"Ah, iya, Sis. Makasih, aku pasti datang."
Siska mengambil undangan yang bertuliskan Andi & Putri tersebut dengan penuh senyuman tanpa memerlihatkan kesedihan. Beda halnya dengan bu Arni. Melihat Putri memberikan undangan tersebut, ia pura-pura izin ke toilet padahal, hatinya menangis melihat kenyataan pahit yang dialami anak perempuannya. Ekspresi Siska tersebut juga membuat Putri diam sejenak menyimpan pertanyaan dalam benaknya.
'Apakah Siska udah benar-benar melepaskan Andi? Tak nampak sedikt pun rasa sedih di wajahnya,' ujarnya dalam hati.
Jika peasaan Putri tersebut penar, maka ialah orang yang paling bahagia di bumi ini. Bukan hanya karena calon suaminya bebas dari belenggu Siska, tapi juga karena akhirnya Siska bisa ikhlas dan menemukan cara bahagianya sendiri.
"Akhirnya, senyum itu bisa aku liat lagi dari kamu, Sis. Kamu sangat cantik seperti saat pertama aku mengenalmu," puji Putri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com