webnovel

Two Side (The Blue Bird Murder)

Jakarta sedang dihantui oleh tragedi pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang pembunuh yang dijuluki "The Blue Bird" karna ciri khasnya yang selalu meninggalkan sebuah kertas origami berwarna biru berbentuk burung. Pada kertas-kertas origami tersebut berisikan teka-teki yang sengaja diberikan pembunuhnya guna membantu para Kepolisian menemukan dirinya. Vivian Ananta Detektif terbaik di pihak kepolisian ditugaskan untuk menangani kasus tersebut. Namun Vivian merasa Blue Bird selalu lengkah didepannya oleh karna itu Vivian merasa dirinya saja tidaklah cukup, iapun lalu bekerjasama dengan Rian Afrizal. Detektif swasta terbaik di Indonesia. Mampukah mereka berdua bekerjasama guna menangkap The Blue Bird Murder tersebut?.

Milsscar82 · Horreur
Pas assez d’évaluations
22 Chs

Wanita Misterius itu Bernama Nanda

Adam Oka Putra, dia adalah salah satu petugas terbaik yang dimiliki oleh pihak kepolisian di daerah Jakarta. Ia selalu menaati peraturan, tak pernah lalai dalam tugasnya apalagi untuk terlambat datang ke tempat kejadian perkata, itu sangatla tidak mungkin. Adam mungkin adalah orang yang paling disiplin diantara mereka semua.

Adam sejatinya belum begitu lama bekerja disana, dikepolisian Jakarta. Akan tetapi repotasi Adam yang selalu baikpun akhirnya terdengar oleh Vivian Ananta yang saat itu baru saja membanting stir menjadi seorang detektif.

Hampir setiap detektif yang hebat pastilah memiliki seorang partner untuk membantunya disaat proses penyidikan, oleh karna itu saat itu Vivian langsung merekrut Adam untuk menjadi partnernya. Memang pada dasarnya banyak anggota kepolisian yang lainnya disana yang bisa menjadi partner Vivian, namun Vivian secara khusus meminta kepada Kepala Kepolisian untuk menjadikan Adama sebagai partnernya. Karna reputasi yang telah dimiliki Vivian, dan rayuan Vivian yang cukup ampuh untuk meluluhkan hati kepala kepolisian, akhirnya kepala kepolisianpun menyetujui hal itu.

Mereka berduapun menjadi pasangan yang serasi, kasus demi kasus berhasil mereka pecahkan. Mulai dari yang termudah hingga sampai yang tersulit sekalipun, mereka berhasil memecahkannya. Meski Vivianlah yang lebih dikenal akan kesuksesan tersebut, namun Adam tetap bangga dan bahagia akan hal itu.

Jika seseorang lelaki berteman dekat dengan perempuan maka akan sangat kecil kemungkinannya bahwa tidak ada yang jatuh cinta diantara mereka, terlebih jika sosok wanitanya cantik dan cerdas seperti Vivian. Ya, Adam memendam rasa cintanya selama ini kepada Vivian, kedekatan dan kebersamaan mereka yang membuat Adam lama-kelamaan mulai jatuh cinta dengannya.

Lagipula siapa yang bisa menahan ketertarikan kepada wanita secantik dan semenarik Vivian, tak ada, bahkan Adam sekalipun.

Namun sampai sekarang Adam tak pernah berani untuk mengutarakanya meskipun ia tau Vivian tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun kecuali dirinya. Ia takut jika ia mengatakannya dan Vivian tidak menerimanya itu akan membuat Vivian menjauhi dirinya, ia tidak mau itu terjadi, maka dari itu sampai sekarang ia tidak menyatakan cintanya kepada Vivian. Friend Zone, itulah yang terjadi pada Adam dan Vivian sekarang.

