webnovel

Suaramu Mengalun Lewat Mimpiku

Adalyn Zada adalah gadis sederhana yang magang di sebuah kantor pemerintah. Suatu waktu dia menerima warisan sebuah alat musik petik yang membawanya ke zaman 1000 tahun sebelumnya melalui mimpi. Di tempat lain, seorang Tuan Muda anak sang wali kota juga mengalami mimpi yang sama. Hingga suatu hari mereka terlempar ke masa yang ada dalam mimpi mereka secara nyata. Keduanya melakukan petualangan bersama untuk memecahkan sebuah rahasia yang berhubungan dengan takdir mereka. Sebuah takdir cinta yang pahit. Apakah mereka bisa menemukan takdir rahasia tersebut?

AeRi_purplish · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
13 Chs

Warisan Yang Tidak Biasa (bag.3)

🍁🍁🍁

Adalyn duduk tercenung di depan meja belajarnya. Pandangannya masih lekat pada sebuah guzheng di atas meja. Ingatannya mengembara ke waktu kemarin di rumah neneknya.

#flashback on

"Mengapa harus aku, Nek?" tanya Adalyn.

"Karena hanya kamu satu-satunya keturunan perempuan terakhir dari Klan Meygu. Klan nenek moyang kita," jawab Nenek Mydita.

"Klan Meygu?" lirih Adalyn seraya menatap serius neneknya.

"Seribu tahun lalu, Transnisia ... tepatnya Kerajaan Seribu Puri diperintah oleh Raja Alayn. Di bawah kekuasaannya, berdiri banyak klan-klan atau perkumpulan yang mengabdikan diri pada Sang Raja. Ada tiga klan besar dan kuat, klan pertama adalah Klan Phonix Emas milik keluarga raja, klan kedua adalah Klan Naga Selatan dipimpin keluarga jenderal bangsawan dan yang ketiga adalah Klan Meygu yang dipimpin oleh Ryuga. Klan Meygu adalah klan yang netral dan tidak ingin terlibat dalam percaturan politik kerajaan."

"Lalu, apa yang terjadi kemudian, Nek?" tanya Adalyn.

"Awalnya keadaan baik-baik saja, kerajaan aman sentosa, namun semua berubah ketika satu-satunya putri dari Ryuga dilamar Raja Alayn untuk dijadikan selirnya. Raja sangat mencintai sang selir yang cantik, lembut, dan pandai bermain musik. Padahal sang raja sudah memiliki ratu dari Klan Naga Selatan. Keadaan makin runyam saat terjadi sebuah konspirasi yang melibatkan sang selir kesayangan raja. Terjadilah perang antar klan. Sebuah perang saudara yang meruntuhkan kejayaan kerajaan Seribu Puri." Pandangan Adalyn menerawang seakan dia sedang membayangkan kisah yang sedang diceritakan oleh neneknya. Sebuah konspirasi kejam untuk menjatuhkan sang raja.

'Hmmm... untung aku tidak hidup di zaman itu sehingga tidak termasuk dalam korban perang. Huhh ... mengerikan.' Adalyn bergidik ngeri.

"Lalu apa hubungannya Guzheng ini dengan keturunan Klan Meygu?" Adalyn kembali fokus ke topik warisan guzheng.

"Pemilik Guzheng ini adalah sang selir kesayangan raja dari Klan Meygu. Namanya Myria. Saat perang berkobar, Myria adalah satu-satunya yang selamat dari Klan Meygu. Dia melarikan diri bersama seorang pelayan setianya. Saat di pengungsian Myria diketahui mengandung. Lalu dia meninggal saat melahirkan putrinya yang kemudian diasuh oleh sang pelayan. Sebelum meninggal, Myria menitipkan warisan untuk putrinya yaitu guzheng kesayangannya dan sebuah wasiat agar guzheng tersebut diwariskan hanya pada keturunannya yang perempuan sampai salah satu dari mereka bisa memenuhi janji yang telah dibuat oleh Myria dengan kekasihnya yang sangat dia cintai." Nenek Mydita menarik napas sejenak. Tiba-tiba Adalyn langsung menyela.

"Maksud Nenek, sebenarnya Myria memiliki seorang kekasih saat dipersunting raja?" Nenek mengangguk.

"Siapa?"

"Dia Bangsawan Jonin dari Klan Naga Selatan, jenderal kepercayaan Raja Alayn," jawab nenek dengan wajah sendu.

Adalyn menutup mulutnya tak percaya. Dia mulai sedikit menyimpulkan penyebab tragedi itu.

"Itulah mengapa Guzheng ini diwariskan padamu bukan pada ayahmu meskipun dia juga turunan Myria Meygu. Jadi Nenek harap kamu bisa menerima ini sebagai bentuk tanggung jawab dari seorang anggota Klan Meygu." Suara Nenek Mydita terdengar serak saat mengatakan hal itu. Dia tak berhenti mengusap guzheng tua itu.

Adalyn hanya bisa tercenung. Dia tidak menyangka kalau dirinya adalah keturunan sebuah klan bangsawan di masa lalu. Bahkan jika anak yang dikandung Myria adalah anak sang raja maka bisa dipastikan dirinya adalah anak cicit buyut Raja Alayn dari kerajaan Seribu Puri yang legendaris itu.

