Sudah tak terhitung banyaknya panggilan Massimo yang Gina abaikan. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Massimo memberikan pelajaran pada tiga orang pria yang menggodanya di RedFox satu jam yang lalu kini Gina hanya bisa diam diatas ranjang, mengabaikan panggilan Massimo yang berusaha mengajaknya bicara.
"Ayolah Gina, kenapa kau jadi marah padaku seperti ini? Apa yang aku lakukan tadi adalah untuk membalas perbuatan kurang ajar mereka padamu, tidak lebih."
"Gina, aku suamimu. Jangan abaikan aku!!"
"Gina!!!"
Gian tersentak saat mendengar Massimo berteriak cukup keras, perlahan Gina mengalihkan pandangannya menatap Massimo yang tengah berdiri disamping ranjang.
"K-kau kejam," ucap Gina lirih.
Massimo mengernyitkan alisnya. "Kejam? Aku?"
"Ya, kau kejam. Mereka sudah meminta ampun padamu berkali-kali, tapi kau tak menghentikan anak buahmu memukuli mereka."
Massimo menyeringai. "Itu belum apa-apa, sayang. Aku masih bisa melakukan lebih dari itu."
"Massimo!!!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com