pelanggan kedua yang meminta kai untuk menyemir sepatunya. Anneth dengan penuh kesabaran menunggunya menyelesaikan pekerjaannya.

"Hari ini aku beruntung sekali! " kai memasang wajah sumringah menghitung uang yang didapatkannya.

"Itu banyak sekali " anneth tersenyum lebar merasakan kebahagiaan yang sama dengan kai.

"Ini sudah sore, pasti ayah dan ibumu mencarimu " kai membereskan barang-barangnya kedalam kotak miliknya.

Setelah selesai dia menoleh ke arah anneth, "aku akan mengantarmu pulang " kai mengulurkan satu tangannya ke arah anneth untuk membantunya berdiri. Dia melihat tangan anneth yang kecil itu dihiasi oleh gelang berwarna-warni.

"Besok apa aku boleh menemanimu bekerja? " di perjalanan pulang anneth mengeluarkan pertanyaannya kembali.

"Boleh " jawab kai, "tapi kamu harus bilang pada orang tuamu lebih dulu agar mereka tidak mencarimu "

"Baik " anneth mengangguk seraya melemparkan senyuman lebarnya pada kai.

"Aku senang berteman denganmu, karena kamu orang yang baik " ucap anneth, "ibuku bilang aku harus berbuat baik supaya aku mendapatkan orang-orang baik disampingku "

"Apa nanti aku boleh main ke rumahmu? " lalu dia bertanya.

"Tidak " jawab kai dengan cepat, "kita bertemu di pohon besar di taman tadi saja "

"Kenapa? "

"Karena rumahku sangat jelek " jawabnya, "dan aku tidak pernah membawa orang lain kerumahku! "

"Kenapa? "

Untuk beberapa detik kai terdiam sebelum menjawab pertanyaan anneth.

"Karena aku tidak suka berteman dengan siapapun! "

"Tapi aku mau berteman dengan kamu! " ucapan anneth sedikit memaksa.

"Aku tidak suka mempunyai teman " kai berkata sambil melihat ke arah di depannya, dia telah sampai di depan pagar rumah anneth.

"Aku akan menjadi temanmu! " cetus anneth, "dan aku tidak suka ada yang menolakku! "

Kai harus menghela nafasnya, "baiklah terserah kamu saja! "

Anneth nyengir memperlihatkan barisan giginya yang rapi ketika tersenyum ke arah kai.

"Kalau begitu sekarang pulanglah " anneth berkata dengan nada perintah pada kai.

"Besok sepulang sekolah aku akan menunggumu di pohon kain itu! "

Kai hanya menjawab dengan anggukan kepalanya, dia lalu berbalik dan melangkahkan kakinya.

"Kai " panggilan anneth menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.

"Hati-hati " teriak anneth seraya melambaikan kedua tangannya ke arah kai.

Ujung bibir kai terlihat begitu ragu untuk memunculkan senyumannya, dia melambaikan satu tangannya yang lalu dia merubahnya dengan pura-pura menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Anneth segera masuk ke dalam rumah, selintas dia melihat sesuatu ketika melewati teras. Dia berbalik ke arah teras dan menghampiri rak khusus menyimpan sepatu. Dia melihat empat pasang sepatu ayahnya yang berjajar rapi.

"Kalau aku menyemirnya pada kai setiap hari dengan uang jajanku, kai bisa mendapatkan uang untuk dia membeli gulali! "

Anneth berjingkrak senang ketika mendapatkan ide bagus untuk menolong sahabat pertama di tempat barunya.

"Dari mana saja? " sosok ibu berdiri di balik pintu dengan kedua tangan yang bertolak pinggang.

"Aku baru saja bertemu dengan teman pertamaku disini ibu " anneth berucap seraya memeluk sosok ibunya, dia tidak melihat kemarahannya karena baru kembali ke rumah setelah sore hari.

"Ibu bilang aku harus terbiasa di tempat ini jadi aku mencari teman " sambungnya.

Senyuman lebar terlihat di wajah wanita yang dipeluk anneth, dan akhirnya dia luluh oleh anneth yang bersikap manja seperti itu.

"Cepat mandi dan bersiap untuk makan malam "

"Baiklah " anneth lalu melepaskan pelukannya dan segera berlari menuju ke kamar tidurnya untuk mengambil handuk dan bergegas mandi sebelum ayahnya pulang.

