webnovel

Ah sudahlah

Makin kesini semakin aku mengerti, bahwa aku harus bisa ikhlas apapun yang terjadi padaku sekarang, ataupun nanti.

Karena pada akhirnya aku dan dia masih bisa bertemu dalam situasi dan ruang lingkup yang itu itu saja.

Ada sebuah lagu yang menggambarkan perasaanku pada saat itu..

"Dan upayaku tahu diri, tak selamanya berhasil apabila kau muncul terus begini. tanpa pernah kita bersama . pergilah menghilang sajalah lagi..."

*Tahu diri - Maudy Ayunda*

Seakan-akan lagu tersebut menjadi soundtrack didalam hidupku.

Ya pada kenyataannya memang aku dan dia belum bisa terpisah oleh jarak.

Dan bagaimana bisa aku melupakan dia, sedangkan dia selalu saja muncul dikehidupan ini.

Menjelang hari Ospek tiba, aku bersama panitia lainnya mulai sibuk dengan jobdesk masing-masing.

Aku pun mulai sibuk menjadi penanggung jawab dibagian konsumsi, untuk mengatur beberapa partner yang akan membantu kebutuhanku dalam acara ospek.

Tulis pesan :

"Hey Chandra, ntar malam lu mau ga nemenin gue beli buah sama air mineral buat opening besok pagi."

Kirim SMS ke Chandra.

Pesan masuk :

"Oke siap, ntar malam insyaallah gue bawa motor".

Balas :

"Iya deh, makasih yaa. sorry nih ganggu"

Siang itu aku terpaksa mengirim SMS ke Chandra agar nanti malam dia bisa membantuku mempersiapkan semua kebutuhan terutama dibagian konsumsi.

Karena acaranya dimulai pagi hari, sehingga persiapannya sedari malam.

*dikampus*

Seketika dia datang terburu-buru walau sedikit telat karena yang lain sudah datang.

saat itu partner team yang lain tidak dapat hadir, sehingga aku hanya bisa mengandalkannya.

"Ayo Zee berangkat, kira-kira apa aja yang mau dibeli?"

"Beli buah-buahan, air mineral 2-3 dus, udah"

"Oh ga beli kue sekalian?"

"Kue udah dipesan ko, tinggal besok pagi diambil aja sih"

"Oke.. Oya bentar deh, kalo bawa motor bebek gue kayaknya ga muat bawa Aer 2 atau 3 dus mah"

"Iya sih, pinjem motor Diyah aja tuh"

Kebetulan motor diyah matic dan dia adalah ketua pelaksana Ospek, jadi motornya selalu fleksibel untuk dipinjam.

"Boleh deh, mana sini kuncinya"

"Iya bentar gue ambilin"

Saat dia memarkir motor didepan kampus sambil menungguku, aku menghampirinya lalu naik ke motor tersebut.

Perasaan canggung mulai menerpa.

Lagi, dan lagi untuk kedua kalinya aku dibonceng dengannya.

Degh...

Saat tubuh ini berada didekatnya seakan-akan tubuhku kaku.

"Kemana kita Zee?"

"Emhh... Kemana aja deh, cari disepanjang jalan ada tukang buah apa engga" sambil jawab pertanyaan dari dia, lidahku terasa keluh...

Dia mengendarai motor dengan standar kecepatan biasa, karena tujuannya memang kita berdua akan mencari tukang buah pinggir jalan.

"Tuh didepan ada tukang buah" jari telunjukku mengarah ke toko buah tersebut.

"Nah pas nih, ga usah jauh-jauh kita carinya.." sahut Chandra antusias. Lalu dia segera memberhentikan motor didepan toko.

"Hehehe iyaa... "

Lalu kita berdua turun dari motor dan menghampiri tukang buah. Aku memilih buah yang akan dibeli, sedangkan Chandra asik menawar si Abang tukang buah.

Sungguh dalam hati aku berbicara "wah ini cowok kok pinter nawar ya"

Aku senyum-senyum mendengar pembicaraan nya sedang menawar harga buah, aku masih asik memilih buah-buahan.

"Abang kirain kasih diskon nih ke kita, kan belinya banyak hehe"

Harga sudah fix dan dia pasrah tak dapat menawar lagi.

Lalu aku memberikan uang kepada si Abang tukang buah.

Kita berdua kembali naik keatas motor.

"Buah udah dibeli, sekarang beli Aer mineral ya?"

"Iya Chandra, tapi nih takutnya agen udah pada tutup. Kan murahan beli di agen."

"Semoga aja belum tutup deh.. ayo gass"

Selama diperjalanan, dia mengajakku ngobrol apa saja. Sampai aku tidak sadar, posisi daguku hampir menyentuh pundaknya.

dan sesekali helm yang aku gunakan menabrak helmnya saat dia tiba-tiba Rem mendadak.

"Itu tuh didepan agennya, waitt..." aku melihat warungnya sudah gelap.

"Itu...?" sambil menunjuk arah warung agen tujuan kita.

"Yah udah nutup deh...."

"Yah... Oke lanjut dimana lagi ada agen?"

"Ga tau lagi kalo daerah sini, paling warung-warung biasa aja"

"Iya udah gapapa, kita nyari diwarung biasa."

Lalu Chandra kembali melanjutkan perjalanan mencari agen Aer mineral.

"maaf nih pak, mau tanya didaerah sini ada agen Aer mineral?"

Inisiatif Chandra berhenti untuk bertanya kepada orang disekitar.