"Lalu Nek, apa isi janji Myria itu?" Adalyn semakin kepo. Toh juga dia harus mewarisi alat musik itu karena dia adalah keturunan perempuan Myria. Maka dia perlu tahu cerita di balik warisan itu.

"Myria dan bangsawan Jonin saling berjanji akan saling mencari satu sama lain dan bersatu kembali meskipun harus menunggu seribu tahun kemudian."

#flashback off

Adalyn menarik napas berat mengingat kembali cerita tragedi berdarah satu milenium yang lalu itu.

Sebuah keserakahan dan ambisi harus meruntuhkan sebuah kerajaan dan memisahkan dua cinta sejati yang tak terkikis oleh waktu.

Namun bagaimana dia harus menyatukan cinta Myria dan Bangsawan Jonin. Bukankah mereka sudah mati seribu tahun lalu. Apakah dia harus memanggil hantu mereka berdua dan membawa ke Kantor Catatan Sipil untuk dinikahkan.

Adalyn merinding membayangkan hal itu. Dia tidak bisa membayangkan dirinya yang super penakut itu akan bertemu arwah nenek moyangnya. Dia bisa mati berdiri. Secantik apapun Myria, dia tetap arwah orang mati.

Angin malam berhembus pelan menampar daun jendela kamar Adalyn. Dengan enggan gadis itu bangkit untuk menutup jendela lalu kembali ke meja belajar. Saat akan menyimpan guzheng pada kotaknya, tanpa sengaja jari tangan Adalyn menyentuh senarnya. Sebuah denting merdu mengalun halus. Adalayn terpaku menatap benda bersenar di tangannya itu.

Karena penasaran dengan suara asli guzheng itu, Adalyn mencoba memetik senarnya. Suara denting guzheng terdengar lemah, mungkin karena usianya yang sudah sangat tua. 1000 tahun lho.

Memikirkan hal tersebut Adalyn seketika berpikir bagaimana bisa sebuah benda bisa bertahan selama itu. Meskipun bahannya berasal dari logam, namun mustahil jika sama sekali tidak mengalami korosi. Apakah benda ini memiliki kekuatan magis?

Jemari Adalyn masih asik memainkan dawai halus itu sambil memikirkan kisah cinta nenek moyangnya yang malang. Tiba-tiba ...

"Auwwcch!" Salah satu jarinya tergores tali senar. Adalyn segera mengemut jarinya untuk menghentikan pendarahan lalu berlari mencari kotak obat-obatan. Yang tidak disadarinya, setetes darah yang tertinggal di dawai guzheng meresap masuk ke dalam dawai seolah diisap oleh benda tersebut.

Setelah mengobati lukanya, Adalyn membereskan guzheng itu ke dalam kotak dan menyimpannya di sudut dalam lemari pakaian. Hari sudah larut saat dia merebahkan badannya ke atas bantal.

Rasa kantuk yang hebat seketika menyergap alam sadarnya. Semilir angin malam musim semi terasa berbeda. Aroma bunga Tabebuya menyeruak masuk dalam sukmanya. Ketika Adalyn mengerjapkan matanya, ruang kamarnya tampak berbeda.

Dimana ini???

🍁🍁🍁

Jun baru saja tiba di apartemennya. Seperti biasa kegelapan menyambutnya di depan pintu. Setelah menyalakan lampu ruang tamu, Jun bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Walaupun hari ini akhir pekan namun Jun masih harus ke kantor untuk meninjau seberapa banyak kemajuan persiapan festival kota. Rasa lelah mengantarkannya ke tempat tidur.

Sambil berbaring dengan berbantalkan kedua tangan yang terlipat di bawah kepala, Jun mencoba menarik ingatannya akan percakapan asistennya Oza dengan gadis magang di kantornya.

Kalau tidak salah namanya Adalyn, gumam Jun. Dia yakin itu nama yang disebutkan Oza.

Cihhh ... Buat apa dia harus susah-susah mengingat nama gadis serampangan itu.

Gadis itu memang terlihat sedikit manis saat tersenyum. Dia punya dua lesung pipi. Giginya juga berderet tidak terlalu rapi dan ada gingsulnya. Ah, cuma sedikit manis. Sebenarnya yang membuatnya lebih tertarik adalah cerita warisan si gadis magang.

Cerita itu memang kedengaran seperti dongeng pengantar tidur. Akan tetapi nama yang disebutkan gadis itu yang membuatnya teringat kembali dengan mimpi-mimpi anehnya selama dua bulan terakhir.

Jun bergerak gelisah ke arah kanan. Mencoba melupakan wajah si gadis magang dan memejamkan matanya.

Dalam pekat alam bawah sadarnya, bayangan wajah perempuan berbaju merah menjelma di depannya. Jemari lentiknya memainkan dawai guzheng dengan lincah. Bibir mungilnya mengulas sebaris senyum manis menambah cantik wajahnya yang berhias sepasang lesung pipi. Dia ...

Bersambung ...

🍁🍁🍁

Nb: Apa hubungan Jun dan kisah Myria ya? Kalau Adalyn kan sudah jelas Myria itu nenek moyangnya.

Nah episode ke depannya sudah akan dimulai petualangan Jun mencari makna mimpinya dan juga Adalyn yang berusaha memenuhi wasiat Myria.

Happy reading all.

Jangan lupa batu kuasa 😘