Geronimo menuangkan minuman untuk kedua tamu kehormatan. Sayangnya mereka datang bukan dalam suasana kegembiraan, tapi sesuatu yang mencekam. Penthouse miliknya menjadi milik mereka juga. "Kau yakin Monica memang terancam, karena ulah Justino-?" tanyanya menyelidik.
Michael mendengarkan seksama penjelasan sepupunya. Langsung terbang ke Napoli seusai Marc menghubungi tadi sore. Kekacauan ini sudah diduga olehnya. Mata biru tajam itu beradu pandang dengan sahabatnya, Geronimo.
"Aku tak menemukan Monica di pusat perbelanjaan, pengawal Lanzo tak kelihatan jejaknya sama sekali. Istriku hanya ingin membeli pakaian hamil bukan yang lain, sesuai penjelasan dirinya, sebelum aku menelepon Michael-!" sahut Marc gusar.
Hembusan asap begitu kuat dari mulut. Pikirannya kalut. Seharusnya ia menjemput istrinya, bukan membiarkan pergi dengan satu pengawal saja. Nasib pernikahannya berada di ujung tanduk.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com