webnovel

Suddenly My Imagination Comes True

Arsenil adalah seorang remaja laki-laki yang lemah dan sering dibully oleh teman-temannya sehingga ia tidak mempunyai seorang pun teman. Di keluarganya hanya ibunya saja yang menyayanginya dan tidak menganggapnya lemah, namun hal itu tidak berlangsung lama karena kemudian ibunya meninggal dunia karena dibunuh oleh seseorang. Arsenil yang mengetahui hal tersebut menjadi sangat marah dan ingin membalas perbuatan orang yang sudah membunuh ibunya. Suatu hari ia berimajinasi bisa mempunyai tubuh yang kuat agar tidak dibully terus menerus dan bisa melindungi orang-orang yang disayanginya. Imajinasi Arsenil yang kuat membuat imajinasinya menjadi kenyataan. Arsenil pun menjalani kehidupan imajinasinya. Ternyata tidak hanya imajinasi baik Arsenil saja yang menjadi kenyataan, tetapi semua imajinasi buruk yang pernah ia pikirkan juga menjadi kenyataan. Tidak hanya itu, ternyata ada seorang remaja perempuan yang juga mempunyai imajinasi yang kuat. Ia mengalami kehidupan yang sama dengan yang dialami Arsenil. Apakah mereka akan saling membantu atau bahkan sebaliknya, perempuan itu justru mengacaukan imajinasinya? Bagaimana cara mereka menghadapi masalah-masalah yang akan datang?

Vlz_Dreamer · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
2 Chs

Chapter 2

Arsen yang baru saja sampai di rumahnya terkejut melihat banyak sekali orang-orang yang berkumpul di depan rumahnya. Arsen yang dipenuhi rasa penasaran pun bertanya kepada seorang laki-laki yang umurnya sudah agak tua.

"Maaf Pak, sebenarnya di sini sedang ada apa ya Pak? Kenapa rumah saya dipenuhi oleh orang-orang? Saya juga tidak mengenal orang-orang itu," tanya Arsen dengan rasa penasaran.

"Oh, ini rumah kamu, Nak? Saya dengar tadi ada seorang perempuan yang sudah cukup tua berlumuran darah di depan rumah ini, tetapi saya tidak tahu siapa perempuan itu," jawab bapak itu dengan sedikit kaget.

"Iya Pak ini memang rumah saya. Apa benar ada perempuan yang berlumuran darah di depan rumah saya?" tanya Arsen kebingungan. "Hmm, apa mungkin itu ibu!? Tetapi sebelum aku pergi ke sekolah rasanya ibu baik-baik saja. Ibu juga tidak sakit. Tetapi kenapa bisa sampai berlumuran darah?" pikir Arsen semakin kebingungan.

Rasa penasaran Arsen yang semakin besar membuatnya ingin melihat perempuan tersebut. Arsen menyelinap di antara orang-orang yang berkumpul di depan rumahnya. Ketika ia melihat seorang perempuan tua tergeletak di halaman rumah dan berlumuran darah, seketika Arsen merasa syok yang sangat berat. Ia tidak salah menyangka, perempuan itu ternyata adalah ibunya. Di bagian perut ibunya terlihat goresan yang dalam dan terus menerus mengeluarkan darah. Ayahnya dan kakaknya duduk di sebelah kiri dan kanan ibunya. Menangis melihat ibunya dalam kondisi seperti itu. Arsen kemudian duduk di sebelah kakaknya dan mengecek napas ibunya. Setelah beberapa lama, ia sadar bahwa napas ibunya sudah berhenti. Tiba-tiba saja air matanya keluar dengan deras dari matanya tanpa terkendali.

"Ibuuu.... Kenapa ibu bisa seperti ini.... Siapa yang telah melakukan ini terhadap ibu.... Kenapa dia melakukan ini kepada ibu, mengapa tidak aku saja yang mengalami semua ini.... Kalau ibu tidak ada, tidak ada lagi orang yang menemaniku dan selalu mendukungku...," tanya Arsen sembari menangis tersedu-sedu. Ia mengamati tubuh ibunya yang penuh dengan darah dan goresan besar dan dalam di perut ibunya. "Kak, bagaimana bisa ibu menjadi seperti ini? Aku yakin ada orang yang berbuat jahat untuk mencelakai dan membunuh ibu," tanya Arsen kepada kakaknya yang masih menangis.

"Aku juga tidak tahu, Arsenil. Aku mendapat telepon dari tetangga bahwa ibu tergeletak di halaman rumah dan berlumuran dengan darah. Aku langsung menuju ke sini, tetapi aku tidak melihat siapa orang yang melakukan hal ini," jawab kakaknya dengan wajah pucat karena masih merasa syok.

Kemudian Arsen menoleh ke arah ayahnya, ia melihat ayahnya juga terlihat sangat sedih. Arsen tidak ingin mengambil risiko untuk bertanya kepada ayahnya. Maka ia hanya memandangi ayahnya dan tidak bertanya mengenai ibunya. Arsen sudah cukup sering dimarahi oleh ayahnya karena ia adalah anak yang lemah sehingga dianggap mempermalukan nama keluarganya.

