Perlahan nafas memburunya berubah menjadi lebih teratur, aku keluar dari bathup untuk mengambil perban dari lemari kabinet.
Sekilas kulihat pantulanku di cermin, darah membasahi hampir seluruh kemeja putihku dan kedua tanganku. Bahkan beberapa tetes menempel di wajahku yang saat ini terlihat pucat.
Aku terlihat seperti Dexter yang baru saja memutilasi korbannya.
Kuambil dua kotak perban dan perekatnya beserta gunting baru lalu berbalik menuju bathup. Alice belum membuka matanya.
Sesaat rasa panik menyusupiku, apa Ia mati kehabisan darah?
Sambil berlutut di sebelahnya aku membuka kotak perban. Kuambil handuk yang sedikit berlumuran darah dari lukanya lalu tertegun saat melihatnya. Luka di pundaknya sudah menutup.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com