webnovel

THE KILLER BLOODSCARS

Seorang pembunuh handal yang paling ditakuti seluruh dunia dengan sejuta misteri didalam kehidupannya. Arsal Valantino Orlando atau lebih dikenal sebagai Archer Bloodscars after chap 10, you can read the next chapter every friday at 08.00 pm. thank you.

Ralvito · Action
Pas assez d’évaluations
27 Chs

12

Keesokkan harinya..

Archer dan Mors masih tertidur melihat jam masih menunjukkan jam 6 pagi. Bagi mereka, pagi siang sore dan malam hanyalah waktu. Jadi tak masalah tidur dan bangun kapan saja.dan anehnya mereka selalu bangun dan tidur di waktu yang sama.

Tok tok tok..

"Akh! Brisik!"Ucap Archer melempar bantalnya ke pintu lalu tertidur lagi. Sedangkan mors yang tadinya terbangun kembali tidur dengan memasang headsetnya.

"Kapten?.."

Mors kembali bangun menatap Archer yang ternyata Archer bangun lagi dengan tatapan marah memegang pistol yang siap ditembakkan kapan saja kearah pintu.

"Suara yoga.. Bukannya lo ada tanding sama azri..rhes?"

Krik krik krik

".. Gue lupa.."Ucap Archer dengan nada datar. Ia langsung menyengir ke arah mors yang menanggapinya dengan helaan nafas saja.

Sedangkan di lantai 2 Markas..

Sudah banyak anggota mot yang duduk di sekitar 'panggung' seakan ini adalah film yang paling ingin di tonton mereka. Di sisi lain, ada Yoga dan Azri tengah menahan kegugupan.

'Huff.. setidaknya ayo bikin kapten percaya kalo azri serius..'Batin Yoga.

'Gue masi ga nyangka aja.. kalo gue bakalan ngelawan kapten.. Gue.. Ga sebanding sama dia'Batin Azri.

Yoga yang menyadari ke pesimisan sahabatnya itu langsung memberikan pelukan persahabatan yang seolah berkata 'Lo pasti bisa'.

Tibalah saatnya, Dimana Archer dan Mors turun dari lantai 3. Mereka cukup terkejut dengan anggota mot yang ikut serta memeriahkannya. Apa mereka pikir ini pertunjukkan gratis untuk mereka?.

"Ahh.. salah gue ngomong didepan mereka kemaren.."Ucap Archer memijat kepalanya

"Ga usah serius.."Ucap mors seakan mengingatkan. Bagaimanapun juga jika dibandingkan level bertarung apalagi teknik, Azri berada di urutan 10 menurut Archer. Sedangkan Archer sudah ada diatas 1. Bagaimana azri bisa bertahan?. Yahh.. hanya jika Archer mengalah. Jika Archer tidak mengalah?. Azri bisa tamat di Markas.

"Calm down..Gue lagi ga mau bunuh anggota sendiri.."Singkat Archer yang tanpa basa basi langsung masuk ke panggung menunggu azri yang tengah berbicara dengan yoga.

'Untung gue adil.. 'Batin Archer menutup indra pembaca pikirannya agar tidak mendengar rencana azri dan yoga.

Setelah beberapa menit kemudian, Azri memberanikan diri maju ke panggung berhadapan dengan Archer.

Keduanya saling bertatapan. Azri menatap serius Archer sedangkan Archer tersenyum miring santai menatap azri. Ia tau azri pasti tengah mencari celah.

"Gue ngarepnya si lo ga bikin bosen gue,zri.. "

"Ma-maksud lo?"

"Jaga aja mata lo jangan sampe nutup walaupun sedetik.."

Ancaman Archer berhasil membuat gelombang ketakutan mengarungi semua orang yang ada di gedung itu. Archer mengode azri untuk memulainya.

"Lo duluan.."

Semua terkejut dengan omongan azri berbeda dengan Archer yang tertarik dengan cara main milik azri. Ternyata azri benar-benar menginat pesannya untuk tidak bertarung duluan dari lawan jika menginginkan menang 70%.

