"Oh, iya, ka, bagaimana ujiannya tadi?" tanyaku memastikan kemampuannya. Menurut apa yang dikatakan Rika, dia itu jauh lebih hebat daripada Raka.
"Ah~ lumayan, kok." Jawabnya sambil mempertahankan senyum lembutnya. Jawaban seperti ini membuat orang bingung, apa itu lumayan sulit apa lumayan mudah?
". . . ."
"Kamu sendiri bagaimana?" dia berbalas bertanya padaku.
"Oh, ya sama lumayan, kok." Ucapku menirukan perkataannya.
"Oh, gitu, syukurlah," dia mengucapkan rasa syukur dengan begitu santainya.
Lalu, kami sempat canggung dan bertatapan sambil mencuri-curi pandang meski diam tanpa bicara apa pun.
"Ka-kalau begitu ... aku pulang dulu, ya ka." Aku segera pamit untuk mengakhiri rasa canggung ini.
"A-ah, ya." Jawab Riki dengan sedikit tergagap juga. Tapi, belum puas hanya dengan ini, dia menghampirku lalu dia menawarkan jasa boncengannya padaku dengan sedikit memaksa. Aku pun akhirnya terpaksa menerimanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com