webnovel

Dimakan?

Éditeur: Wave Literature

Monster cermin mencekik Chen Ge dan si pembunuh beringsut mendekatinya dengan pisau tajam. Chen Ge tidak punya waktu untuk ragu. Ketika melihat laman Zhang Ya, ia mengulurkan tangannya untuk mengetik dua kata di sana — Tolong aku!

Tawa aneh yang di telinganya terdengar semakin keras. Pisau Zhang Peng mengarah pada Chen Ge sebelum ia punya waktu untuk melakukan apapun. Ia berbalik dan mengambil apapun dari lemari yang bisa digunakannya untuk melempari Zhang Peng.

Tubuh Chen Ge mulai melemah, dan pembuluh darah di leher Chen Ge mulai membengkak. Bahkan tanpa tusukan dari Zhang Peng, Chen Ge sudah cukup kesulitan dengan cekikan monster cermin. Chen Ge mencakar lehernya dengan keras, tetapi tindakannya sia-sia — seolah-olah tidak ada apa-apa di sana. Chen Ge menaruh harapan terakhirnya pada ponsel hitam.

Ia menoleh untuk melihat ponsel yang terletak tidak jauh darinya dan melihat sebaris kalimat merah darah yang muncul di layar. "Dia mengerti permintaanmu, silahkan terima konten perjanjian pertama."

Sepertinya permintaan ini berjalan dua arah. Contohnya, ketika Chen Ge meminta sesuatu pada Zhang Ya, Zhang Ya juga akan meminta sesuatu pada Chen Ge, dan perintah Chen Ge hanya akan dilakukan setelah kesepakatan yang mereka lakukan tercapai.

Pada saat seperti ini, tidak peduli betapa konyolnya isi perjanjian Zhang Ya, Chen Ge akan setuju tanpa ragu. Chen Ge mendekatkan jarinya pada ponsel dan menekan tombol "Ya" pada layar.

Saat jarinya menyentuh layar, suhu ruangan menurun drastis dan hawa dingin merasuki ruangan dari segala penjuru. Tawa aneh di kepala Chen Ge langsung berhenti. Ia bisa merasakan monster cermin gemetar ketakutan; monster ini ternyata bisa merasa takut.

Suara tetesan tiba-tiba muncul di ruangan, seperti ada sesuatu yang bocor. Monster cermin di punggung Chen Ge melepaskan cengkeramannya pada Chen Ge dan masuk kembali ke dalam tubuh Zhang Peng.

Ruang pemeliharaan menjadi sangat sepi. Bahkan Zhang Peng tahu ada sesuatu yang aneh sedang terjadi di sana. Penjudi yang mengerahkan segalanya untuk balas dendam ini memilih untuk tetap maju pada kesempatan terakhirnya dan mengangkat pisau untuk menyerang Chen Ge.

Namun, saat baru melangkah, ekspresi wajahnya berubah. Monster cermin yang mengambil alih tubuhnya memaksanya untuk pergi sedangkan Zhang Peng ingin tetap berada di sana dan membunuh Chen Ge. Keduanya sepertinya terlibat dalam perselisihan dan tidak melakukan tindakan apapun. Sementara itu, bayangan Chen Ge perlahan berdiri dan baju berdarah muncul di belakang Chen Ge.

Zhang Ya mungkin meninggalkan trauma yang cukup hebat pada Zhang Peng dan monster cermin di Akademi Swasta Jiujiang Barat karena ketika mereka melihat Arwah Merah di belakang Chen Ge, keduanya sepakat untuk berbalik dan melarikan diri.

Tanpa cekikan dari monster cermin, Chen Ge akhirnya dapat benapas dengan lega. Ia hampir terbunuh oleh Zhang Peng dan ia masih terguncang oleh amarah, jadi tentu saja, ia tidak akan melepaskan mereka dengan mudah.

Ia hanya berdiri sambil menggenggam palu besi ketika Arwah Merah membuatnya bergerak. Zhang Ya tampaknya menyukai pembunuhan kejam karena bahkan tanpa perintah dari Chen Ge, rambut hitamnya yang menyerupai jarum bergerak menembus tubuh Zhang Peng.

Langkah kaki si pembunuh melambat. Chen Ge tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sempurna ini. Ia segera mengayunkan palu besi dalam genggamannya pada bahu Zhang Peng yang menyebabkannya terjatuh ke depan. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, Chen Ge mengarahkan serangan lain ke betis atas Zhang Peng.

Jeritan memekakkan telinga muncul dari ruang pemeliharaan. Monster cermin dalam tubuh Zhang Peng tahu bahwa pria itu telah terpojok, jadi ia memutuskan untuk meninggalkan Zhang Peng dan terbang menuju toilet.

"Tidak, ada cermin di dalam toilet lantai satu!"

Sebelum Chen Ge menyadari apa yang terjadi, Zhang Ya mulai mengejar monster cermin. Monster cermin ini tampaknya sangat menarik bagi Zhang Ya.

Aku harus mencari cara untuk menutup cermin sebelum monster itu bisa melarikan diri.