Oleh karna itu Adam tidak hanya memandang Vivian sebagai partner ataupun atasanya saja, akan tetapi juga sebagai sosok yang sangat ia cintai. Dan dikarnakan hal tersebut, Adampun tak pernah ingin mengecewakan Vivian sama sekali, termasuk untuk yang satu ini. Yaitu memata-matai dan menggali informasi apapun tentang wanita misterius didalam rekaman tersebut.

Vivian tidak asal saja dalam menyuruh Adam untuk menggali sebuah informasi, Vivian tau betul bahwa Adam sangat ahli dalam hal itu, bukan karna Adam adalah seorang intel, melainkan karna koneksi Adam yang luas!. Vivian sangat mengenali Adam dengan pasti, ia tau bahwa Adam memiliki teman yang sangat banyak, yang tersebar dimana-mana maka dari itu ia sangat yakin Adam sanhatlah mampu mengemban tugas yang ia berikan, dan ia juga yakin bahwa Adam takkan pernah megecewakan dirinya.

12 Oktober 2019, pukul 14:00

Dengan koneksinya yang luas, setelah Adam berpisah dengan Vivian di Galeri Seni Indonesia. Adam telah berhasil mengontak salah satu temannya yang memiliki kemampuan hacking yang kebetulan juga bekerja di perpustakaan Indonesia Jaya, tempat dimana Vivian menduga wanita itu bekerja. Adam menyuruh temannya yang bernama Rizki itu untuk mengambil file rekaman cctv sekitar 5-7 hari sebelum tanggal 11 Oktober 2019, dan tentu saja awalnya dia menolak itu semua, dikarnakan itu adalah suatu tindakan yang akan membahayakan karirnya. Akan tetapi Adam yang juga pandai berbicara, berhasil membujuk Rizki untuk

Lalu mereka berduapun akhirnya bertemu disana, dikantin perpustakaan itu lebih tepatnya. Dengan tanpa basa-basi kembali, Rizki langsung memberikan sebuah USB yang didalamnya terdapat beberapa buah file yang mana itu adalah file video hasil rekamanan beberapa hari sebelum kejadian pembunuhan dirumah Beni Basuki terjadi.

Ditengah ramainya kantin tersebut, terdengar suara bisik-bisik dari Adama yang sedang duduk dipojokan kursi kantin. "Apakah kau yakin ini sudah semua?" Tanya Adam seraya terus menengok kekanan dan juga kiri untuk memperhatikan keadaan sekitar.

Rizkipun juga melakukan hal yang sama seperti apa yang Adam lakukan, sebelum berbicara ia juga memperhatikan lingkungan sekitarnya dahulu. Dirasa sudah aman, iapun lalu memajukan duduknya hingga dekat dengan Adam yang duduk dihadapanya. "Ya, tentu saja. Kau tidak perlu khawatir akan hal itu." Jawab Rizki was-was.

Dan disaat mereka bertemu, Adam sama sekali tidak mengutarakan maksudnya memintai rekaman tersebut, ia hanya bilang bahwa ini adalah tugas resmi dan rahasia dari kepolisian. Adam melakukan itu karna ia ingin memenuhi permintaan Vivian, yang berkata bahwa jangan sampai ada orang yang tau tentang apa yang ia lakukan saat ini. Karna menurut Vivian, semakin dikit yang tau akan semakin bagus.

Adampun tersenyum, lalu kemudian ia beranjak dari duduknya. "Terimakasih Ki, ini akan sangat berguna." Ucap Adam berterimakasih. Setelah itu Adampun langsung pergi tanpa pamit kembali kepada Rizki, ia pergi meninggalkan Rizki dan mencoba mengitari kantin untuk mencari sosok wanita yang ada didalam rekaman tersebut.

Karna suasan kantin yang cukup ramai saat itu, butuh waktu yang cukup lama sampai akhirnya Adam menemui wanita tersebut. Ya, Adam berhasil menemui wanita yang ia cari. Wanita itu sama seperti wanita-wanita yang bekerja di perpustakaan itu pada umumnya, ia sedang makan bersama-sama dengan teman-temanya. Adam bahkan melihatnya ngerumpi bersama dengan temanya, layaknya seorang wanita pada umumnya. Sampai saat itu Adam sama sekali tak menemui hal yang mencurigakan dari wanita tersebut.

