Dimas menunggu dengan tenang pertanyaan terakhir yang ditujukan untuknya. Dimas hanya bisa berharap semoga bukan pertanyaan yang susah karena biasanya kalau yang terakhir itu adalah pertanyaan yang paling susah.
Sepertinya Dimas harus berguru sama Mimi Peri biar tahu isi hati Ayah Gita. Dari tadi tidak hentinya Dimas beristigfar agar bisa lolos dalam pertanyaan itu.
"Sudah siap, Nak Dimas?" tanya Papah Gita dengan membalikkan posisi duduk yang menurutnya kurang nyaman.
Bismillah. Dimas membenarkan posisi duduknya. "In Sya Allah saya siap, Om." hati Dimas semakin berdetak kencang.
"Baiklah, Nak Dimas. Menurut kamu kalau misalkan seorang istri pergi keluar rumah tanpa seizin suami itu bagaimana?" tanya Papah Gita santai.
Dimas menelan ludah. Kenapa pertanyaan yang terakhir sangat susah sekali. "Bismillah, kalau menurut saya seorang istri enggak boleh keluar tanpa seizin suami karena ridho suami segalanya, Om." jawab Dimas dengan satu tarikan napas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com