Alis Martin terangkat sebelah. Sudahlah ditolak, Lyra sebut Martin main jalang. Kurang ajar memang Lyra. Martin sontak menggeleng, tak kuasa dengar ucapan Lyra.
"Bukan kok." Martin menggeleng. Ia tidak niat main serong. Tersirat wajah penyesalan besar pada diri Martin. Martin tak habis pikir, Lyra selalu menganggap Martin buruk. "Aku mau main solo. Kamu istirahat aja," ucap Martin akhirnya. Sebelum itu Martin harus menghela napas dalam-dalam. Martin masih sama seperti dulu, sulit mengendalikan emosi.
Serius, Lyra dengan senang hati tertawa kalau saja tidak berpikir kalau Martin tidak bohong. Niatnya tulus pula. Kalau Martin normal, sangat kecil kemungkinan bermain solo saat sedang horny!
Biar hati dan pikiran Lyra terhubung dengan Martin, Lyra bangkit. Tiba-tiba Lyra pegang tangan Martin erat.
"Kau gila?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com