Penampilannya sama persis seperti wanita yang muncul pada tanggal 7 Oktober, Ia terlihat lugu, rambutnyapun panjang tidak pendek seperti apa kata pemilik Galeri Ian Roberth. Lalu wanita itupun juga terlihat agak sedikit malu-malu ketika ingin mengutarakan keluh kesah dirinya kepada teman-temannya saat itu. Ia memanglah cantik, sungguh! Adam mengakui itu, akan tetapi ia tidak cocok dengan ciri-ciri wanita yang telah disebutkan oleh tuan Ian Roberth, ataupun dengan sosok wanita pada tanggal 8 Oktober. Namun dari segi wajah, mereka cocok sekali. Adam bahkan sempat berpikir, bahwa mungkin wanita itu kembar.

Setelah mereka selesai makan, wanita dalam rekaman tersebut yang bernama Nanda ternyata adalah seorang penerima tamu disana, dan sesuai prediksi Vivian, Adam yakin bahwa buku besar yang ada di Galeri Seni Indonesia saat itu adalah buku miliknya.

Adampun sempat menanyakan perihal Nanda kepada orang-orang yang bekerja disana, Adam saat itu mengaku bukan sebagai anggota kepolisian, melainkan sebagai pengagum rahasia Nanda.

Dan dengan begitu Adam berhasil membuat orang-orang membuka mulutnya dan memberikan setiap informasi yang mereka ketahui tentang Nanda kepada Adam.

Dari semua informasi yang telah Adam terima dari sekian banyaknya orang yang memberikannya informasi, Adam dapat menyimpulkan bahwa Nanda tidaklah mempunyai kembaran! Bahwa wanita yang berada pada tanggal 7 adalah sama dengan tanggal 8.

Dan perihal tatto ditangannya, Adam akhirnya dapat mengerti, bahwa itu bukanlah tatto melainkan Hyena. Karna menurut informasi yang ia terima, Nanda suka sekali mengenakan Hyena. Lalu selain itu Adam akhirnya juga tau bahwa belakangan ini orang-orang disana merasa ada yang sedikit berbeda pada Nanda, termasuk hari ini.

Kata mereka, Nanda mulai banyak melamun belakangan ini, tidak seperti Nanda yang biasanya, mereka berpendapat bahwa mungkin ini berhubunan dengan masalah percintaan. Ya, tentu saja tidak dengan Adam, dengan ini semakin membuat Adam yakin bahwa Nanda memanglah korban ancaman dari blue bird.

Namun Adam belum berani untuk memastikan hal tersebut, karna terlalu beresiko untu menyimpulkanya disaat masih sedikit bukti yang ia pegang. Adam lalu memutuskan untuk masuk kedalam perpustakaan itu. Ia bermaksud untuk berinteraksi secara langsung dengan Nanda, agar sedikit banyaknya mengetahui sifat Nanda dari gaya bicara serta gelagatnya nanti.

Adampun memasuki perpustakaan tersebut, dengan tanpa gerakan mencurigakan. Ia berjalan masuk layaknya seorang kutu buku yang gemar membaca buku saja, ia bahkan tak lupa menggunakan kacamata palsu yang ia bawa guna memperlancar permainan peran yang ia mainkan. Meskipun wajah Adam yang terlihat gagah dan badanya yang propisonal tidak memberikannya efek kutu buku sama sekali, tapi setidaknya Adam sudah berusaha saat itu.

Menurut informasi yang ia terima, Nanda berjaga dilantai 3, tepatnya tumpukan buku-buku berbahasa inggris. Dan benar saja, sesuai informasi yang ia terima, Nanda benar-benar sedang berjaga disana saat itu. Adam melihatnya dari kejahuan, sekilas Adam melihat keramahan dari dirinya, senyumnya kepada pelanggan yang begitu manis, dan tutur bahasanya yang sangat sopan membuat Adam sedikitnya yakin bahwa dia adalah wanita baik-baik.

