webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbain
Pas assez d’évaluations
372 Chs

410. A Important Thing

"Bagaimana kalau kita duduk di sana?" tanya Fauzan sembari menunjuk ke arah bangku panjang yang ada di antara taman kota. Nadia melihat ke arah yang ditunjuk Fauzan.

"Hm..." Nadia menganggukkan kepalanya. "Kelihatannya ide bagus," lanjut Nadia.

Fauzan juga tersenyum mendengarnya. Ia yang masih menggandeng tangan Nadia itu, berjalan lebih dulu mendahului Nadia, mengajaknya ke tempat yang ditunjuknya tadi. Mereka berdua sudah sampai di tempat yang ditunjuk Fauzan. Kemudian mereka tentu saja duduk berdua.

"Wah, di sini sejuk sekali ternyata," kata Nadia.

"Ya. Meskipun malam, udara sekitar terasa gerah karena di akhir pekan banyak yang jalan-jalan," kata Fauzan. Kemudian ia melihat ke arah atas dan sekitarnya.

"Tapi, sepertinya di sini memang bagus hawanya. Lihat, aku bisa bernafas lega dan tidak begitu gerah," kata Fauzan menggerak-gerakkan kerah bajunya. Nadia kembali hanya tersenyum. Ia kemudian melihat ke arah depan dan memandangi taman bunga yang ada di depannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com