Selama perjalanan, Akbar sibuk dengan setirnya sedangkan Gavin dengan pemikiran jeleknya tentang Amel. Akbar memilih menawarkan diri untuk menyupiri Gavin karena Gavin pasti sangat tidak fokus dalam menyetir, dan Akbar menghindari itu.
Saat malam semakin larut, Akbar dan Gavin baru sadar dengan suasana jalan ini. Sepi seperti tidak dihuni, dan itu membuat Gavin menduga duga tentang keselamatan Amel.
"Ini gelap," ucap Akbar.
"Ga ada yang bilang ini terang Akbar," jawab Gavin sambil masih melihat ke sekekililingnya.
"Oke! Gua ralat, jadi ini gelap sama sepi," ucap Akbar. Gavin memutar bola matanya malas.
"Ga ada yang lagi dangdutan sambil buka kawinan, jangan sampe usus lu gua lurusin biar ga keriting!" Balas Gavin dengan kesal. Akbar hanya menggaruk garuk pipi-nya yang tidak gatal.
"Iy-iyaa deh, ngalah gua," pasrah Akbar. Gavin mengkerutkan keningnga heran.
"Emang kita lagi debat? Gua tuh lagu koreksi semua omongan lu jamal!" Bantah Gavin. Akbar hanya ber-oh-ria.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com