Adampun lalu mulai mendekati Nanda, dan memulai interaksi denganya, lalu melihat Adam yang mendekatinya, dan berdiri dihadapanya. Dengan ramah Nanda tersenyum simpul kepada Adam. "Ada yang bisa saya bantu tuan ? " Sapanya dengan sangat begitu ramah. Nada suaranyapun begitu halus.

Adampun lalu berpura-pura membetulkan matanya, lalu mengedipkan mata sebelahnya beberapa kali layaknya seorang yang matanya kelelahan. "Aku ingin mencari buku Business Adventures karangan Jhon Brooks, bisakah kau memberitahuku dimana buku itu berada." Tanya Adam dengan gelagat kutu buku.

Nanda kembali tersenyu, lalu perlahan ia mengangkat tangan sebelah kanannya lalu dengan tangan kiri menopang ibu jari tangan sebelah kanannya, ia menunjuk blok sebelah kiri diirinya. "Disana tuan, di blok F dengan nomor panggil 33782.ECM.Eg." Seru Nanda dengan ramah.

Adam lalu sedikit menarik bibirnya, ia sempat tersenyum tipis karna kagum dengan sikap ramahnya Nanda, lalu kemudian agar ia mempunyai waktu yang cukup lebih lama untuk berinteraksi dengan Nanda, iapun mencoba mencari-cari alasan agar Nanda bisa membantunya mencarikan buku itu. "Mohon maaf sekali lagi kak." Sahut Adam. Nanda lalu membalasanya dengan senyuman ramahnya itu kembali. "Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu lagi ?"

Seraya memijat-mijat matanya itu Adam mulai mencari-cari alasan. "Bisakah kau membantuku untuk mencari buku tersebut, karna tiba-tiba saja mataku ini agak sedikit rabun, mungkin karna mataku kelelahan."

"Tunggu sebentar ya tuan," sahut Nanda seraya membisikan temanya yang berdiri tepat disebelah dirinya untuk menggantikan dirinya sebentar mejaga tempat penerima tamu. Sementara dirinya mengantarkan tamu (Adam) untuk mencari sebuah buku.

Setelah temannya setuju, Nandapun keluar dari tempat penerima tamu, dan berdiri tepat disamping Adam. Lalu dengan sopan ia munjuk kearah blok F tadi. "Baik tuan, akan saya bantukan cari, mari tuan ikut saya." Katanya dengan sangat sopan seraya menemani Adam mencari buku tersebut.

Setelah mendapatkan buku tersebut, Adampun lalu tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Nanda, sedangkan Nanda hanya tersenyum ramah kepada Adam, setelah itu ia kembali ke posnya yang sebelumnya.

Adampun kemudian duduk dipojokan perpustakaan tersebut, sembari membawa buku yang sebenarnya tidak akan pernah ia baca itu. Setelah duduk dan bersandar disana, iapun kemudian tersenyum menatap langit-langit. "Dia benar-benar ramah." Ucapnya dalam hati.

Hanya dengan dalam beberapa menit mereka bersama saja, Adam sudah dapat mengetahui orang seperti apa Nanda itu. Adam begitu yakin Nanda adalah orang yang sangat baik, dengan hanya melihay senyuman ramahnya itu saja Adam sudah mengerti itu.

Bagi Adam, senyuman Nanda itu berbeda dari senyuman-senyuman orang lain, senyuman Nanda itu benar-benar terlihat seperti dari dalam hati. Tidak seperti senyuman palsu orang-orang lainya, yang tersenyum karna tuntutan pekerjaannya.

Terimakasih yang telah membaca. Jangan lupa berikan kritik serta saran agar membantu Author memperbaiki kualitas cerita ini.

Like it ? Add to library!

Milsscar82creators' thoughts