Andrei tidak membalas ciumanku. Bibirnya masih terkatup rapat walaupun aku sudah berusaha menggodanya dengan ujung lidahku.
Kutarik wajahku sambil membuka mata lagi, wajah tampannya yang dingin dan dipenuhi dengan aura membunuh masih menatapku dan menunggu jawaban dariku. Oh, dasar keras kepala, pikirku sambil tersenyum sendiri.
Ia terlalu fokus membalas dendam padahal aku hanya terluka sedikit. Grisha bahkan tidak menghantamku sekuat itu. Walaupun aku sendiri juga masih sangat kesal, tapi siang ini aku kalah terlalu cepat karena aku belum minum darah sejak kemarin malam.
Tentu saja aku akan membalas Grisha sekembalinya kami ke St. Petersburg nanti. Saat ini aku hanya ingin bergelung di tempat tidur bersama Andrei. Bagaimanapun juga wajah marah dan khawatirnya sebelumnya membuat dadaku terasa hangat dan aneh. Perasaan asing ini adalah pertama kalinya dalam hidupku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com