"Gue terima undangan lo..���Ucap Archer yang sedetik kemudian sudah didekat azri. Namun dengan cepat azri menyadari dan melangkah kesamping dengan sangat cepat apalagi dengan langkah ringan yang dimilikinya.

Kaki azri beraksi. Ia berniat mengenai kepala Archer dengn cepat namun Archer menahan kaki azri dan dengan cepat azri memutar badan ringannya di udara dengan keseimbangan yang luar biasa berhasil melepas genggaman Archer pada kakinya.

'Latihan yah..(smirk)..'Batin Archer menyadari azri sepertinya sudah bersiap sebelum bertanding.

Azri berhasil mendarat dengan selamat. Archer kembali menyerang azri dengan menendang bagian pinggang azri namun sebelum melakukannya.Azri dengan cepat menggulung diri melompati kaki kanan yang mengarah di pinggangnya. Namun ia salah langkah.

Dengan cepat Archer melompat mengganti kaki kanan dengan kaki kirinya membiarkan kaki kirinya terbang dan hampir berhasil menendanag keras kepala azri. Belum usai dari syok nya azri dengan tendangan Archer, Archer kembali menyerang dengan mendarat dan berputar dengan poros kaki kirinya, sikunya berhasil mengenai pelan dada milik azri yang berdiri didekatnya berputar.

Namun dari itu sendiri menimbulkan sakit yang lumayan didada azri.

Ya.. disisi lain mors tengah menatap datar Archer dan yoga yang khawatir dengan azri.

"Mors.."

Mors menengok menatap yoga dan mengangkat alisnya seolah berkata 'apa?'

"Archer ga beneran mau ngeluarin azri kan?.."

Mors mengangkat bahunya. Dan kembali menatap Archer yang memunggunginya.

'Gue ga khawatir kalo azri mau keluar dari mot.. lagian udah diizinin sama Archer ama Zegas.. yang gue takutin abis ini azri ga bisa ngapa-ngapain..Azri emang punya kelebihan ngontrol keseimbangan tubuh.. tapi Archer punya banyak kelebihan yang gue aja masi bingung apa aja.. Tapi yang jelas.. Archer terlalu bahaya buat dilawan karena dia pinter soal teknik sama taktik' Batin Mors.

Azri dan Archer masih saling serang dan menghidar. Tidak ada yang berhasil mengenai tepat namun Archer sudah terlalu sering hampir mengenai bagian vatal tubuh azri menjadikan seakan Archer menahan untuk melakukannya.

"Pake senjata lo.."Ucap Archer yang mengatur nafasnya dengan cepat menjadi tenang sedangkan azri yang masih terengah-engah menatap Archer bingung.

"Berarti lo juga—"

"Pake!"Perintah Archer tanpa bantahan. Archer terlihat melemaskan kakinya.

"Ar.."Tegur Mors yang mulai khawatir. Bukan dengan Archer tapi dengan Azri.

'Klo Archer udah mulai kek gini pasti ada yang ga beres ni..moga bang azri bisa nglewatin'Batin mors.

'Tenang, mors.. gue janji buat ga bikin dia mati sekarang'Batin Archer seakan njawab kekhawatiran mors yang kedengar ampe pikirannya.

"Tapi kapten.. gue cuma punya pistol.."

"...Ga bisa make pisau?"

"Ng-ngga, kapten.."

Semua yang ada disana mulai berganti mengkhawatirkan Archer. Bagaimanapun azri sudah bisa dengan sangat benar tentang pistol. Kabarnya saja ia bisa menembakkan berpuluh peluru dan tepat sasaran semua. Dan kini? Archer yang memilih tidak memakai senjata yang jelas hanya bisa menyerang jarak dekat harus bertarung dengan pistol ditemani ahlinya yang bisa saja menembaknya sebeum ia sempat berkutik didekatnya.

"(Smirk) Cuma bisa nggores gue, Kita selesai.."Ucap Archer dengan tidak terduga.

Hampir semua dari orang-orang di markas hanya bisa geleng-geleng tak percaya dan juga bertepuk tangan.

Archer mengode untuk memulai kembali.

