"Jangan bohong! Aku tahu kamu memikirkan sesuatu." Laki-laki ini mengetuk dahiku dengan jari telunjuknya. Ayolah, sejak kapan dia berusaha jadi peramal.
"Tidak ada apa-apa, percayalah padaku," ujarku denga lembut. Laki-laki itu pun menghela napas panjang dan mengusap rambutku. Kini kami kembali fokus dengan perjalanan hingga tidak lama kemudian aku dan direktur tiba di tempat yang kami tuju.
Awalnya direktur ingin menggendongku lagi, tetapi aku menolaknya dan memintanya untuk memapahku saja. Lagi pula jika seperti ini terus aku bisa-bisa lupa cara berjalan. Laki-laki itu pun akhirnya setuju dan memintaku untuk berhati-hati.
Baru saja melangkah keluar, aku hampir terjatuh. Bagaimana tidak, kakiku rasanya kesemutan hingga aku kesulitan untuk berdiri. Direktur pun sempat panik dan ingin menggendongku lagi, tetapi aku menolaknya karena sudah banyak mata yang menatap ke arah kami.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com