Chen Ge melihat benda di sekitarnya dan melihat sebuah ember berisi darah palsu yang tersisa di ruang pemeliharaan. Ketika Chen Ge tiba, ia melihat setengah dari tubuh monster cermin sudah tertusuk rambut Zhang Ya dan hanya berjarak beberapa inci dari cermin.

"Kau tidak akan pergi dengan mudah kali ini!"

Meskipun tidak yakin apakah hal yang dilakukannya akan berguna atau tidak, Chen Ge tetap menyiramkan darah palsu menutupi cermin. Monster cermin terlihat ragu-ragu di depan cermin. Sebelum bisa bereaksi, rambut hitam Zhang Ya terus mengikat tubuhnya seperti ular. Chen Ge hampir tidak bisa melihat bentuk monster itu karena lilitan rambut Zhang Ya.

Gaun berdarah itu berkibar tertiup angin. Setelah Zhang Ya bosan, ia merobek bayangan hitam yang telah dililitnya menjadi dua bagian. Ia menelan sebagian sebelum mencabik bagian lain menjadi beberapa bagian dan dengan lembut meniupkannya ke wajah Chen Ge.

Chen Ge merasakan sesuatu telah masuk ke dalam matanya, dan tubuhnya menggigil tanpa sadar dari hawa dingin yang tiba-tiba muncul.

"Apa itu tadi?" Chen Ge bertanya pada Zhang Ya, namun setelah memenuhi permintaan Che Ge, Arwah Merah yang kejam ini langsung membaur ke dalam bayangan Chen Ge.

Pintu toilet masih berdecit di engselnya, tetapi tidak ada bekas di dalam toilet yang menunjukkan bahwa hal gila baru saja terjadi di sana.

Zhang Ya dengan mudah memakan setengah dari monster cermin dan meniupkan sisanya ke dalam mataku. Chen Ge menatap cermin dan ia merasa seperti berada dalam mimpi. Monster cermin sudah dimusnahkan, jadi seharusnya tidak ada angka baru yang akan muncul di cermin besok malam, kan?

Sampai sekarang, ia tidak bisa memahami arti dari angka-angka itu, tetapi ia merasa angka-angka itu akan membawanya pada sebuah rahasia besar.

Setelah menutup pintu, Chen Ge menggunakan ponselnya untuk menghubungi polisi. Kali ini, ia tidak mengganggu Inspektur Lee. Bagaimanapun juga, pria itu bukan mesin yang dapat terus bekerja; ia telah berurusan dengan banyak hal selama beberapa hari terakhir.

Seraya bersandar pada dinding, Chen Ge melirik Zhang Peng, yang berbaring seolah-olah telah mati di lantai. Ketika meninggalkan tubuhnya, monster cermin seperti telah mengambil sesuatu dari pria itu. Matanya hanya menatap kosong ke depan.

Mungkin ini semacam karma.

Pada pukul 6 pagi, tim investigasi dari kota utama, para petugas dari kantor polisi Jiujiang Barat, dan anggota manajemen taman berkumpul di pintu masuk Rumah Hantu. Tersangka terakhir dari kasus Apartemen Ping An akhirnya tertangkap.

Setelah menyaksikan Zhang Peng dibawa dengan mobil polisi, saraf Chen Ge yang sejak tadi tegang akhirnya rileks. Dia tidak berbincang-bincang dan langsung kembali ke Rumah Hantu dan mengunci dirinya di ruang istirahat staff.

Kasus Apartemen Ping An akhirnya selesai. Monster cermin telah hilang, jadi tidak ada lagi ancaman tersembunyi yang tersisa di Rumah Hantuku, yang berarti aku akhirnya bisa membuka semua skenario pagi nanti. Chen Ge berbaring di tempat tidur, memikirkan masa depannya. Apa yang harus menjadi fokusku selanjutnya adalah perluasan Rumah Hantu karena skenario baru tidak akan dibuka tanpa perluasan Rumah Hantu. Setelah aku bangun nanti, aku harus berbicara dengan Paman Xu. Bagaimanapun juga, aku harus meyakinkannya untuk membiarkanku menyewa lahan parkir bawah tanah.

Ketika mencoba untuk tertidur, Chen Ge merasakan hawa dingin membelai tubuhnya. Rasa dinginnya tidak hilang bahkan ketika ia membungkus tubuhnya dengan selimut.Hawa dingin itu seperti berasal dari matanya.

Zhang Ya memang meniupkan sebagian monster cermin ke wajahku, mungkinkah ini penyebabnya? Chen Ge meraih sepotong cermin kecil untuk melihat wajahnya. Semuanya tampak normal kecuali pupilnya yang sepertinya terlihat lebih gelap, seperti permukaan danau tanpa dasar.

Akhirnya, kelelahan mulai membanjiri tubuh Chen Ge. Ia segera meletakkan cermin di bawah bantalnya dan segera tertidur.

Pada pukul 10.30 pagi, sebelum berhasil tidur beberapa jam, Chen Ge terbangun oleh panggilan ponselnya. Ia melihat nama peneleponnya dan menjawab panggilan itu. "Xiao Wan, kau bisa berlibur pagi ini. Kembalilah sore nanti."

"Bos! Ada begitu banyak orang disini! Bahkan ada polisi dan wartawan. Apa yang telah kau lakukan?!"