"Hi Tessa..!!!"
"Oh My God..!! Rosse! I miss you so much. Let me hug you my cousin"
"I miss you too Tess.."
Tessa dan Rosse adalah saudara sepupu, mereka sangat akrab.
Rosse memiliki rambut sehitam malam, 5 tahun lebih tua dan lebih pendek dari Tessa. Rosse dipaksa Tessa tinggal bersama ayahnya Cade karena dia tak punya keluarga dan Tessa akan pergi kuliah meninggalkan ayahnya. Setidaknya dengan keberadaan Rosse, Cade bisa makan dengan baik setidaknya membersihkan oli yang tercecer di lantai. Sekarang Tessa menjemput Rosse di bandara menaikki taksi dan bersiap ke kediaman Cade.
Rosse baru saja menurunkan kopernya dibantu Tessa, mereka teralihkan oleh kendaraan derek dibelakang mobil Cade membawa truk karatan.
"A truck?? You have to be kidding me." Tessa bertanya dalam marah mengabaikan Cade yang memberi instruksi pada sopir mobil derek ke arah pintu depan lumbung besar. Rosse berterimakasih pada sopir taksi, meletakkan koper dan tasnya di teras rumah lalau menyusul Tessa dan Cade ke lumbung.
"Bagaimana perjalananmu Rosse??" Cade memeluk Rosse hangat.
"It's Fun. How are you??"
"He's really sick" Tessa menyahut menyilangkan tangan didadanya
"Come on honey. This truck have a spesiall metal and . . . "
"Yeah of course everything is spesiall, Dad. Come on Rosse" Tessa menyahut lagi dan menarik Rosse menuju rumah yang hanya 20 langkah dari lumbung besi. Mereka mulai menata kamar tamu dan bercerita riang. Hingga saat dinner.
"I will take this food for your Dad." Rosse menawarkan diri
"Let's go together. He's still my Dad" mereka berjalan membawa makan dan handuk untuk mengelap apapun yang perlu terutama keringat Cade.
"Dad.. Dinner time." Teriak Tessa membuka pintu lumbung.
"Oh My.." teriak mereka melihat Cade sudah di ambang pintu
"On Time. You both have to see this. Close the door" Cade sangat antusias. Rosse dan Tessa bergegas masuk meletakkan makanan dan handuk di nakas lalu focus pada Cade yang berceloteh gembira seperti menang lottere.
"Lihat!!! Sesuatu melubangi radiatornya"
"So??" ucapTessa berkacak pinggang memandang malas.
"Kau harus bangga punya ayah sepertiku. Ketika aku menghubungkannya pada baterai yang aktif." Cade mempraktekkanya dan cipratan api las terbentuk mengelilingi truk karatan itu. Juga suara desingan mesin yang baru dihidupkan terdengar 'Calling all… calling all Autobots' "This is a transformers truck" kata Cade bangga.
"Trans . . . that thing is danger Dad" Tessa panik menaikkan suaranya.
"This machine already dead sweety. You don't have to worry. "
"I am not worried about the machine but I worry about you Dad" sementara Tessa beradu mulut dengan ayahnya, Rosse berjalan mendekati truck dengan rasa penasaran. Mengellinginya dengan mata menyelidik.
Suddenly . . . the truck transformed so fast.
"ARKH" Rosse jatuh tertimpa tatakan perkakas yang terlempar saat truk itu berubah.
"Oh NO!!" Tessa dan ayahnya menghindari apapun yang terlempar kearah mereka.
"I will kill you!! Stay back!!" truk itu berubah menjadi robot super besar dan tinggi menodongkan senjata pada mereka bertiga bergantian.
"Oh wow wow wow easy don't shot us." Cade berteriak panik sambil membantu Tessa berdiri. Sedang robot besar itu terhyung-huyung berusaha berdiri sambil mengerang.
"Please don't hurt us" pinta Tessa melihat robot besar itu sudah mendapat keseimbangannya dan mulai tenang,
"Easy humans." Suara baritonenya terdengar lebih halus dan tenang.
"Stay there Tess." Cade mendekati robot yang sekarat itu. "You're in my house, my name is Cade Yeager. You hurt really bad. So I repaired you"
"Cade, my name is Optimus Prime. My Autobots, they're in danger" Optimus jatuh membungkuk sambil mengerang. "They can repair me. I need to go now"
"If you can reach them. Let me give you some a little help." Cade berjalan cepat menuju peralatannya. Disaat itu sepasang optic biru terang milik Optimus menangkap sosok chubby berambut hitam duduk menyamping dengan kaki berdarah, disebelahnya ada tatakan perkakas kayu dengan noda darah juga.
"Girl, you're injured" pernyataan Optimus membuat Cade dan Tessa menoleh pada Rosse bersamaan.
"Rosse..!!" Tessa dan Cade berlari bersamaan.
"Oh dear. You bleeding. It hurt?? Can you walk??"Tanya Tessa penuh kecemasan.
"It's not too bad dibanding saat kita jatuh dari rumah pohon 7 tahun lalu"
"Sorry girl? I have hurt you??" Optimus full of worried and regreting to Rosse
"It's okay Optimus. You did not do it on purpose." Rosse smiling warmly.
"Tessa, take care of her, I need to help him" perintah Cade, Tessa mengangguk memapah Rosse yang nampak sangat menderita. Optimus tidak bisa mengalihkan pandangannya hingga pintu lumbung tertutup pun dia memandangi darah Rosse yang tercecer.
_____Bersambung_____
Hai hai
Cerita ini sudah pernah saya publish di platform lain. Saya publish ulang atas permintaan readers tercinta.
Silahkan koment yang baik dan saya terbuka dengan kritik yang membangun.
Suport me :-)
Silahkan tinggalkan jejak bila suka.
Jangan lanjutkan bila tak suka. See ya