Tubuh gue menegang. Wajah seorang lelaki yang tengah terbaring tak terlihat lagi ketika dokter menutupkan kain ke wajahnya.
Tak lama setelah itu, suara tangisan langsung keluar dari orang orang di sekitarnya.
Deg.
"Peter..," lirih gue.
Rasa khawatir gue ke Peter semakin nyata. Gue takut. Sangat takut.
Gue mengalihkan pandangan. Membiarkan pasien tersebut beristirahat dengan tenang, semoga saja keluarganya diberi kesabaran oleh Yang Kuasa.
Gue kembali mempercepat langkah. Lorong ini sangat panjang, kayanya kamar Peter berada di dekat ujung.
Beberapa kali gue melewati ruangan dengan pintu yang terbuka. Membuat gue bisa melihat orang orang yang sedang terbaring lemah. Beberapa mengenakan selang infus di tangannya. Beberapa yang lain lagi sedang berduka.
Gue menatap sejenak ke kedua tangan gue. Ternyata selama ini gue termasuk manusia yang beruntung ya. Cuman gue gak sadar aja.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com