Sysi mendengkus. "Apa yang kau tertawakan?!" dia membentak. "Bukankah apa yang aku katakan memang benar?" Matanya memelotot.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Namara berpura-pura tidak tahu.
"Apa kau pikir aku tidak tahu? Aku pernah melihatmu malam-malam berdiri di sumur ini. Mencurigakan sekali," cibir Sysi.
Namara langsung menggeleng. "Apa berdiri di sumur ini menandakan kalau di bawah sana ada harta tersembunyi?" tanyanya seperti orang bodoh.
"Tapi aku juga mendengar suaramu! Aku mendengar kau mengatakan itu secara langsung," desisi Sysi yang masih yakin dengan pendapatnya.
Ya, semakin Namara memungkiri justru membuat Sysi semakin yakin ada sesuatu di dalam sumur.
"Aku bilang tidak ada apa-apa di sana," ucap Namara dengan jujur.
Namun, bagaimana mungkin Sysi akan percaya? Wanita itu mendengkus. "Bagus. Kau tidak mau mengaku bukan? Kalau begitu aku yang akan mengambilnya dan kau …."
Kemudian Sysi menunjuk Namara. "Jangan mendahuluiku!"
"Itu …."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com