"Jika aku bertanya kepada ayah, mungkin ayah akan memarahiku karena aku anak lemah yang tidak bisa apa-apa. Mungkin ayah dan kakak memang tidak tahu siapa yang sudah melakukan ini kepada ibu," pikir Arsen.

"Seandainya saja tadi aku tidak pergi ke sekolah, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Aku bisa melindungi ibu dari orang yang berniat membunuh ibu. Sekarang aku tidak bisa menolong ibu," kata Arsen dengan nada penuh penyesalan.

Ayahnya dan kakaknya menoleh ke arah Arsen dan memandang dirinya dengan tatapan tajam. Apa mereka akan memarahiku karena aku berbicara seperti tadi? Tetapi setelah itu, mereka tidak berkata apa-apa seakan tidak ada masalah.

Kemudian ibuku dimakamkan di tempat yang layak. Sepanjang hari, aku dan keluargaku dipenuhi dengan kesedihan karena dukacita yang kami alami akibat kepergian ibu.

***

Bulan yang bersinar dengan cahaya redup menemani malamku dengan penuh kesunyian. Malam ini adalah malam yang paling tidak kunantikan sepanjang hidupku. Dimana tidak ada siapa-siapa yang menemaniku. Biasanya saat ini ada ibu yang menemaniku dan selalu mendukungku. Sekarang ibu sudah pergi meninggalkanku sendiri.

"Siapa saja orang yang mungkin membunuh ibu? Apa mungkin ibu mempunyai musuh atau ada yang membenci ibu? Apa pelakunya adalah teman kerja ibu? Tetangga? Atau bahkan salah satu anggota keluargaku? Siapa pun itu, aku pasti akan membalas perbuatannya karena dia sudah mengambil nyawa ibuku," kata Arsen dengan nada seperti ingin membunuh.

Arsen terus memikirkan hal-hal tersebut. Ia sangat marah dan berniat membalas perbuatan orang yang membunuh ibunya. Rasa marah dan kesalnya itu membuatnya memikirkan banyak hal.

Arsen yang pada saat itu sedang dihadapi oleh berbagai masalah, mulai berimajinasi tentang banyak hal. Ia berimajinasi seandainya ia bisa mempunyai tubuh yang kuat agar bisa melindungi orang yang disayanginya, mempunyai teman yang baik dan tidak ada yang membullynya, dan juga ayah dan kakak yang mendukungnya. Semua hal itu yang sebenarnya diinginkan oleh seorang Arsen yang tidak pernah ia dapatkan selama ini.

Di dalam imajinasinya Arsen bisa mempunyai teman, baik itu manusia maupun makhluk lain, seperti kurcaci, peri, alien, atau semacamnya. Dalam imajinasinya ia tidak mementingkan makhluk jenis apa mereka, yang terpenting ia bisa mempunyai teman yang baik. Arsen juga berimajinasi seandainya ia bisa bertemu dengan orang yang telah membunuh ibunya dan ia akan membalas perbuatannya dengan cara apapun. Arsen juga ingin sekali membalas perbuatan teman-temannya yang sudah membullynya di sekolah dengan cara menghajarnya atau bahkan lebih buruk dari itu. Arsen juga berimajinasi seandainya teman-temannya bisa merasakan rasanya menjadi sepertinya yang lemah.

Semua imajinasi baik dan imajinasi buruk berkumpul di dalam kepala Arsen. Arsen yang memikirkan hal-hal tersebut kemudian tertawa pelan karena imajinasinya sendiri.

"Ha! Tidak mungkin aku bisa menjadi seperti itu dan melakukan semua itu. Sebaiknya aku tidak memikirkan hal-hal aneh seperti itu. Itu agak mengerikan jika terjadi. Tidak mungkin juga ada makhluk asing di dunia ini. Sudahlah, aku hanya berharap yang tidak tidak. Lebih baik aku tidur saja," kata Arsen sembari menggeleng-gelengkan kepala kemudian beranjak dari meja belajarnya ke tempat tidurnya.

Arsen tertidur pulas di tempat tidurnya dan ia mengigau tentang imajinasinya dalam keheningan malam. Hari itu menjadi hari yang cukup panjang bagi Arsen, ia sangat lelah karena dihadapi oleh berbagai macam masalah. Namun, sebagai seorang Arsen, hatinya sangat kuat walaupun tubuhnya tidak sekuat hatinya. Ia tetap kuat menghadapi banyak rintangan berat dalam hidupnya.

***

Keesokan harinya, Arsen terbangun dari tidurnya. Hari ini adalah hari Sabtu. Setiap hari Sabtu sekolah Arsen selalu diliburkan. Seperti biasanya, Arsen tidak langsung beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi. Arsen selalu duduk terlebih dahulu di tempat tidurnya dan mengamati sekitarnya. Setelah lama mengamati, ia merasa ada yang berbeda dalam dirinya dan lingkungannya.

"Hmm, kenapa rasanya tubuhku lebih bertenaga dibandingkan kemarin-kemarin? Rasanya aneh sekali," seru Arsen sambil memandangi tubuhnya dan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya.

Namun, saat itu Arsen masih belum menyadari apa yang terjadi dengan dirinya dan lingkungannya.

.....

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Vlz_Dreamercreators' thoughts