Dengan suara pas-passan Arabella semakin mengeraskan suaranya. Agnes mendengus sabar "Berenti atau gue lempar lo pake ini?" gadis itu menajamkan tatapannya ke arah orang paling berisik disebrang sana seraya ingin melayangkan tempat pensil besi miliknya.
Arabella terkicep lalu menaruh sapu yang sejak tadi ia gunakan sebagai mix. Jika Agnes sudah terlihat seperti harimau, Iren dan Lili lebih memilih diam. Mereka duduk disamping cowok-cowok yang ikut terkicep di sana. "Lo sih, pake kenceng-kenceng nyanyinya. Mana suara pas-passan." celetuk Gavin.
Arabella merasa tersindir dengan omongan Gavin barusan, ia mencetok jidat berjerawat merah yang belum sepenuhnya matang. Sampai Gavin mendesis nyeri, kemudian memberi balasan dengan mendorong tubuh pendek Iren sampai tersungkur ke lantai. Bokongnya terasa sakit, gadis itu sangat kesal. "Gavin, liat aja lo kualat!"
"Bodo!" cetus Gavin, padahal ia juga refleks melakukannya. Lagian jerawat lagi minis-minisnya di cetok, ya sakit njir!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com