Malam ini, anneth yang walaupun masih berusia tujuh tahun dia sudah mandiri tidur di kamarnya sendiri. Kamarnya tidak terlalu luas dan terdapat satu jendela yang jika dia buka dapat terlihat pemandangan malam yang bertabur bintang paling indah.

"Aku ingin kamu membuat aku satu sekolah dengan kai besok tuhan " ucapnya seraya memandangi langit dari jendela kamar yang tirainya dia biarkan terbuka.

"Aku senang bertemu dengannya karena dia orang yang tidak pernah tersenyum lebih dulu padaku! " lagi-lagi anneth berucap, "itu artinya dia orang yang tidak menyukaiku! jadi aku harus membuatnya menyukaiku,,, "

"Dan juga aku merasa kasihan padanya, dia harus menyemir sepatu orang untuk bisa mendapatkan uang "

Dia memikirkan sesuatu untuk beberapa detik, "sedangkan aku bisa meminta uang kepada ibu atau ayah atau apapun yang aku inginkan, pasti aku akan mendapatkannya dengan mudah "

Setelah beberapa menit dia berkata-kata pada dirinya sendiri, kedua matanya sepertinya sudah tidak dapat bekerja sama dengan mulutnya yang masih ingin mengungkapkan curahan hatinya kepada tuhan. Jarum jam di dinding pun telah menunjukkan pukul sembilan malam, waktu yang sama setiap harinya untuk anneth memejamkan mata dan beristirahat karena dia harus bangun pagi sekali besok untuk pergi ke sekolah barunya.

"Apa yang kamu mimpikan sayang? " sosok wanita yang menjadi ibu itu muncul dan duduk disamping anneth yang tertidur pulas dengan senyuman lebarnya.

Satu tangannya mengusap lembut poni anneth dan lalu membenarkan posisi selimut putri semata wayangnya itu dan mencium keningnya sebelum akhirnya dia beranjak mematikan lampu kamar anneth dan menutup pintunya, meninggalkan anneth untuk tidur di kamarnya sendiri.

Udara malam mulai berubah menjadi semakin dingin, suara ayam jantan yang berkokok terdengar menjadi alarm alami yang berbunyi menggantikan beker yang biasa anneth atur ketika masih tinggal di kota besar. Karena dulu dia begitu kesulitan untuk bangun pagi, kali ini dia dengan mudah membuka matanya ketika mendengar ayam berkokok.

"Ini bekalmu sayang "

"Terima kasih, bu " anneth yang telah rapi dengan seragam kemeja berwarna putih dan rok pendeknya yang berwarna merah lengkap dengan dasi dan topi yang berwarna senada dengan rok seragam miliknya.

Dia lalu membuka kotak makan miliknya, roti yang telah dioleskan mentega dan coklat meises kesukaannya.

"Aku harus memotongnya menjadi dua " ucap anneth, dia lalu membawa pisau kue yang berada di atas meja makan dan membagi dua roti tersebut.

"Nanti kalau aku bertemu dengan kai, aku akan membaginya! " dengan wajah senangnya anneth menutup rapat kembali kotak makan miliknya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Ayah " panggilnya ke arah laki-laki yang duduk dihadapannya tengah menyeruput kopi miliknya sambil membaca surat kabar.

"Ada apa sayang "

"Hari ini ayah akan memakai sepatu yang mana? " tanyanya.

Kening sang ayah berkerut, "kenapa bertanya seperti itu? "

Anneth tersenyum, "tidak, aku hanya akan membersihkan sepatu ayah yang tidak dipakai hari ini "

Senyumannya muncul, "baiklah, lakukan saja apa yang kamu suka "

"Kita berangkat ke sekolah sekarang " suara lembut ibunya muncul dari arah belakangnya, dan meraih tangan anneth.

Ibunya sudah terlihat sangat rapi dan berdandan cantik pagi ini, karena hari ini merupakan hari pertamanya di sekolah yang baru.

"Nanti jika aku sudah tahu sekolahnya, ibu tidak perlu lagi mengantarku nanti ibu lelah " celoteh anneth ketika mereka berada di sebuah becak yang berjalan menuju ke sekolahnya.

"Iya, sayang " tanggapnya, "ayahmu sudah membayar abang becak ini untuk mengantar jemputmu ke sekolah mulai besok "

"Sekolahnya agak lumayan jauh "

Anneth tersenyum menganggukan kepalanya, sepertinya dia sudah tidak sabar untuk segera sampai di sekolah dan mencari sahabat pertamanya yang bernama kai yang ditemuinya kemarin di lapangan tempat bermain...