Suara bisikan mereka semua terdengar jelas sekali dari dalam ruangan kepala sekolah.
'Kemana mereka semua saat aku tertuduh sebagai pelaku cabul? Tidak, bahkan mereka sendiri yang menuduhku dan sekarang malah pura-pura iba?' batinku.
Mendengar bisikan itu, Kepala Sekolah Beverly makin gelisah.
-N e w C h a p t e r-
Author's PoV
-di kantin SMA Beverly-
"woi, kev, udah lihat dustagram belom?"
"nggak, gue males, napa emang?"
"Noel lagi di kantor Kepsek"
"hahaha anying, dia bener-bener ga tau malu banget. Pasti mau balik ke sini lagi gegara nggak ada sekolah lain kan?" ejek Kevin dengan wajah menyeringai.
"eh...i-itu... Oh iya, nama lu juga jadi terkenal di dustagram." teman Kevin yang tak tahu harus menjawab apa hanya bisa mengalihkan pembicaraan.
"Hah? Sini hape lu, siapa sih yang berani bicarain gue? Mau keluar dari rantai pertemanan ya?" ucap Kevin sambil merampas hame temannya dan meng-scroll postingan di dustagram.
"Hah... Apa-apaan ini? Semuanya ngomongin gue pake akun palsu anj*ng! Beraninya di belakang doang ternyata!"
'yaiya lah pake akun palsu, habis mereka kalau ketahuan ama lu' batin teman Kevin.
"apaan nih, sekarang mereka bela-belain Noel dan menghujat gue?! Noel di kantor Kepsek kan? Gue samperin aja biar tau diri" seru Kevin sambil menatap layar ponsel dengan penuh amarah.
Back to Conversation
"ini hanya kesalahpahaman antara anak-anak pak. Ini hal yang wajar kok apalagi di masa muda mereka." ujar Kepala Sekolah SMA Beverly.
"mengenai hal itu, silahkan bapak bicarakan langsung kepada Noel"
balas Pak Sugimin, kali ini suaranya terdengar tenang dan tidak marah sama sekali.
"ini bukan kesalahpahaman pak, bapak sendiri kan tahu dan mengakui bahwa Kevin pelakunya" ucap Noel dengan tatapan tajamnya.
"saya tidak menginginkan penjelasan tambahan lagi. Saya datang ke sini untuk menandatangani surat keterangan pindah sekolah Noel." suara amarah Pak Sugimin mulai mereda.
"baik, pak. Ini suratnya, silahkan tanda tangan disini" Kepala Sekolah Beverly langsung memberikan suratnya tanpa berbicara panjang lebar agar Pak Sugimin cepat keluar dari sekolah dan menghentikan keributan.
Kepala Sekolah Beverly, Pak Sugimin, juga Noel menandatangani surat keterangan pindah sekolah, dan hari itu juga Noel telah resmi keluar dari SMA Beverly.
"Eh! Noel! Keluar lu!"
Eden dan Lea menghadang Kevin yang berada di depan pintu Kepala Sekolah.
"apa-apan ini?! Lu pake bodyguard segala? Gausah lebay lu!" teriak Kevin dari luar ruangan.
"maaf, tidak ada yang boleh mengganggu sampai Tuan dan keponakannya keluar." sela Lea
"hei, gue tuh pihak yang dirugikan tau!" bentak Kevin
-Kriieet- (suara pintu)
Pak Sugimin dan Noel keluar dari ruangan kepala sekolah.
"Kevin yang mensponsori sekolah dan menjebakku malah jadi pihak yang dirugikan?" balas Noel dengan tatapan dingin.
Ia sudah melatih beberapa dialog dan ekspresi karena tahu bahwa hari di mana Ia akan bertemu Kevin akan datang.
"hahaha, lu yang minggu lalu muntah pas ngelihat gue sekarang malah sok-sokan?"
"Oh... jadi dia yang namanya Kevin?" tanya Pak Sugimin.
"Iya, Om. Dia yang merekam siswi di toilet."
Kevin menatap Pak Sugimin dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"om? Anak bau sawah kek lu punya paman kaya yang pakaiannya branded semua? Hahaha lu sewa orang buat pura-pura jadi paman lu?" hina Kevin.
-GLEK- (suara menelan ludah)
'mati aku. Kalau jawabanku mencurigakan, semua rencana kedepannya juga akan hancur.' batin Noel.
