webnovel

Waktu Pelatihan

Éditeur: Wave Literature

Setelah memberikan beberapa saran dan informasi, Profesor Liu lalu membubarkan kelas. 

Besok mereka akan berkumpul di ruangan komputer untuk memulai pelatihan. 

Setelah Profesor Liu membubarkan kelas, Luzhou pun bergegas pergi ke perpustakaan dengan tas dan laptopnya untuk membuat naskah. 

Ia tidak punya banyak waktu untuk melihat informasi yang ada di dalam U Disk-nya. 

Karena bagi Luzhou, tugas dari sistem lebih penting daripada tugas kuliah. 

Selain menulis makalah, Luzhou kadang-kadang menghabiskan waktunya untuk membantu Chen Yushan menyelesaikan beberapa soal matematika. 

Kemampuan matematika Luzhou memang cukup baik, tetapi ia sendiri tidak tahu bagaimana dirinya bisa mendapatkan nilai 85 ketika masih mahasiswa semester satu. 

"Apakah di departemen bisnis kamu tidak belajar matematika?" Tanya Luzhou sembari menulis langkah-langkah dari jawaban soal di atas kertas buram. Ia kemudian berkata, "Soal ini telah dijelaskan oleh Profesor sebagai contoh di kelas."

Wajah Chen Yushan memerah karena merasa tidak yakin, tetapi ia masih teguh pada pendiriannya. "Aku mempelajari ilmu akuntansi, bukan ilmu bisnis. Ada begitu banyak hal yang perlu dihafalkan, bagaimana aku bisa punya waktu untuk belajar matematika?" 

"Seingatku, Departemen Ekonomi juga mempelajari akuntansi dan statistika…" Ujar Luzhou. 

"Diamlah, aku akan mentraktirmu makan siang." Kata Chen Yushan. 

Luzhou lalu menutup mulutnya rapat. Dalam hati ia berkata, kamu tidak usah sungkan kalau ada pertanyaan yang ingin kamu tanyakan. 

Daripada makan siang, lebih baik makan malam saja. 

Jika ada orang lain yang mengundangnya makan malam, Luzhou akan merasa sungkan.

Tetapi jika Chen Yushan ingin mengundangnya makan malam…

Luzhou akan menerima undangannya tanpa basa-basi. 

Mengapa ia ingin mengundang Luzhou makan? 

Karena Luzhou telah membantunya belajar matematika tingkat tinggi dari awal hingga akhir. Luzhou memang tidak pernah menyuruhnya untuk membayar, tetapi apakah tidak boleh jika satu atau dua kali mengundang makan? 

Setelah perpustakaan tutup, Luzhou pun kembali ke asrama dan sibuk menyelesaikan makalah matematikanya yang pertama. 

Koefisien nilai dari makalah ini seharusnya yang tertinggi daripada makalah yang lain dan sistem memberikan penilaian sebanyak 30 poin. Luzhou kemudian mempertimbangkan beberapa kesimpulan dari makalah ini, yang merupakan pelengkap dari makalah yang sebelumnya. Setelah itu Luzhou siap untuk menerbitkan makalahnya di jurnal Komunikasi Teori Dan Penerapan Matematika. 

Sedangkan untuk sembilan makalah komputer yang tersisa, ia akan menerbitkannya di jurnal Komunikasi Modern Dan Teknologi Informasi Geografis. 

Sebagai jurnal non-inti, jurnal domestik ini tidak membutuhkan biaya ulasan dan biaya penyusunan. Berbeda dengan jurnal lain yang bahkan memerlukan dana sebesar 150 yuan untuk biaya ulasan dan penyusunan. Jika dibandingkan dengan orang-orang serakah yang hanya melihat jumlah uang yang dimiliki oleh para peneliti, jurnal ini merupakan aliran bersih dari penerbit!

Kalau ada 9 makalah, berarti bisa mendapatkan 1.350 yuan!

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi ketika Luzhou sedang mengunduh sebuah makalah matematika. 

Setelah selesai, Luzhou pun menutup laptopnya dan menguap di atas tempat tidur lalu perlahan-lahan terlelap. 

…...

Keesokan harinya, Luzhou kembali berkumpul untuk mengikuti pelatihan kompetisi. Ia bertemu dengan Profesor Liu lalu masuk ke dalam ruangan komputer. Setelah memasuki ruangan komputer, ia menemukan bahwa ia bukanlah orang pertama yang masuk ke sana, karena di dalam sudah ada Wang Xiaodong yang sedang duduk sendirian. 

"Selamat pagi." 

Luzhou tersenyum dan menyapa seperti biasa. Ia sempat mengira bahwa Wang Xiaodong tidak akan menghiraukannya, tetapi secara tak terduga pemuda itu menanggapinya. 

"Pagi." 

Meskipun hanya membalasnya dengan satu kata, tetapi Luzhou merasa lega. 

Sejujurnya, Luzhou tidak mengkhawatirkan kekuatan timnya. Satu-satunya hal yang dikhawatirkannya adalah hubungan antar anggota tim. Ia yakin bukan hanya ia sendiri yang mengkhawatirkan masalah ini, tetapi Profesor Liu juga. 

