Butuh waktu beberapa detik sebelum Andrei membalas ciumanku. Aku tersenyum sambil terus menciumnya, merasa menang karena akhirnya aku bisa mengalihkan perhatian dan amarahnya dari kedua Volkov bersaudara itu.
Mungkin besok kami akan kembali ke St. Petersburg, kembali ke kehidupan nyata kami lagi. Tapi malam ini Andrei adalah milikku.
"Kau milikku, Milaya," ucapannya di tengah-tengah ciuman kami.
"Aku bukan milikmu, Andrei," bisikku di bibirnya sebelum menarik wajahku menjauh darinya. Kuseret tubuhku ke tengah ranjang luas hotel kami sementara Andrei berdiri lalu melepaskan kemejanya yang kotor.
Jari-jariku bergerak membuka kancing kemeja di tubuhku satu per satu sambil memandangnya dengan nafas sedikit terengah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com