"hahaha, untung saja bukan kakakku yang datang. Hah.... dia pasti akan kecewa melihat anaknya diganggu oleh anak sepertimu. Hei, memangnya ekspresiku sekarang seperti orang sewaan?"
tanya Pak Sugimin yang menunjukkan wajah sedikit menyeringai dan aura yang mencekam, Ia mendekatkan kepalanya ke arah Kevin yang lebih pendek dibanding dirinya seperti mafia yang sedang menakuti mangsa.
"oh-" Kevin tak bisa berkutik apa-apa karena merasakan hawa mencekam yang berbahaya.
"sudah saatnya kita pergi dari tempat busuk ini." ujar Pak Sugimin.
"baik" jawab tim bodyguard serentak.
"eh! siapa yang bilang lu boleh pergi!" bentak Kevin yang mencoba menarik bahu Noel.
Belum sempat melakukan aksinya, Eden yang sejak kecil terlatih bela diri langsung secara spontan melakukan grappling pada Kevin dengan mengunci tangan kanannya dan sekarang Kevin sedang tersungkur kesakitan di lantai.
-BAAAMM- (suara Kevin tersungkur ke lantai)
"Aaakhhh!!!" teriak Kevin kesakitan.
----
"wah... Kevin si pembully malah tertindas"
"si Kevin sopan banget ampe bersujud di kaki Noel hehehe"
"kalo dibanding bodyguard ganteng itu si, Kevin kelihatan kayak bocil sok ganteng sih ya wkwkwk."
"berantem~berantem~ biar makin rame live dustagramku~"
Bisikan murid-murid terdengar makin jelas seakan tak ditutupi lagi.
"Heh! matiin gak live dustagram lu! tunggu aja lu pada yang ngerekam gue! Bakal gue bully habis-habisan kayak John!!!" teriak Kevin karena malu menjadi bahan tontonan dan rekaman oleh murid-murid Beverly.
Seketika semua murid menjadi hening dan tak berani merekam ataupun bersuara karena takut menjadi 'John' selanjutnya. Sebegitu terkenalnya nama John sebagai bahan bully-an terparah yang pernah dilakukan Kevin.
'Oh iya, John... Bagaimana cara meluruskan permasalahan kami?' tanya Noel dalam hati.
Mengingat betapa jahatnya Kevin membully John di restauran cepst saji membuat Noel tak bisa membenci John begitu saja.
Baru saja dipikirkan, John muncul di kerumunan para murid yang menonton. Yah, berita ini memang sangat heboh sampai seluruh murid bahkan yang berada di kelas terjauh pun berbondong-bondong datang ke depan ruang kepala sekolah untuk menyaksikan peristiwa tersebut.
-KRRRRIIINGG-
Bel istirahat telah selesai dan mau tidak mau para murid terpaksa meninggalkan tempat heboh itu.
Tersisalah Kevin, Noel, tim bodyguard (Eden dan Lea), Pak Sugimin dan Kepala Sekolah yang berada di dalam ruangannya, mungkin beliau lebih memilih untuk pura-pura tidak mendengar dan berdiam diri saja di ruangannya untuk mengurangi kericuhan.
"Heh! Noel! Jangan sok alim lu! Gue juga udah ngirim beberapa video cewek lain ke massanger lu kan?! Lu juga udah read!" tukas Kevin ke dengan tatapan tajamnya tertuju pada Noel.
"iya, semenjak itu aku tahu kalau korbannya bukan hanya Kelly. Nggak perlu basa-basi, katakan apa maksud dari perkataanmu itu?" tanya Noel dengan tegas.
"gimana videonya? Bagus gak? Bikin basah kan? Hahaha" tanya Kevin dengan nada suara seperti bercanda.
Mendengar hal itu membuat Noel terdiam dalam takjub akan keb*ngs*tan Kevin.
'dasar orang gila, kalo gini mah udah calon penghuni neraka jalur beasiswa' batin Noel.
Tidak hanya Noel yang takjub, Eden yang makin geram mendengar perkataan senonoh itu makin mengencangkan kuncian tangan Kevin yang sampai sekarang masih tersungkur di lantai.
"Aaaakhh! Lepasin gak lu!" teriak Kevin.
Eden mendekatkan wajahnya ke telinga Kevin dan berbisik, "satu patah kata lagi, akan kupatahkan lenganmu."
Author's note :
Makasih yang sebanyak-banyaknya buat kalian yg udah meluangkan waktu untuk membaca cerita prematur seperti ini :D
Ini cerita pertamaku, jadi mohon dimaafkan ya kalau plot nya kurang bagus atau ada typo
SANGAT MEMBUTUHKAN SARAN DAN KRITIKAN
Silakan beri ulasan dan komen kalau suka atau tidak suka dengan ceritaku ini.
Jangan lupa ditambahkan ke rak buku ya frenssss