Moment makan siang yang seharusnya berlangsung dengan penuh tawa berubah menjadi medan perang yang menegangkan, beberapa kali Gina membuat suara dipiringnya. Gina dengan sengaja terus mengiris dagingnya yang sudah terpotong hingga membuat suara yang memekakan telinga saat pisaunya beradu dengan piring. Massimo yang sadar kalau Gina sedang marah hanya bisa diam dan tersenyum kecil tanpa berniat membuka bibirnya. Massimo tahu jika dirinya bersuara, maka amarah Gina akan semakin besar. Karena itu dia memutuskan untuk tetap makan meskipun lidahnya tidak bisa merasakan rasa.
"Apa kau ingin membuat daging sapi itu mati untuk keempat kalinya, sayang?" ucap Massimo pelan, Massimo tidak tahan melihat Gina melampiaskan emosinya pada daging steaknya yang bentuknya kini nyaris seperti daging cincang.
Gina yang sedang dikuasai amarah langsung mengangkat wajahnya, menatap tajam ke arah Massimo. Tangan kanannya yang sedang memegang pisau terlihat bergetar karena kuatnya cengkraman Gina saat ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com