webnovel

Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu

[COMPLETED] Berawal dari lukisan hingga menjadi cinta? Jennifer Dean, seorang mahasiswa teladan jurusan seni ini suatu hari bertemu Daniel Alexander di gallery seni. Berawal dari kecocokan minat mereka, Jenni, si gadis polos namun cerdas ini menjalin hubungan dengan Daniel yang ternyata adalah seorang CEO muda dari K'D Corporation Company?? Dapatkah seorang gadis biasa ini beradaptasi dengan lingkungan serba mewah Daniel, si CEO workaholic? Dapatkah ia mempertahankan Daniel ketika Kylie, saingan cintanya terus mengejar ngejar Daniel? Tak hanya itu, Ayah Daniel juga membuat kesepakatan dengan Jenni tanpa sepengetahuan Daniel? Perjanjian macam apakah itu? Akankah itu mengancam hubungan mereka? Est-Ce La Fin. Apakah ini akhirnya? Akhir hubungan kita ataukah justru awal dari segalanya? Baca hanya di novel "Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu" —— Jika ada yang mau tau Visual dari novel ini kalian bisa follow ig seya yaa ... Untuk sequel dari novel ini telah ada dalam bahasa Inggris, untuk judul novel nya: Daddy’s Beloved Baby Ig : gldseya FB : Gld Seya

Gldseya · Général
Pas assez d’évaluations
254 Chs

Date ?

Jenni dan Edward kini tengah berada di Mall, bahkan sedari tadi kedua nya sudah berputar putar di Mall tersebut menimbang kado mana yang pantas untuk ibu dari Edward.

"Edward bagaimana kalau tas yang tadi sempat aku tunjuk padamu ? kurasa itu cocok untuk ibumu yang masih terlihat cantik dan modis" ucap Jenni pada Edward memberi saran.

"Benarkah ?? Apakah itu tak terlalu keliatan muda untuk nya ?" tanya Edward agar dapat meyakinkan dirinya atas pilihan Jenni.

"Hng ... menurutku seperti itu, kau kan tahu ibumu masih terlihat muda untuk seusianya bukan ?"

Edward tampak menimbang perkataan Jenni sejenak, dan setelah nya menganggukan kepala menyetujui ucapan Clara sebelumnya.

"Kurasa kau benar ... aku setuju padamu" ucap Edward.

"Kalau gitu ayo kita ke toko tadi" ucap Jenni antusias.

Sesampainya di toko, Jenni segera menunjuk tas yang ia rekomendasikan pada Edward, dan meminta pelayan yang berada disana untuk membungkusnya.

Setelah itu Edward segera membayar transaksi nya di kasir.

"Sudah" ucap Edward sambil mengangkat belanjaan nya itu.

Jenni pun menganggukan kepala, dan melirik jam yang melingkar di tangannya sejenak.

'Masih jam 06.20 PM kurasa bang Daniel belom sampai' gumam Jenni dalam hati.

"Apakah keka— ooops maksudku temanmu sudah sampai ?" tanya Edward mendekati Jenni.

Jenni mengendikkan bahunya sebagai jawaban pada Edward.

"Mau aku temani ?"

"Boleh" jawab Jenni.

"Sebaiknya kita beli minum dulu disana ... tenggorokan ku sedikit kering" ucap Edward pada Jenni.

Jenni hanya menganggukan kepala dan mengikuti langkah Edward.

Kedua nya sudah berada di tempat penjual minuman, dan Edward yang memesankan minuman untuk mereka berdua.

Tak butuh waktu lama menunggu, pesanan minuman keduanya pun telah jadi.

"Jam berapa kau janjian bertemu ?" tanya Edward pada Jenni to the point saat keduanya telah duduk di bangku yang berada disana.

Jenni melirik jam nya sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Edward padanya.

"Jam 7" jawab Jenni singkat.

"A...-ah berarti sebentar lagi ia akan datang" ucap Edward saat tadi sempat melirik jam Jenni menunjukkan pukul 06.45 PM.

"Kurasa begitu" ucap Jenni santai.

"Mmm ... kalau begitu aku akan menemanimu sampai ia datang ... aku ingin tahu dengan orang yang mendekati sahabatku" ujar Edward antusias.

Jenni hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban.

Tak berapa lama setelah itu tampak terdengar bahwa handphone Jenni berdering.

Dengan cepat Jenni langsung mengangkat telefon itu.

"Hallo"

"Jen ... aku sudah sampai ... kau dimana ?"

Jenni mengedarkan pandangannya sejenak.

"Aku berada tak jauh dari Rise Coffe"

"Baiklah .. jangan kemana mana aku akan kesana"

"Hng"

Setelah nya sambungan telefon pun terputus.

"Apakah dari orang yang ingin kau temui itu ?" tanya Edward pada Jenni.

Jenni pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Itu dia !" pekik Jenni saat mendapati Daniel telah berjalan kearahnya.

Jenni tak lupa melambaikan tangannya memberi kode pada Daniel.

Daniel berjalan lebih cepat dari sebelumnya saat mendapati Jenni yang tengah berdiri memberi kode lambaian tangan padanya.

"Hai !" sapa Daniel pada Jenni sambil tersenyum.

Jenni tersenyum balik pada Daniel.

"Ekhem ..."

Edward berusaha mengingatkan sahabat nya itu bahwa masih ada dirinya saat ini.

"Oh iya bang ... kenalkan dia sahabatku Edward ... orang yang tadi memintaku menemani nya membeli kado" ucap Jenni seraya menjelaskan Daniel agar tak terjadi kesalah pahaman.

'Jadi sahabat Jenni laki laki bukan perempuan ?' gumam Daniel dalam benak yang merasa sedikit cemburu.

"O..-oh hai ... aku Daniel" ucap Daniel seraya mengulurkan tangannya yang kemudian Edward membalas jabat tangannya tersebut.

"Karena kau sudah datang ... jadi aku pamit terlebih dahulu" ucap Edward saat menyadari keberadaan nya yang membuat canggung diantara mereka.

"Oh okai" ucap Jenni.

"Oh iya .... karena kau yang bersama sahabatku sekarang ... maka jaga dia baik baik" ucap Edward kembali sambil menatap Daniel dalam makna yang dalam.

"Tentu saja ... aku dengan senang hati menjaga sahabatmu" balas Daniel penuh percaya diri.

'Ada apa dengan mereka ?' monolog Jenni sambil menatap bingung pada keduanya.

Setelah Edward pergi, Daniel langsung meraih tangan Jenni dan mengajak Jenni ke salah satu tempat makan yang berada disana.

Yak sebelumnya tentu saja Daniel sudah mencari rekomendasi tempat makan yang berada di Mall tersebut.

"Kita akan makan dimana ?" tanya Jenni sekedar basa basi.

"Kau lihat saja" ucap Daniel dengan suara lembut.

Jenni pun hanya dapat mengulas senyumnya dan menganggukan kepala nya.

Ia tak tahu bahwa hatinya kini terasa menghangat belom lagi dengan genggaman tangan Daniel padanya.

Sungguh Jenni menyukai hal itu.

Mungkin memang terdengar seperti hal kecil, namun bagi Jenni hal-hal kecil seperi itu sudah dapat menyentuh hatinya yang sebelum sebelumnya Jenni belom pernah merasakan hal tersebut.

—————

Leave comment and vote 😊