webnovel

THE GIFT OF LOVE

"Rara, aku segera membuktikan Alex memang putraku, darah dagingku. Jika kau berbohong. maka tak segan aku meminta pengadilan memberi hak asuh padaku." PLAKK-! Tamparan keras menyentuh pipi Michael. Terasa pedih dan panas. Mantan istrinya berubah menjadi galak dan keras. Posisinya sedang terancam karena ucapan terakhir tadi. Mereka berperang memperebutkan putra satu-satunya. Kekuatan dan kekuasaan Michael tidak main-main membayar pengacara mahal bukan masalah baginya. Alex tinggal dengannya bersama II Nonno Marchetti sekaligus menjalankan bisnis di Italia. Test DNA akan membuktikan apakah Alex putranya atau bukan. "Kau tidak bisa menghalangi lagi, tak seorang pun!" tuding Michael segera menemukan apa yang dicari setelah perceraian mereka. Sekarang, Rara dan Alex selalu dalam pandangan matanya. Perseteruan membuat darah seorang mafia kembali mendidih. ***

RAYBASIL · Urbain
Pas assez d’évaluations
228 Chs

RENCANA PELARIAN

Michael memutuskan malam ini terakhir Veronica mendampingi hidupnya. Hanya perlu permainan akhir yang cantik.

Mempermalukan bersama kekasih keparatnya di depan kolega, penggemar dan keluarga besarnya. Tubuh mulus halus Veronica bermanja di pelukannya.

Michael tidak menginginkan lagi. Lawan bisnis, Bima Mahardika selama ini telah menikmati wanita jalang itu sebelum dirinya.

Paris tak akan lagi menjadi ajang tempat mereka bercumbu. Michael telah menjual apartemennya, menggantikan penthouse baru lebih mewah dan mahal, tapi bukan untuk tunangan jalang itu.

"Sayang, kenapa kau sedikit berubah belakangan ini. Pernikahan kita sebentar lagi, apa kau tidak menginginkannya?" desak Veronica halus.

Jarinya bermain di dada bidang Michael.

Rayuan maut dari mulut manisnya selama ini berhasil. Pria itu selalu tunduk atas kemauannya, memberikan segala kesenangan dan kepuasan.

Uang, perhiasan, mobil mewah, apartemen semua darinya.

Michael melepaskan pelukan meninggalkan tubuh molek tunangannya kedinginan. Berdiri tegak, mengenakan kemeja kembali. Matanya tajam memandang sekeliling ruangan.

Ia segera menjual apartemen sial ini, membuang kenangan buruk bersama wanita jalang yang terbaring di atas ranjang miliknya.

"Jangan khawatir Veronica, kita akan menikah sesuai rencana awal. Tapi aku harus pergi lebih lama karena pekerjaanku. Besok kau kembali ke apartemenmu sendiri!" jawab Michael tegas.

Veronica merengut kesal, diabaikan oleh tunangannya. Rayuannya tak berhasil, ia mencobanya sekali lagi.

"Tapi sayang ---." kalimatnya dipotong langsung.

"Tidurlah! Aku harus bekerja malam ini!" tukas Michael menahan emosi.

Veronica langsung menarik selimut. Tunangannya tidak bisa di ganggu gugat jika sudah berbicara pekerjaan kantor.

Hatinya terluka, Michael kini semakin berubah. Bola matanya membesar, wanita lain yang merebut perhatiannya.

Ayu Saraswati! Wanita tua, janda dengan seorang anak, bukan pilihan tepat bagi Michael. Tak mungkin! Veronica tak percaya jika itu terjadi.

Michael terlihat acuh jika bertemu dengannya, kecuali tadi sore. Ayu tidak bersikap formal pada tunangannya, kliennya. Michael pasti yang memintanya!

Veronica Young tersenyum sinis. Wanita tua itu tidak bisa mengalahkan kecantikan sang model blasteran Amerika. Usianya lebih muda dan segar, dibanding dirinya.

Cara berhias dirinya sangat norak, pakaiannya pun sederhana, tak ada satu pun barang mahal dikenakan di tubuhnya.

Ayu bukan tandingannya! Veronica akan menyelidiki sendiri esok hari.

Namun Michael kelihatan nyaman bersamanya, setelah ditinggalkan ke Eropa hanya beberapa hari ini.

Sesuatu telah terjadi pada mereka berdua, Veronica Young merasa dikhianati!

***

Suasana hati Ayu Saraswati tidak bahagia.

Ia teringat pada paman Irwan di luar negeri. Beranjak menuju brankas kecil, meraih dokumen penting yang berisi paspor dan surat-surat penting lainnya.

Tiba-tiba sebuah amplop coklat jatuh melayang ke lantai, amplop yang berisi surat perceraian. Tangannya sedikit bergetar saat mengambil.

Membuka pelan-pelan, membaca isinya. Esok, tepat 10 tahun menyandang status janda, orang tua tunggal bagi putranya Alexander Prasetya Nugraha.

Sesungguhnya kesempatan besar bisa ia raih untuk menikah lagi. Tapi tak pernah sekali pun Ayu ingin melakukannya.

