webnovel

45. Berawal dari novel online

"Sayang, Ayah minta maaf ya. Ayah memang kadang tidak mengerti apa yang Bunda inginkan, tetapi percayalah kalau cinta kasih Ayah hanya untuk istriku seorang," ungkap ayah Tama.

"Bohong, tapi tadi bilangnya mau pergi ke klub,kan. Ayah itu kadang nggak peka banget apa yang Bunda mau." Bunda Felysia menangis lagi karena terlalu kesal dengan suaminya.

Ayah Tama, kemudian berdiri, dan duduk di dekat istrinya setelah itu dia mengangkat sang istri lalu dibawanya Bunda Felicia duduk di pangkuannya.

"Maafkan Ayah sayang habisnya Ayah bingung kenapa marah-marah terus? Kalau ditanya jawabannya ketus membuat Ayah tambah pusing, kenapa Bunda tidak berinisiatif sendiri kalau mau minta jatah? Biasanya juga begitu, tapi kenapa sekarang malah ngambek nggak jelas kayak gitu?" terang ayah Tama sambil memeluk istrinya.

"Bunda sedang tidak mau berinisiatif Ayah, tapi Bunda maunya dirayu, dan dimanja seperti cerita di novel online yang Bunda baca itu. Ayah yang buat Bunda kesal karena nggak paham sama sekali apa maunya Bunda," ucap Bunda yang nada bicaranya mulai kembali kesal.

"Astaga Bunda jadi, kesalnya Bunda itu hanya karena ingin perlakuan Ayah sama seperti cerita novel online yang Bunda baca. Seharusnya Bunda ceritakan kalau Ayah bisa akan Ayah kabulkan, tapi ingat ya Bunda kalau kita ini berada di dunia nyata bukan dunia khayalan seperti cerita novel online yang Bunda baca itu." Nasihat ayah Tama agar sang istri mengerti.

"Iya Bunda mengerti sudah minggir Bunda mau istirahat saja," ketus bunda Felicia yang akan berdiri, tapi ayah Tama malah membaringkan istrinya di ranjang lalu menggelitiknya sampai meminta ampun.

"Hahahaha ... ampun Ayah jangan digelitik lagi Bunda nggak tahan rasanya geli banget, hahahahha ... Ayah," ucap bunda Felicia.

"Janji ya lain kali kalau mau meminta apapun bilang saja jangan menunggu Ayah mengerti isi hati Bunda. Sayang ingat ya, kalau suamimu ini manusia biasa bukannya dewa yang pasti mengerti isi hati semua orang dengan hanya memandangnya saja." Ayah Tama berkata dengan pandangan yang berkabut, dan penuh nafsu karena posisi mereka saat ini yang membuatnya tegang.

Ayah Tama tidak membiarkan sang istri menjawab pertanyaannya, karena beliau sudah mulai melaksanakan apa yang diinginkan oleh sang istri beberapa hari ini hingga dua jam kemudian mereka sudah selesai melakukannya, dan sekarang bunda Felicia sedang tertidur dalam pelukannya.

"Aku tidak menyangka ternyata semuanya berawal dari novel online. Aku jadi penasaran cerita apa yang sedang dibaca oleh istriku ini sampai dia mau aku menjadi tokoh utama pria cerita itu, tapi suatu saat aku mau melihat cerita yang dibaca oleh istriku itu. Bahaya sekali kalau semua cerita yang dibacanya berpengaruh sama kehidupan sehari-harinya," gumam ayah Tama dalam pelukan istrinya.

Ayah Tama memejamkan matanya hingga dia benar-benar tertidur, dan dua jam kemudian ayah Tama terbangun lebih dulu. Dia menatap wajah istrinya sambil tersenyum ayah Tama sampai tidak habis pikir kalau sang istri bisa sekesal itu hanya karena dia tidak mengerti semua keinginan istrinya.

"Ayah sudah bangun lebih dulu, apa Ayah tidak istirahat?" tanya bunda Felicia ketika melihat sang suami menatapnya dengan intens.

"Bukankah seperti ini yang Bunda inginkan sayang, Ayah bangun lebih dulu sambil menatap wajah Bunda setelah itu ketika Bunda bangun Ayah mencium Bunda seperti ini juga," sahut ayah Tama yang langsung mempraktikkan yang sudah dia ucapkan tadi pada sang istri.