"Yah mas Kalo agen mah udah pada nutup. Kalo mau beli Aer mineral ada di warung biasa disana masih buka kok, dia biasanya nyetok Aer mineral banyak. Lurus aja, terus nanti ada gang kecil masuk lurus dikit ada warung disitu"

"Oh gitu ya pak, makasih ya pak atas infonya"

"sama-sama."

lalu Chandra bertanya padaku, yang sedari tadi mendengarkan dia berbicara dengan bapak-bapak yang lewat.

"Gimana nih Zee, gapapa beli diwarung biasa?"

"Yaudah gapapa kali ya, walaupun harganya beda."

"Atau kita nyari lagi, untung-untung ketemu agen"

"Hmm... gimana yaa, emang gapapa nih elunya? lagian ini juga udah malem sih"

"Santay... Yuk kita cari lagi.. kalo emang ga ada lagi dan udah mentok baru deh ikutin kata bapak yang tadi"

"Iya udah gue ikut aja..."

"Tenang Zee, gue jamin lu selamat sampe balik lagi ke kampus kok hehehe"

"Hahaha bukan gitu..."

Degh....

Saat Chandra menyatakan perkataan itu, perasaanku terasa melambung jauh ke awan.

Semakin larut malam dan hembusan angin semakin merasuk kedalam tubuhku.

Untuk pertama kalinya aku melewati malam bersamanya, mungkin bintang dan bulan dilangit juga sedang tersenyum menyaksikan aku bersamanya.

"Udah mentok nih, gimana mau balik lagi ketempat tadi aja"

"Iya gapapa Chandra, opsi terakhir kita beli disana aja"

"Yuk..."

Chandra memutar balik arah motor, sehingga kita mengulang jalan yang kita lewati lagi.

Sepertinya jalan-jalan yang pernah aku lewati, akan menjadi jalan kenangan antara aku dengan Chandra. Aku berpikir beberapa tahun yang akan datang, aku akan merindukan hal ini.

"Gang yang ini bukan ya?"

"Iya ini, tadi kan kita berhenti disana.." sambil menunjuk tempat berhenti saat Chandra bertanya pada seorang bapak.

Sampailah pada warung Yang dimaksud orang tersebut dan aku langsung turun dari motor.

"Permisi pak, mau beli Aer mineral 3 Dus ada stoknya ga pak?"

aku bertanya pada seorang bapak penjaga toko tersebut yang ada didalam.

"Ada kok mba, 3 dus ya?"

"Iya pak, berapa harganya pak?"

"Satu dus 13rb"

"Oh... ini pak uangnya 100rb"

"Ambil aja ya, muat ga ditaro dimotor?"

Lalu Chandra menyauti..

"Engga kayaknya pak, paling cuma kebawa satu dus."

"Dua juga bisa kok, sini dibelakang sama gue"

"Engga Zee, lu kan bawa buah-buahan tuh ribet ntar elunya. Mending ntar gue balik lagi, sekalian ajak anak cowok deh."

"Oh.. yaudah atuh kalo gitu mah..."

Lalu Chandra dengan sigap mengangkat 1 dus air mineral ke motor.

"Ntar saya balik lagi ya pak, pisahin aja dulu"

"Oke mas..."

Setelah membeli air mineral, aku dan Chandra kembali ke kampus.

Aku memilih tak menggunakan helm, karena helm yang aku pakai kacanya turun terus. Jadi saat dipakai tidak nyaman.

Selama diperjalanan kembali ke kampus Chandra mengajakku ngobrol sampai aku tak sadar lagi kalau daguku hampir saja menyender di bahunya.

Entahlah mengobrol apa saja, yang kurasakan saat itu adalah kenyamanan.

Malam itu adalah malam terindah dalam hidupku.

Berboncengan dengan orang yang selama ini diam-diam aku sukai.

Tak terasa ternyata aku sudah sampai kampus dari jauh aku melihat teman-temanku sedang memperhatikanku.

Dan seketika turun dari motor, mereka sudah senyum senyum padaku.

"Woy kenapa lu pada?"

"Cieee... ciee..... lama banget, kayak abis Pacaran"

"Dih apa sih, tadi tuh nyari agen Aer mineral udah pada tutup"

"ah masa???? iya juga gapapa kan, yang penting mah seneng uwuuuu"

"Biasa aja, kan sebelumnya udah pernah juga dibonceng"

"Tapi yang ini beda kan rasanya...?"

"bodoamat, capek ah" lalu aku berlalu masuk kedalam ruangan panitia.

Ternyata teman-temanku masih saja menggoda. Aku kesal tapi memang sesungguhnya aku sangat senang atas kejadian tersebut.

Ketika aku ramai digoda teman-teman, Chandra yang sedari tadi mengantarku, langsung mengajak salah satu panitia cowok untuk membantu membawa Aer mineral 2 dus.

"Udah dong jangan pada ledekin aku terus..., profesional nih besok acara" aku bilang kepada teman-temanku.

"Iye deh iye.... becanda doang"

Pasca melihat tulisan Chandra dimedia sosial waktu itu, aku takut kejadian tersebut akan terulang kembali.

Makanya jika tidak ada hal yang terpaksa mana mungkin aku bisa berduaan dengannya.

Aku takut Chandra berfikiran aneh tentangku, bahwa aku memang menyukainya dan aku mencari kesempatan saja untuk bisa dekat dengannya.

Mungkin teman-temanku hanya bisa menggodaku tanpa memikirkan perasaanku seperti apa.

Aku sendiri memikirkan takut, apakah memang Chandra tidak nyaman jika selali dekat denganku.

Tidak nyaman atas sikap teman-temanku yang seakan menggodanya juga.

Ah sudahlah, aku yakin semua akan berlalu begitu saja.

ini baru saja hari pertama aku menjadi panitia ospek, bagaimana nanti jika acara sudah berlangsung. Apakah banyak komunikasi yang terjadi antara aku dan Chandra.