Tanpa menunggu jawaban Nena, Ducan bergegas masuk ke dalam kamarnya.
"Ceklek"
"Hei...Duc!!" sapa seseorang yang sedang duduk di kursi kebesaran Ducan.
Ducan terpaku di tempatnya dengan nafas tertahan. Sungguh Ducan tidak percaya dengan kedatangan Lucken yang belum waktunya.
"Kamu???!! bukankah dua minggu lagi kamu baru pulang Luck?" tanya Ducan masih dengan tatapan tak percaya.
"Aku berubah pikiran Duc. Setelah aku bicara denganmu, aku jadi berpikir lagi. Mungkin aku lebih baik melakukan terapi dengan istriku sendiri yaitu Alisha. Kamu tahu Duc, aku selalu membayangkan Alisha saat bercinta dengan Reyna." ucap Lucken seraya bangun dari duduknya.
"Tutup mulutmu Luck!!" ucap Ducan dengan suara penuh tekanan menarik kerah kemeja Lucken.
"Aku tidak percaya dengan penampilanmu seperti ini, ternyata pikiranmu sangat kotor!" Ucap Ducan dengan gigi bergemelatuk.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com