Namun, Azri masih diam memfokuskan pandangannya dengan pistol yang ia kenakan.

'Ga nyerang-nyerang kalo gini terus..Harus dipancing dulu ya..'Batin Archer.

Archer mulai bergerak.. ia mulai dengan menyerang kaki azri dengan tendangan bawahnya. Azri segera menembak Archer yang berselancar di lantai panggung. Namun tidak ada yang kena. Dan hal itu berhasil membuat semua orang menganga seolah berbicara bersamaan 'Bagaimana bisa'.

Azri menghindar dengan melompat dari kejaran kaki Archer. Namun..

Dalam sekejap mata,..

Archer menghilang didepan nya..

"Bego!"

Archer berada di belakangnya dengan tangan hampir mengenai leher azri yang resikonya bisa membuat patah tulang leher. Azri membelalakkan matanya. Ia segera menunduk. Ia mengarahkan pistol ke kaki Archer.

Sedetik sebelum ia meluncurkan pelurunya, Archer dengan keras menyikut punggung azri dan dengan cepat melompat ke punggung azri dan kembali melompat ke hadapan azri.

Azri terbaring di lantai panggung menahan rasa sakit di punggungnya. Rasa sakit yang sangat kuat hingga ia mengerinyit heran kenapa bisa secepat itu.

"Bangun!"

DOR!!

Azri kembali terkejut dan sadar. Ditangannya sudah tidak ada pistolnya. Archer mengambilnya ketika pistolnya terlepas dari genggamannya dan melayang di udara.

Azri bangkit dari terpuruknya ia. Archer melempar pistol itu kembali ke azri yang menerimanya dengan rasa heran disertai kebingungan.

Archer mengode untuk kembali memulai.

"Mors.."Ucap yoga meminta penjelasan kepada mors yang berdiri disebelahnya dan telah menghela nafas lega.

"Ini cuma latihan khusus buat azri.."Ucap Mors setelah mengatur ekspresinya kembali datar.

"Tapi.. kenapa dilanjutin kalo gitu?"

"Buat yakinin azri sama dirinya sendiri.."

'Azri.. ternyata sespesial itu lo di mata kapten..'Batin yoga tersenyum menatap azri.

Azri kembali menodongkan pistolnya pada Archer. Kali ini ia memfokuskan pandangannya lebih tajam lagi agar tak dikalahkan oleh gerakan cepat Archer. Namun kebingungan mulai menyelimuti kembali.

Archer berjalan santai ke arah azri mendekatinya. Azri yang masih ragu, menarik pistolnya menembakkannya pada Archer. Namun...

Set..

Archer menghindarinya begitu melihat gerakan azri menarik pistolnya.

DOR!

DOR!

DOR!

Semua peluru itu berhasil dihindari Archer dengan masih berjalan santai. Azri mengubah rencana menembakkan dimana Archer akan bergerak. Namun sebelum melakukannya, Archer tiba-tiba berlari cepat dan tiba didepannya memegang tangan azri yang memegang pistol.

Diarahkannya pistol itu oleh Archer. Archer menarik pistol azri menembakkannya kearah dirinya membuat azri dan yang menonton juga terkejut. Bisa dilihat dengan jelas, peluru itu berhasil melukai pipi Archer tanpa melukai telinganya.

Belum sampai disitu, Archer membelokkan pergelangan tangan azri membua azri secara spontan mengerang kesakitan.

BRUG!

Archer memutar badan azri sehingga kembali terjatuh keras ke lantai panggung.

"SELESAI!"Ucap Archer mengangkat tangan kanannya.

Ah.. sebelum lanjut, kata 'selesai' digunakan dalam 'panggung' untuk menunjukkan kalau pertandingan selesai. Dan yang bisa melakukannya adalah 2 pemain itu sendiri. Yang artinya hanya ada 2 pilihan. GIVE UP or WIN. Sesuai dengan prinsip Archer. Karena jika kita sudah merasa tak kuat apalagi untuk bicara. Sebelum lawan itu sendiri berkata 'selesai' maka kita masih dalam pertarungan dan tidak boleh berhenti.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waiting for the next part.