Satu - dua pria pernah mendekati, setelah melewati beberapa tahun perceraian.

Namun semua hanya dianggap angin lalu. Pria-pria itu hanya ingin bersenang-senang, berbeda dengan keinginannya untuk serius.

Selama ini Ayu menikmati kesendirian.

Ia sudah bahagia bersama putra tampan. Pernah hidup sengsara, lalu berubah menyenangkan, karir pun berjalan baik.

Tak perlu lagi pria dewasa lainnya, jika ada pria kecil telah mengisi relung hatinya.

Ayu mencoba menghubungi Om Irwan, adik papa. Hanya itu keluarga satu-satunya yang dipercayai selama masa pelarian meninggalkan orang tua dan keluarga besar.

Om Irwan sangat mendukung dirinya menyelamatkan kandungan. Memberikan kebutuhan asalkan ia mau meminta darinya.

Kemudian Ayu memutuskan tak ingin menghubungi paman lagi, merepotkannya. Sikap keras kepala mendominasi, dari pada akal sehatnya.

Ia sudah berhasil mengalahkan ketakutan sendiri, ketika membangun bisnis event organizer. Tapi kini berbeda. Ayu membutuhkan bantuan besar dari pamannya lagi.

"Malam Om Irwan, apa kabar?" Nadanya begitu cemas.

Adik papa Brotoseno mungkin tidak mengenali suaranya lagi.

"Malam, ini siapa ya? Oh Rara! Kau-kah itu sayang? Rara-aaa bicaralah, ini Om Irwan!" teriak pria tua di ujung sana.

Deg! Matanya berkaca-kaca.

Ayu mengatur nafas agar suaranya tidak terlalu sedih terdengar di sana. "Iya Om, ini Rara. Bagaimana kabar Om dan Tante?" tanya Ayu sekali lagi.

"Semuanya baik, Ra! Gimana kamu kabarnya, kenapa tidak pernah menghubungi Om lagi? Papa dan Mamamu juga mencari dirimu selama ini!" tegurnya keras.

"Om Irwan sedang ada di Jakarta sekarang ini. Besok ada acara pernikahan kolega, datanglah dan temui di sana pukul 8 malam, ya sayang. Lusa harus kembali ke Eropa, bertugas lagi di sana!" desak Om Irwan sekali lagi.

Ayu menggigit bibir, khawatir jika mengganggu kehidupan adik papanya lagi. Tapi sesuatu yang penting ingin disampaikan padanya.

"Baiklah Om, sampai bertemu besok. Maafkan Rara ya, Om!"

Terdengar tawa renyah lalu berubah serius, di ujung teleponnya.

"Ra, jika kamu tak datang besok, Om Irwan tak akan memaafkan, membantumu lagi. Titik!"

Keduanya tertawa bersamaan.

Adik Papa memang sangat baik pada Rara, keponakan kesayangannya. Berbeda dengan papa sendiri, keras hati yang diwarisi putrinya, Ayu Saraswati.

Dokumen penting disimpan kembali. Ayu bersiap-siap jika sesuatu terjadi, Alex putranya harus terus bersamanya. Tak ada yang bisa memisahkan mereka berdua.

Malam ini ia telah menyusun rencana.

Berkemas, menyiapkan barang-barang yang perlu. Sebuah rumah kecil, nyaman menyenangkan, dan perusahaan harus ditinggalkan sementara waktu.

Ayu menghela nafas keras.

Kehidupan kedua porak-poranda jika mereka tidak menyelamatkan diri secepat mungkin. Ia merasakan masa lalunya segera terbongkar.

Walau Michael tak mengenali dirinya, pasti ada orang lain yang memberi tahu.

Kini Ayu sedang berada di lingkungan yang tidak menginginkan tetap berada di zona aman.

Veronica Young, tunangan Michael Putra Prasojo menaruh banyak kecurigaan atas perubahan sikap pria itu saat bersama Ayu Saraswati.

Pria brengsek itu pun ingin melibatkannya, membalas dendam atas pengkhianatan Veronica.

Ayu tidak ingin membantu, tapi pekerjaan harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Klien dan mantan suaminya menginginkan hal itu sebelum ancaman lain datang bagi dirinya.

Michael, Alano, dan Veronica, 3 orang itu harus dihindari secepatnya.

Atau Ayu yang tenggelam lagi dalam kubangan cacian, makian, fitnah yang tiada habisnya. Ia tak ingin membuang waktu lebih banyak.

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat melupakan kejadian mengerikan dalam hidup Ayu Saraswati.

Ia mampu melewati masa itu, menjalani prosesnya, menikmati segala lika liku jatuh dan bangun, sebuah pengalaman kehidupan.

Belum lagi keterlibatan kedua keluarga yang akan berseteru jika mengetahui siapa sebenarnya Michael Putra Prasojo dengan kelakuan busuknya selama ini.

Alex satu-satunya yang mampu memberikan gambaran jelas atas apa yang terjadi di antara mereka berdua.

Pergi dari negeri ini adalah solusi terbaik yang bisa Ayu ambil saat ini.

Melanjutkan hidupnya, tanpa orang-orang menyebalkan yang dapat mengusiknya kembali.

***