"Ayah tahu dari mana semua yang Bunda inginkan seperti yang telah Ayah lakukan tadi?" tanya bunda Felicia yang menyembunyikan wajahnya di dada Ayah Tama.

"Sayang katakan apa kau kesal pada Meisya gara-gara Ayah yang tidak mengerti keinginan Bunda? Apa karena Bunda sendirian saja selama beberapa hari ini? Lalu Bunda malah melampiaskannya dengan Meisya," tebak ayah Tama yang diangguki oleh sang istri.

"Maafkan Ayah ya sayang, tapi ingat lain kali kalau mau sesuatu langsung kataka saja jangan menunggu Ayah mengerti karena tidak selamanya Ayah akan mengerti sayang apalagi sampai dilampiaskan pada orang lain itu sungguh tidaklah baik sama sekali," ucap ayah tama.

"Bunda juga mau minta maaf sama Ayah karena sudah sangat kekanak-kanakan, Bunda hanya ingin diperhatikan oleh Ayah saja tidak lebih dari itu kok," sahut bunda Felicia.

"Iya sayang Ayah mengerti, tapi semuanya berawal dari novel online yang membuat Bunda suka mengkhayal berlebihan jadi, mulai sekarang Bunda nggak boleh lagi baca-bacaan yang spperti itu," ucap ayah Tama.

"Ayah jangan begitu Bunda janji tidak akan marah-marah lagi tanpa sebab, dan kalau menginginkan sesuatu akan langsung mengatakan pada Ayah, tapi Bunda mohon jangan larang Bunda membacanya. Apa Ayah tahu sejak Meisya pergi Bunda kembali kesepiann apalagi kalau Ayah sudah pergi kerja lalu apa yang Bunda lakukan agar tidak kesepian selain membaca novel online," sahut bunda Felicia sambil duduk menghadap sang suami yang masih berbaring di tempat tidurnya.

"Ayah mengerti keinginan Bunda, tapi apa cara seperti ini juga termasuk ke dalam cerita yang Bunda baca itu? Kalau begitu Ayah mengijinkannya yang penting membuat Ayah senang juga," sosor ayah Tama yang langsung menyerang sang istri.

"Ayah, Bunda tidak mengerti dengan semua yang Ayah katakan itu, tapi sepertinya Bunda kali ini terlalu ceroboh ya sehingga tidak menyadari kalau duduk padahal sedang tidak memakai pakaian apapun." Bunda Felicia tetap menikmati perlakuan suaminya padahal dia sebelumnya sempat mengeluh.

Ayah Tama keluar kamar dengan senyum cerahnya setelah menghabiskan siang mereka dengan kegiatan panas. "Ada apa ini? Kenapa sepertinya sore ini sangat cerah sekali ya Ayah? Padahal sebentar lagi akan hujan karena langit sedang mendung," ledek Daffa ketika melihat kedua orang Tuanya keluar kamar dengan senyum merekahnya.

"Daffa, kau harus menyuruh istrimu membaca novel online agar kau bisa mendapatkan kebahagiaan lebih. Ayah saja sekarang tidak akan melarang bundamu lagi membaca novel online karena dengan membacanya membuat Bundamu semakin pintar saja," ucap ayah Tama yang duduk di ruang keluarga bersama sang istri.

"Ayah ini kalau bicara semarangan saja, bagaimana aku bisa menyuruhnya membaca jika istriku saja tidak tahu keberadaanya di mana?" sahut Daffa dengan wajah murungnya.

"Maafkan Ayah, Nak, tapi yang Ayah maksud itu istri keduamu karena selain Meisya, kau juga memiliki istri lain yaitu Jeslin jadi, kenapa kau tidak manfaatkan saja dulu istri keduamu itu, Nak?" Ayah Tama bicara sambil menatap putranya sekilas, dia bermaksud menggoda sang putra agar tidak bersedih lagi, tetapi malah yang ada putranya lebih terlihat sedih lagi.

"Aku tidak mau menggauli Jeslin, Ayah. Aku hanya mau menanam benih dengan Meisya saja, dan tidak mau dengan wanita lain apalagi dengan Jeslin yang sudah kelihatan karena dia istriku pergi," sungut Daffa.