Terdengar deru mobil Dika yang berada di luar. Seketika itu, Rani pun langsung merasa takut dan gugup bukan main. Ia takut kalau ditanya macam-macam oleh Dika dan dimarahi oleh sang anak.
"Duh, Dika udah pulang. Gimana nih?" Rani merasa gelisah sekarang.
Dika pun mengetuk-ngetuk pintu. Alhasil, Rani membukakan pintu tersebut dengan perasaan gugup.
"Dika ...."
Raut wajah Dika sudah berubah dan lain daripada yang tadi. Rani sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi.
"Bu, kita perlu bicara serius," ucap Dika memulai pembicaraan dengan sang Ibu.
Deg!
Jantung Rani mulai berdebar-debar tak karuan. Ia sudah cemas duluan sebelum ditanya lebih lanjut oleh Dika.
'Pasti Dika udah tahu soal racun itu. Duh, mampus!'
"Mau bicara apa, Nak?" Rani berusaha bersikap seperti biasa agar Dika tak merasa curiga padanya.
"Kata dokter tadi, Leony keracunan, Bu."
"Kok bisa sih?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com