webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
416 Chs

Rumah Sakit

Bagai angin yang tiba-tiba menghembus menusuk jantung.

Kenyataan tak berhenti sampai sana. Cahaya mentari seketika mendung seakan tahu apa saja yang terjadi di hari ini.

Sembilu di hati belum berlalu. Namun berita itu, membuat luka di hati akan sebuah kesalahan semakin menganga lebar.

Bertahan perihal keadaan, bagaimana mungkin bisa?

Membiarkan orang lain terluka hanya untuk kebahagiaan diri sendiri, sama sekali aku belum pernah melakukannya.

Lirihan syahdu dalam benak semakin menggema. Untaian bertajuk keterlukaan menggugah hati untuk semakin larut dalam kesedihan.

Aku dan Hamzah berlari mengikuti wanita itu pergi.

Dia mengajakku untuk ke rumah sakit yang terlalu jauh di hotel ini.

Tak ada kata-kata yang bisa kugambarkan selain kekalutan yang teramat sangat pada diri.

Meskipun Hamzah berusaha membuatku tegar, tapi tetap. Yang aku takutkan adalah Anisa.

Aku takut Anisa terjadi apa-apa karena ulahku tadi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com