Jika mengajak Lin Yuxiang dapat memperbaiki hubungan antar anggota tim, maka bukankah itu merupakan hal yang bagus? 

Mungkin. 

Lin Yuxiang akhirnya tiba meskipun terlambat lima belas menit. 

Profesor Liu Xiangping tidak mengatakan apa-apa dan memberikan isyarat pada Yuxiang untuk mencari tempat duduk dan memulai patihan hari ini. 

Hari ini adalah pelatihan untuk menumbuhkan kerjasama di antara anggota tim. 

Agar tidak menunda lebih lama lagi, latihan pun dimulai dan mereka mulai menentukan topik. 

Guru Liu memberikan banyak data pengguna telekomunikasi fiktif dan mengembangkan lebih dari 20 proyek dengan persyaratan mengklasifikasi kebiasaan konsumen dengan penggunaan pemodelan matematika dan desain produk untuk kelompok pengguna yang berbeda. 

Karena datanya merupakan data fiktif, jadi tidak perlu melampirkan sumber data dan hanya memberikan tabel excel. 

Dalam hal ini, pengetahuan statistik lebih diperlukan daripada penghitungan. 

Rumus matematika yang sederhana itu bukannya tidak berguna untuk hal seperti ini, tetapi kesulitan dari masalah ini bukan pada matematika itu sendiri, melainkan pada bagaimana mengubah permasalah semacam ini menjadi permasalahan matematika. 

Untunglah, datanya sendiri tidak begitu rumit. Paling-paling, pengetahuan yang dilibatkan terlalu luas. Luzhou memikirkan konsepnya selama sekitar setengah jam. Pertama-tama, para pengguna diklasifikasikan berdasarkan pengetahuan statistik. Akhirnya, algoritma matriks digunakan untuk memecahkan dua masalah dalam suatu pemecahan masalah. 

Luzhou lalu membawa kertas buram dan menghampiri Wang Xiaodong, kemudian meletakkan kertasnya di atas meja komputer. "Pemodelannya sudah selesai dan sudah ku kirim padamu. Bagian lain dari prosesnya akan aku hitung di atas kertas, lalu proses pengaturan rumusnya dan proses pemasukkan dalam komputernya akan kuserahkan padamu. Bagaimana?" Tanya Luzhou. 

Wang Xiaodong menganggukkan kepalanya dan berkata dengan singkat. "Tidak masalah." 

Murid terbaik tidak layak disebut sebagai murid terbaik jika tidak bisa bekerjasama dengan baik. 

Luzhou lalu menyelesaikan pekerjaan pemodelan matematikanya dengan cepat. Sementara Wang Xiaodong juga segera menyelesaikan pemrograman dengan komputer. Mereka bersama-sama menyelesaikannya dalam waktu kurang dari dua jam. 

Setelah memeriksa hasil kerja Luzhou dan Wang Xiaodong, Profesor Liu bisa mengatakan bahwa dari lima tim yang pernah beliau bimbing untuk kompetisi pemodelan matematika, mereka berdua merupakan mahasiswa paling berbakat yang pernah ia temui. 

Luzhou tersenyum ketika ia menerima pujian tersebut. Sedangkan Wang Xiaodong, wajahnya tidak berekspresi, tetapi sepertinya ia juga merasa bangga. 

Latihan pertama berjalan dengan lancar. 

Namun, satu-satunya yang menjadi masalah adalah Lin Yuxiang. 

Meskipun ia telah menulis banyak laporan pekerjaan siswa, tetapi ia belum pernah menulis makalah sama sekali. Setengah jam berlalu, tetapi format makalahnya masih kosong. 

Wang Xiaodong terlihat ragu-ragu, tetapi ia tetap berusaha untuk meyakinkan ketua departemen jika Lin Yuxiang cukup berkompeten untuk menjalankan tugasnya. 

Meskipun Luzhou tersenyum, sebenarnya ia merasa kesal. 

Jika kamu menyebut dirimu seorang mahasiswa, maka kamu harus melakukan tugasmu sebagai mahasiswa dengan baik. Suatu saat nanti, kamu perlu memasuki sebuah partai dan mengikuti ujian pemilihan pegawai sipil agar kamu bisa memiliki masa depan yang cerah, lalu kami semua akan merayakannya. 

Namun jika ingin menyerah, maka lebih baik menyerah saja. Jika ingin melanjutkan, lebih baik Yuxiang memikirkan cara untuk menulis sebuah makalah. Apa gunanya merasa bersalah? Apakah itu bisa menjamin kehidupanmu? 

Hal ini benar-benar membuatku kesal! Batin Luzhou yang merasa geram. 

Sementara itu, Profesor Liu sama sekali tidak marah. Beliau hanya tersenyum dan menghibur Lin Yuxiang yang terus meminta maaf. Beliau lalu meminta Wang Xiaodong untuk membimbingnya dalam penulisan makalah 

Beliau pun pergi keluar untuk merokok dan menatap kedua mahasiswa yang berada di dalam ruangan komputer. Kemudian beliau berkata sambil tersenyum. "Bagaimana dengan saran yang saya katakan padamu kemarin, apakah kamu sudah mempertimbangkannya?" Tanyanya pada Luzhou.